23
d. Software Testing
Pengujian perangkat lunak merupakan tahapan akhir dari proses pengembangan perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak menurut Hetzel
merupakan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengevaluasi atribut atau kemampuan sebuah program sesuai dengan hasil yang diharapkan. Sedangkan
menurut Myers pengujian merupakan proses eksekusi sebuah program atau sistem dengan maksud menemukan kesalahan Myres: 1979.
Pengujian perangkat lunak menurut Pressman merupakan salah satu elemen dari rekayasa perangkat lunak yang sering disebut dengan
Verification and Validation Testing VV. Verifikasi dilakukan untuk memastikan perangkat
lunak dapat melakukan fungsi-fungsi yang telah ditentukan. Validasi dilakukan untuk memastikan perangkat lunak sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna
Pressman, 2001: 497. Tujuan dari pengujian perangkat lunak adalah untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak, melakukan uji verifikasi dan validasi
serta menguji reliabilitas perangkat lunak yang dikembangkan. Tahap
Verification Testing meliputi: 1 White Box Testing, merupakan pengujian untuk melakukan verifikasi program secara terstruktur, program
dilakukan uji untuk menentukan benar-tidaknya program secara logika, seperti Basic Path Testing, Loop Testing dan Structure Control, 2 Black Box Testing,
merupakan pengujian berdasarkan output requirement tanpa pengetahuan
struktur internal program perangkat lunak irena, 2006. Tahap
Validating Testing meliputi: 1 Alpha Test merupakan proses pengujian validasi perangkat lunak dengan perspektif pengembang perangkat
lunak atau ahli rekayasa perangkat lunak pada lingkungan uji pengembangan
24 yang memadai, 2
Beta Test merupakan proses pengujian validasi perangkat lunak oleh pengguna yang dipilih sesuai karakteristik pengguna perangkat
lunak.
e. Kualitas Perangkat Lunak
Faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak menurut McCall terfokus pada tiga aspek peting yaitu
Products Revision, Product Transition dan Product Operation yang dapat dilihat pada gambar.
Gambar 4 . Mc Call’s Sofware Quality Factors
25 Faktor yang digunakan antara lain: 1 Faktor kualitas
correctness untuk mengetahui bahwa aplikasi yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan
pengguna secara tepat meliputi completeness, dan consistency. 2 Faktor
kualitas integrity untuk mengetahui bahwa aplikasi memiliki keamanan sistem
yang handal security. 3 Faktor kualitas reliability untuk mengetahui bahwa
aplikasi yang dikembangkan sudah dapat memberikan output yang akurat
meliputi accuracy dan simplicity. 4 Faktor kualitas usability untuk mengetahui
bahwa aplikasi dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna meliputi operability, accessibility dan navigation.
3. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi dipandang sebagai tindakan untuk menetapkan keberhasilan suatu program pembelajaran. Suatu program pembelajaran dapat dikatakan
berhasil jika telah memenuhi syarat dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia 2008 evaluasi diartikan
penilaian sedangkan mengevaluasi adalah memberikan penilaian. Hasil belajar siswa merupakan perubahan tingkah laku mencakup beberapa aspek yaitu
aspek kognitif, afektif dan psikomotoris Sudjana, 2005: 3. Sehingga hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku peserta didik secara nyata
setelah dilakukan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk memperoleh hasil belajar, maka dilakukan evaluasi atau penilaian
sebagai tindak lanjut atau cara untuk mengetahui kemampuan peserta didik. Pengetahuan terkait penilaian pendidikan yang harus dikuasai guru
diantaranya: 1 mampu memilih prosedur-prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan pembelajaran, 2 mampu mengembangkan