Uji Aktivitas Antibakteri TINJAUAN PUSTAKA

19 4. Nilai Osmosis Medium yang paling cocok bagi kehidupan bakteri ialah medium yang isotonik terhadap isi sel bakteri. Jika bakteri ditempatkan di dalam suatu larutan yang hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri akan mengalami plasmolisis. Sebaliknya, bakteri yang ditempatkan di dalam air suling akan kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri, dengan kata lain bakteri dapat mengalami plasmoptisis Dwidjoseputro, 1978. 5. Nutrisi Jasad renik heterotof membutuhkan nutrien untuk kehidupan dan pertumbuhannya, yakni sebagai: 1 sumber karbon, 2 sumber nitrogen, 3 sumber energi, 4 dan faktor pertumbuhan, yakni mineral dan vitamin. Nutrisi tersebut dibutuhkan untuk membentuk energi dan menyusun komponen– komponen sel. Setiap jasad renik bervariasi dalam kebutuhannya akan zat–zat nutrisi tersebut Waluyo, 2004.

2.12 Uji Aktivitas Antibakteri

Menurut Pratiwi, 2008, pengujian aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan cara 2 cara yaitu: 1. Cara difusi Metode difusi digunakan untuk menentukan aktivitas agen mikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media Agar yang telah ditanami mikroorganisme, dimana agen antimikroba akan berdifusi pada media Agar tersebut. Area jernih disekitar piringan mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media Agar. Universitas Sumatera Utara 20 2. Cara dilusi Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu: a. Dilusi cai borth dilution Metode ini mengukur KHM kadar hambat minimum dan KBM kadar bunuh minimum. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM. b. Dilusi padat solid dilution Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat solid. Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji bebarapa mikroba uji. Universitas Sumatera Utara 21

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode eksperimental parametrik meliputi pembuatan sabun madu transparan menggunakan minyak kelapa murni VCO, minyak kelapa sawit dan minyak kedelai, kemudian menguji sifat fisik pH, tinggi busa dan tegangan permukaan dari sabun madu transparan yang dihasilkan dan menguji aktivitas antibakterinya. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia, Laboratorium Farmasi Fisik dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, thermometer FISONS, UK, hot plate FISONS, UK, timbangan digital Mettler Toledo, cetakan sabun, pH meter Hanna Instruments, W-Germany, tensiometer Du Nuoy Kruss, Germany, autoklaf Fison, inkubator Memmert, oven Fisher, Laminar Air Flow Cabinet Astec HLF 1200L, pipet mikro Eppendorf, jangka sorong Kenmaster, jarum ose, pinset, cakram kertas Macherey-Nagel, spektrofotometer Visibel Dynamica Halo Vis-10.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sabun madu transparan adalah minyak kelapa murni VCO Niha Oil, minyak kelapa sawit Sunco, minyak kedelai Mama Suka, madu Trumon, Aceh Selatan, natrium hidroksida 30, asam stearat, etanol, gliserin, TEA dan akuades. Universitas Sumatera Utara