Universitas Sumatera Utara
upaya di operasi pengangkatan Permcath, kondisinya memburuk dan dia meninggal.
Beberapa metode telah digunakan untuk mengelola adhesi Permcath. Hal ini diasumsikan bahwa semakin lama kateter di tempat, probabilitas adhesi ke vena
sentral meningkat. Perubahan histologi telah dibuktikan di dinding vena tambahan untuk kateter.
Gambar 2.4. Adhesi Permcath yang dikelilingi sebuah snaring wire Sumber: Beigi,
Yaribakht, Sehhat, 2013
2.4. Kualitas Hidup
Banyak dilakukan penilaian tentang kualitas hidup pada pasien ESRD, karena penyakit ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien baik dari penyakitnya
maupun dari terapi hemodialysis yang harus dijalani.
2.4.1. Pengertian Kualitas Hidup
Ferrans Powers 1994 dalam Septiwi 2011 mendefinisikan kualitas hidup sebagai suatu kesejahteraan yang dirasakan oleh seseorang dan berasal dari
kepuasanketidakpuasan dengan bidang kehidupan yang penting bagi mereka. Persepsi subyektif tentang kepuasan terhadap berbagai aspek kehidupan dianggap
sebagai penentu utama dalam penilaian kualitas hidup, karena kepuasan merupakan pengalaman kognitif yang menggambarkan penilaian terhadap kondisi
kehidupan yang stabil dalam jangka waktu lama. WHO dalam O’Connell 2004 mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu posisi mereka dalam
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kehidupan dalam konteks yang sistem budaya dan nilai di mana mereka tinggal, dan dalam kaitannya dengan tujuan mereka, harapan, standar dan keprihatinan.
2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa kualitas hidup pasien hemodialisis lebih buruk dibandingkan dengan populasi secara umum, dimana hal tersebut
berhubungan dengan perubahan fisik, psikologis, sosial dan lingkungan yang terjadi pada pasien, bisa terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya,
yaitu: a. Demografi pasien
Racki et al 2011 melakukan penelitian kualitas hidup pada pasien hemodialisis dengan analisis data demografi dan factor klinis. Data
demografi yang dianalisis adalah umur, jenis kelamin, dan pendidikan. Rostami Lessan-Pezeshki 2009 juga melakukan penelitian dengan data
demografiknya berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, status pernikahan, dan pekerjaan.
b. Terapi hemodialisis yang dijalani Septiwi 2011 menuliskan bahwa kualitas hidup pasien dipengaruhi
oleh keadekuatan terapi hemodialisis yang dijalani dalam rangka mempertahankan fungsi kehidupannya. Efektifitas hemodialisis dapat
dinilai dari bersihan ureum selama hemodialisis karena ureum merupakan indikator pencapaian adekuasi hemodialisis. Agar hemodialisis yang
dilakukan efektif perlu dilakukan pengaturan kecepatan aliran darah Qb dan akses vaskular yang adekuat.
c. Cara terapi pengganti ginjal Kualitas hidup pasien ESRD dipengaruhi oleh cara terapi pengganti
ginjal yang digunakan. Unni et al 2012 mendapatkan dalam penelitian mereka bahwa pasien yang menjalani transplantasi ginjal memiliki kualitas
hidup secara signifikan lebih baik daripada mereka yang melanjutkan perawatan hemodialisis.
d. Status fungsional
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Robinson 2010 mencatat ada beberapa faktor yang merupakan tujuan panduan NKF-KDOQI, 2002, yaitu: akses vaskular, adekuasi dialisis,
nutrisi, anemia, dan penyakit tulang. Ilayabharthi, Veerappan, Arvind 2012 mencatat dalam kesimpulan penelitiannya bahwa malnutrisi
protein-energi sangat tinggi dalam studi kohort mereka dengan menggunakan Kidney Disease Quality of Life KDQoL-36 mencatat
bahwa dapat mempengaruhi Mental Component Summary MCS sangat signifikan.
e. Depresi Lee et al 2009 mendapatkan hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa depresi adalah umum pada pasien HD dan terkait dengan beban gejala peningkatan dan penurunan kualitas hidup yang berhubungan
dengan kesehatan di Korea. Wijaya 2005 meneliti 61 orang di RSCM Jakarta dan RS PGI Cikini Jakarta mendapatkan prevalensi depresi pada
pasien sakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sebesar 31.1. Sebagian besar komponen kualitas hidup pasien yang mengalami depresi
lebih rendah dibandingkan dengan pasien sakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis tanpa mengalami depresi.
2.4.3. Metode Konsep Kualitas Hidup