Universitas Sumatera Utara
3. Waktu pengobatan yang sebenarnya, yaitu, persis jumlah menit selama tatalaksana hemodialisis disampaikan pada dialisis minggu pertama
bukan panjang waktu tatalaksana yang ditentukan atau waktu yang telah berlalu antara menempatkan pasien pada mesin dan melepasnya .
4. Klirens efektif dialiser yang diukur dalam unit hemodialisis bukan in vitro nilai cukai yang dilaporkan oleh produsen saja.
Dua sampel hemodialisis UKM berdasarkan predialisis dan postdialisis BUN tengah minggu sudah dijelaskan dan divalidasi untuk akurasi dibandingkan
dengan klasik tiga sampel UKM.
2.3.Akses Vaskuler
Dialisis memerlukan darah pasien agar dapat terekspos dengan dialisat melewati membrane semipermeabel. Hal ini dicapai dengan menyalurkan darah
keluar tubuh pasien keluar tubuh pasien ke dialiser. Hemodialisis membutuhkan aliran darah yang tinggi antara 250-450 mlmenit. Aliran sebesar itu tidak dapat
dicapai dengan vena perifer. Sehingga dialisis membutuhkan akses vena sentral untuk menyediakan kebutuhan aliran darah tersebut. Bila dialisis dilakukan jangka
panjang maka dibutuhkan akses permanen yang ideal fistula, graft atau permacath dan kanulasi akses temporer menggunakan vena besar femoral,
subklavian atau jugular internal paling sering digunakan Cahyaningsih, 2008.
2.3.1. Jenis-jenis Akses Vaskular
Disebutkan dalam Cahyaningsih 2008, akses vascular ada dibagi dalam 2 garis besar, yaitu:
1. Akut Akut Temporer Akses akut dibutuhkan untuk pasien dengan gagal ginjal akut atau pada
pasien yang membutuhkan dialisis jangka pendek. Akses ini juga dibutuhkan oleh pasien dengan gagal ginjal kronik bila :
1. Membutuhkan dialisis segera dan belum mempunyai akses permanen 2. Akses permanen belum siap digunakan
3. Akses permanen infeksi atau mengalami thrombosis
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ini adalah contoh akses vaskular yang dipakai pada akses yang akut : Vascath percutaneus venous kateter
Vascath sebenarnya adalah nama merk dagang namun sering digunakan oleh staff dialisis sehingga semua kateter venous disebut dengan
vascath. Kateter dimasukkan pada vena besar yang ada di subclavian, femoral atau jugular internal. Kateter dapat single atau double lumen
namun yang sering digunakan adalah double lumen dan tersedia dengan panjang yang berbeda-beda. Kateter triple lumen juga tersedia
dan dapat digunakan pada pasien dengan kondisi akut yang juga membutuhkan infuse antibiotic atau nutrisi parenteral diantara dialisis.
Ahli anastesi yang memasang vascath dengan lokal anastesi. Kemudian dijahit dibagian luar, dan harus dijahit sebelum digunakan. Posisi
kateter dipastikan dengan melakukan X-Ray dada untuk akses subklavian dan jugular dan kateter kemudian dapat segera
dipergunakan.
Gambar 2.2. Contoh double lumen catheter 1 Sumber: www.akinglobal.com.tr
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Contoh double-lumen catheter 2 Sumber: www.akinglobal.com.tr
2. Kronik Akses Permanen Kronik atau akses permanen hanya digunakan oleh pasien yang harus
dilakukan dialisis permanaen atau untuk persiapan dilakukan tindakan dialisis suatu saat nanti. Akses internal seperti fistula atau graft adalah akses yang
dipilih untuk penggunaaan jangka panjang. Arterio-venous fistula
Fistula adalah anastamosis subcutaneous arteri dan vena. Fistula umumnya dibuat di kamar operasi dengan lokal anastesi oleh ahli bedah
vascular. Lengan bawah adalah tempat yang paling sering digunakan dan yang paling sering digunakan adalah arteri ulnar dan vena cephalika.
Pembuluh lain yang juga dapaat digunakan adalah arteri ulnar dan vena basilica. Anastomosis dilakukan side to side atau end to side end vena ke
side arteri atau end to end, yang biasanya menyediakan aliran lebih baik dan mengurangi risiko syndrome steal dan distensi vena pembuluh darah.
Fistula tidak dapat segera digunakan. Idealnya harus ditunggu 6-8 minggu agar matur. Vena yang kini membawa darah arteri akan mengembang dan
memungkinkan untuk dilakukan kanulasi. Bila akses menjadi masalah dan fistula berkembang dengan baik, dapat digunakan penusukan segera
dengan persetujuan dari ahli bedah vaskular Cahyaningsih, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Autogenous Arteriovenous FistulaAVF adalah pilihan pertama sebagai permanen akses vaskular, dianjurkan jangka waktu setidaknya
enam minggu untuk lulus setelah pembentukan AVF digunakan. Tambahan waktu mungkin diperlukan untuk intervensi atau bedah operasi
pada AVF untuk dewasa itu. Cangkok prosthetic arteriovenousAV dapat dikanulasi dalam waktu 2-3 minggu dari implantasi, meskipun tidak
disukai sebagai primary akses vaskular. Selain itu, AVF mungkin tidak sesuai untuk pasien dengan gagal jantung serius atau gagal pernafasan
kronis atau bagi mereka dengan sindrom yang menyebabkan rasa sakit dan iskemia perifer Kazancioglu et al, 2012.
Graft Formasi dari fistula graft dengan implantasi pembedahan
menggunakan suatu graft yang dapat berupa Dacron, graft vena umbilical, pembuluh darah bovine atau bahkan vena saphenous pasien
sendiri. Graft disambungkan dengan arteri dan vena. Biasanya dilakukan pada pasien yang mempunyai pembuluh darah kecil atau tidak adekuat
untuk dilakukan fistula namun gagal. Biasanya dilakukan di kamar operasi dengan anastesi umum. Tempat sama dengan A-V fistula namun
graft lebih sering diletakkan pada U shape Cahyaningsih, 2008. Permacath permanent vascath
Vascath permanen adalah akses alternative permanen lain bagi pasien yang gagal dilakukan fistula atau graft. Vascath ditanam di bawah kulit
untuk meminimalisir infeksi, dan terdapat cuff Dacron untuk menahan kateter dan memberikan barier lebih lanjut terhadap infeksi.
Perawatannya sama seperti vascath lain dan dapat digunakan oleh pasien selama setahun atau lebih.
Tabel 2.3: Tipe Akses Vaskular Permanen
Type of Access Potency Rates
Primary arterio-venous fistula 60-70 at 1 yr
50-65 at 2-4 yr
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PTFE graft 62-83 at 1 yr
50-77 at 2 yr Tunneled cuffed catheter
30-74 at 1 yr Subcutaneous ports attached to
catheter Device survival as high as 90 at 6 mo
Sumber: Henrich, 2012
2.3.2. Komplikasi Akses Vaskuler