Setting Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Desain Penelitian
50 5 Peneliti
mempersiapkan pedoman
observasi untuk
mempermudah dalam merekam semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
6 Peneliti berdiskusi dengan guru bimbingan dan konseling tentang penyampaian bahan bacaan.
7 Peneliti mempersiapkan bahan bacaan, buku, maupun literatur yang akan digunakan dalam layanan konseling yaitu biblioterapi.
b. Tindakan Menurut
Suharsimi Arikunto
2010: 18,
tindakan pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah
dibuat. Tindakan dalam penelitian ini menggunakan metode biblioterapi dengan proses sebagai berikut:
1 Sebelum pelaksanaan konseling, peneliti dan guru bimbingan dan konseling membangun komunikasi awal dengan siswa agar
dalam pelaksanaan tindakan, siswa dapat mengikuti dengan nyaman.
2 Peneliti menjelaskan pengertian, tujuan, dan langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan dengan menggunakan metode
biblioterapi. 3 Membuat komitmen dengan siswa dalam proses konseling untuk
meningkatkan minat karir, sehingga kesadaran siswa dalam pandangan karir menjadi lebih jelas.
51 4 Peneliti memberikan bahan bacaan, buku, maupun literatur yang
bertujuan untuk meningkatkan minat karir siswa. 5 Setiap siswa diberi waktu untuk membaca bahan pustaka dan
memahami isi bacaan. 6 Siswa
diberikan kesempatan
untuk bertanya
dan mengungkapkan isi dari bacaan.
7 Siswa dapat berdiskusi dan saling menyampaikan pendapatnya baik dengan siswa lain maupun dengan peneliti.
8 Siswa diminta
menyimpulkan hasil
diskusi dan
mengungkapakan perasaannya
terhadap pertemuan
dalam melaksanakan layanan biblioterapi.
9 Peneliti memberikan feedback umpan balik atau tanggapan positif dan semangat kepada siswa, sehingga siswa dapat
meningkatkan minat karirnya dengan metode biblioterapi. c. Pengamatan
Suharsimi Arikunto 2010: 18 mengemukakan bahwa pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan
tindakan. Peneliti mengamati jalannya tindakan dengan metode biblioterapi dengan menggunakan lembar observasi, catatan
mengenai respon siswa, penyampaian pendapat, tingkah laku, kesungguhan dalam mengikuti konseling, dan perasaan setelah
selesai mengikuti satu sesi biblioterapi. Peneliti mencatat dengan
52 memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus
berikutnya. d. Refleksi
Suharsimi Arikunto 2010: 19 mengungkapkan bahwa refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah
mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Kegiatan refleksi dilakukan ketika
peneliti telah selesai melakukan tindakan. Peneliti melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan
biblioterapi sehingga
dapat diketahui
keberhasilan dan
kekurangan dalam
pelaksanaan tindakan. Hal untuk mendukung evaluasi dapat dilakukan dengan
mewawancarai beberapa siswa, guru bimbingan dan konseling, serta pihak yang terlibat.
Jika dalam siklus pertama peneliti sudah yakin dengan tindakan yang diberikan dan sudah mengalami peningkatan minat
karir berdasarkan kriteria dalam perencanaan, maka penelitian selesai. Namun, jika dirasa belum mengalami peningkatan dapat
dilakukan siklus kedua dan seterusnya.