10
2.5 Mekanisme Kerja Sabun
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang dan ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul bersifat hidrofobik dan larut dalam
zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun tidak sepenuhnya larut
dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel, yakni segerombol molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelompok
dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air Fessenden dan Fessenden, 1986. Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsikan kotoran berminyak
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat
nopolar, seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang
menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung, tetapi tetap
tersuspensi Fessenden dan Fessenden, 1986. Nilai sabun yang sesungguhnya terletak pada kemampuannya
menghilangkan mikroorganisme secara mekanis. Seperti deterjen lain, sabun dapat mengurangi tegangan permukaan sehingga meningkatkan sifat pembasahan
air yang di dalamnya terlarut sabun. Air sabun dapat mengemulsikan dan menghilangkan minyak dan kotoran. Mikroorganisme menjadi terperangkap di
dalam busa sabun dan hilang setelah dibilas dengan air. Berbagai macam zat kimia dicampurkan dalam sabun untuk meningkatkan aktivitas germisidalnya
Pelezar dan Chan, 1976.
Universitas Sumatera Utara
11
2.6 Peran Asam Lemak dalam Sabun
Sifat-sifat dari produk sabun yang dihasilkan ditentukan oleh kualitas dan komposisi asam-asam lemak yang digunakan. Secara umum, asam lemak dengan
panjang rantai karbon kurang dari 12 dapat menimbulkan iritasi kulit, sementara asam lemak dengan panjang rantai karbon lebih dari 18 menghasilkan sabun yang
memiliki kelarutan yang sangat rendah Barel, et al., 2001.
2.7 Madu