Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
119 tindakan sebelumnya juga dikumpulkan kemudian membahas lagi apa
yang didapatkan siswa selama tindakan berlangsung. Siswa terlihat lebih antusias dan fokus mengikuti tindakan karena tidak adanya gangguan dari
siswa lain sehingga dapat berjalan dengan lancar. Siswa juga semakin memahami tentang minat karir serta langkah apa saja yang akan dilalui
untuk menuju karir tersebut. Kemudian peneliti dan siswa melakukan evaluasi bersama. Peneliti juga memberikan game motivasi agar siswa
selalu berpikir positif terhadap diri sendiri maupun orang lain. Pada
siklus II
peneliti sudah
memberikan waktu
untuk merenungkan isi biblioterapi inkubasi pada siswa. Evaluasi yang
dilakukan juga dilakukan bersama yaitu dari peneliti dan siswa. Siswa sudah banyak yang memberikan pendapat dan pendapat tersebut berbeda-
beda satu sama lain. Dengan empat tindakan yang terbagi dalam dua siklus, dapat dilihat bahwa metode biblioterapi dapat meningkatkan minat karir
siswa. Ditandai dengan siswa yang awalnya masih bingung menentukan cita-cita yang menjadi minat karirnya menjadi memahami dan yakin
dengan minat karir tersebut. Siswa juga mampu membuat langkah-langkah menuju minat karir masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Mohammad Surya 1988: 177-178 bahwa salah satu fungsi biblioterapi yaitu pembaca dapat belajar mengenai alternatif baru untuk membangun
masa depan yang konstruktif dan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mencapainya.
120 Selain itu, hasil wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling
dapat disimpulkan bahwa metode biblioterapi dapat digunakan untuk meningkatkan minat karir siswa dan belum pernah digunakan dalam
memberikan layanan. Sama dengan hasil wawancara dengan siswa yaitu sebagian besar siswa mengatakan bahwa metode biblioterapi ini dapat
meningkatkan minat karir dan menambah informasi bagi siswa. Sementara hasil dari data kuantitatif juga terjadi peningkatan yang
cukup signifikan dari pre-test, post-test I, hingga post-test II. Pada saat pre-test
, skor rata-rata siswa hanya 60,593, kemudian setelah diberikan tindakan I dan tindakan II pada siklus I, hasil post-test I mengalami
peningkatan sebanyak 37,406 dengan skor rata-rata menjadi 98. Setelah dilanjutkan dengan tindakan I dan tindakan II pada siklus II, hasil post-test
II juga mengalami peningkatan sebanyak 6,656 dengan skor rata-rata menjadi 104,656. Secara keseluruhan dari pre-test hingga post-test II
kenaikan rata-rata yang terjadi sebesar 68,847 . Perbedaan yang terjadi antara siklus I dan siklus II sangat terlihat
dengan adanya peningkatan yang terjadi dalam minat karir siswa. Selain itu, dalam siklus I siswa terlihat masih bingung tentang minat karirnya
sementara dalam siklus II setelah dilakukan beberapa tindakan siswa menjadi yakin dengan pilihan karirnya. Banyak siswa yang ragu
menentukan sekolah lanjutan mana yang akan dituju menjadi yakin untuk melanjutkan ke SMA atau SMK nantinya. Dalam siklus I sebagian siswa
yang masih ragu dalam menyampaikan pendapat dan kurang antusias
121 mengikuti tindakan, kini dapat menyampaikan pendapatnya walaupun
masih harus ditunjuk oleh peneliti terlebih dahulu. Beberapa siswa yang ramai dan bicara sendiri dengan teman sebangkunya dapat memperhatikan
peneliti dan dapat mengambil informasi yang dibutuhkan bagi dirinya. Dalam siklus I, peneliti belum memberikan waktu pada siswa
untuk merenungkan isi bacaan inkubasi, evaluasi hanya berasal dari peneliti, dan belum menggunakan game untuk memotivasi siswa. Oleh
karena itu, pada siklus II peneliti memperhatikan langkah-langkah dalam pelaksanaan
tindakan sehingga
semua hal
dapat dilakukan
agar peningkatan lebih maksimal. Selain itu, jumlah halaman dibuat lebih
sedikit dengan mempertimbangkan kebutuhan agar lebih antusias
membaca. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Mohammad Surya 1988: 178-180 yang mengatakan bahwa dalam penggunaan biblioterapi, bacaan
yang harus dibaca hendaknya lebih sedikit. Hal yang membuat siswa tidak bingung lagi yaitu siswa dapat
menentukan minat karirnya, dapat menuliskan langkah-langkah menuju minat karirnya, dan berusaha untuk mencapai minat karirnya sebagai
tujuan masa depannya. Biblioterapi yang berisi perbedaan SMA dan SMK serta pengenalan Perguruan Tinggi dapat membantu siswa menentukan
langkah selanjutnya yaitu sekolah lanjutan yang sesuai untuk menuju minat karir setelah mereka lulus. Sedangkan biblioterapi yang berisi
berbagai macam karir atau pekerjaan dapat membantu siswa mengetahui banyaknya profesi yang ada di masyarakat.
122 Dari hasil data kuantitatif dan kualitatif dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini berhasil karena terjadi peningkatan yang signifikan dari pre- test
, post-test I, hingga post-test II. Begitu juga dengan data kualitatif juga terdapat perubahan perilaku siswa menjadi lebih antusias serta lebih serius
dalam menentukan cita-cita yang menjadi minat karirnya. Jadi, metode biblioterapi yang berupa bacaan dapat meningkatkan minat karir siswa
kalas VIII F SMPN 1 Panggang.