Jawaban Responden berdasarkan Aspek-aspek Kualitas Hidup Kualitas Hidup Responden Hubungan Kualitas Hidup dengan Aspek Fisik, Psikologis, Sosial, dan Lingkungan

Universitas Sumatera Utara melihat bahwa responden dengan memiliki kecukupan dalam pembiayaan memiliki peran penting dalam penilaian kualitas hidup. Responden menjawab “sedang”30.0 dan “seringkali” 30.0 pada pertanyaan tentang pemenuhan ketersediaan informasi sehari-harinya. Jawaban responden paling banyak dengan pertanyaan kesempatan bersenang- senangrekreasi adalah “seringkali” 26.7. Namun, jawaban “sedikit” 20.0, biasa-biasa saja 23.3. Kebanyakan responden juga mengeluhkan bahwa tidak dapat berpergian terlalu sering akibat dari terapi medis dan penyakit yang dialaminya. Jawaban responden terbanyak pada pertanyaan tentang kepuasan akses pelayanan kesehatan adalah “memuaskan” 46.7. Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden puas dengan akses layanan kesehatan, program BPJS dari pemerintah sangat membantu responden dalam mengakses layanan kesehatan yang baik dengan lebih sedikit pengeluaran. Peneliti berpendapat bahwa pelayanan kesehatan yang diterima responden adalah baik, dengan pelayanan kesehatan yang kelola oleh pihak swasta tentu memungkinkan pelayanan kesehatan mulai dari administrasi hingga intervensi yang baik dan professional.

5.2.7. Jawaban Responden berdasarkan Aspek-aspek Kualitas Hidup

Peneliti melihat responden dengan aspek fisik baik 46.7, aspek psikologis baik 60.0, aspek sosial baik 66.7, dan aspek lingkungan baik 86.7 adalah hal penting dalam penilaian kualitas hidup pasien hemodialisis, meskipun pada aspek fisik baik lebih rendah dari pada aspek fisik kurang baik tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhi aspek fisik seperti yang sudah dibahas tadi. Gurudev et al 2008 menunjukkan bahwa data skor aspek fisik adalah yang paling rendah dari aspek-aspek lainnya dengan mean 38.81, dalam diskusinya juga menyatakan bahwa aktivitas sehari-hari terganggu pada responden ESRD dimana mereka lebih bergantung pada terapi pengganti ginjal untuk bertahan hidup. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pentingnya mengetahui pekerjaan responden agar dapat memunculkan asumsi pengaruh pekerjaan dengan kualitas hidup responden. Peneliti harus juga melihat bahwa haruslah juga dinilai tingkat keparahan ESRD yang dialami responden, agar terlihat gambaran aspek fisik yang dialami responden tersebut.

5.2.8. Kualitas Hidup Responden

Hasil penilaian kualitas hidup menunjukkan bahwa responden memiliki kualitas hidup yang baik 73.3 lebih banyak dibandingkan responden yang memiliki kualitas hidup yang kurang baik 26.7. Nurcahyati 2011 dalam penelitiannya mencatat responden dengan kualitas hidup baik ada 52.6 lebih banyak daripada responden dengan kualitas hidup kurang baik 47.4. Pentingnya diketahui bahwa tingkat keparahan ESRD responden untuk menggambarkan apakah aspek fisik berpengaruh terhadap kualitas hidup, ataupun pekerjaan responden untuk melihat tingkatan aktivitas sehari-harinya dan pendapatan yang diterima oleh responden.

5.2.9. Hubungan Kualitas Hidup dengan Aspek Fisik, Psikologis, Sosial, dan Lingkungan

Uji korelasi Pearson menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara aspek fisik dengan kualitas hidup; aspek psikologis dengan kualitas hidup; aspek sosial dengan kualitas hidup; dan aspek lingkungan dengan kualitas hidup. Nilai p yang didapat adalah 0.000 p0.025. Dari gambaran-gambaran jawaban responden yang sudah dibahas di atas memungkinkan bahwa hubungan aspek fisik dengan kualitas hidup; aspek psikologis dengan kualitas hidup; aspek sosial dengan kualitas hidup; maupun aspek lingkungan dengan kualitas hidup. Peneliti melihat adanya hubungan aspek-aspek tersebut masing masing dengan kualitas hidup. Gambaran jawaban responden terhadap kualitas hidup sudah terlihat di penelitian ini, sama dengan penelitian Gurudev et al, tahun 2008 menyatakan adanya hubungan positif antara pendapatan keluarga dengan skor QOL. Hal tersebut dapat menyimpulkan adanya hubungan aspek lingkungan dengan kualitas hidup. Penelitian Gurudev et al tersebut juga melihat adanya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara hubungan positif durasi dialisis, pendapatan juga status pekerjaan yang mempengaruhi kualitas hidup dari aspek fisik.

5.2.10. Hubungan Adekuasi Hemodialisis dengan Kualitas Hidup

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Karakteristik Pasien dengan Adekuasi Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan pada Tahun 2014

0 63 57

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

3 100 81

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 15

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 2

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 5

Hubungan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Terhadap Sensitivitas Pengecapan di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

1 3 19

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN ADEKUASI HEMODIALISIS DIKLINIK SPESIALIS GINJAL DAN HIPERTENSI RASYIDA, MEDAN TAHUN 2014

0 2 14

Hubungan Adekuasi Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis Di Unit Hemodialisis Klinik Spesialis Ginjal Dan Hipertensi Rasyida Medan Tahun 2014

1 1 19

2.1.1. Pengertian Hemodialisis - Hubungan Adekuasi Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis Di Unit Hemodialisis Klinik Spesialis Ginjal Dan Hipertensi Rasyida Medan Tahun 2014

0 1 22

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang - Hubungan Adekuasi Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis Di Unit Hemodialisis Klinik Spesialis Ginjal Dan Hipertensi Rasyida Medan Tahun 2014

0 0 6