Sterilisasi Alat Pembuatan Agar Miring Pembuatan Inokulum Bakteri .1 Pembuatan Inokulum Bakteri Metode Pengujian Efek Aktivitas Antibakteri Secara In Vitro

26 3.4 Pembuatan Media 3.4.1 Media Nutrient Agar NA Komposisi: Lab-lemco powder 1 g Yeast extract 2 g Peptone 5 g Sodium chloride 5 g Agar 15 g Sebanyak 28 g serbuk nutrient agar NA disuspensikan dalam air suling hingga 1000 ml. Suspensi dipanaskan hingga seluruh bahan larut sempurna. Larutan tersebut disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit Bridson, 1998.

3.4.2 Media Nutrient Broth NB

Komposisi: Lab-lemco powder 1 g Yeast extract 2 g Peptone 5 g Sodium chloride 5 g Sebanyak 13 g serbuk nutrient broth NB disuspensikan dalam air suling hingga 1000 ml. Suspensi dipanaskan hingga seluruh bahan larut sempurna. Larutan tersebut disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit Bridson, 1998.

3.5 Sterilisasi Alat

Alat-Alat yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri ini, disterilkan terlebih dahulu sebelum dipakai. Alat-alat gelas disterilkan di dalam oven pada suhu 170°C selama 1 jam. Media disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Jarum ose dan pinset dipijar dengan lampu Bunsen Waluyo, 2004. Universitas Sumatera Utara 27

3.6 Pembuatan Agar Miring

Sepuluh mililiter media nutrient agar NA dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung kemudian diletakkan dengan kemiringan 30-45°C dan dibiarkan pada suhu kamar hingga media memadat. Media disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 5 o C Lay dan Hastowo, 1994. 3.7 Pembuatan Stok Kultur Bakteri 3.7.1 Pembuatan stok Kultur bakteri Staphylococcus epidermidis Sebanyak satu ose koloni bakteri Staphylococcus epidermidis diambil dengan menggunakan jarum ose steril, lalu diinokulasikan pada pemukaan media nutrient agar NA miring dengan cara menggores menggunakan jarum ose steril, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2°C selama 18 - 24 jam Ditjen POM, 1995.

3.7.2 Pembuatan stok Kultur bakteri Escherichia coli

Sebanyak satu ose koloni bakteri Escherichia coli diambil dengan menggunakan jarum ose steril, lalu diinokulasikan pada pemukaan media nutrient agar NA miring dengan cara menggores menggunakan jarum ose steril, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2°C selama 18 - 24 jam Ditjen POM, 1995. 3.8 Pembuatan Inokulum Bakteri 3.8.1 Pembuatan Inokulum Bakteri Staphylococcus epidermidis Koloni bakteri Staphylococcus epidermidis diambil dari stok kultur bakteri dengan menggunakan jarum ose steril, lalu disuspensikan dalam tabung reaksi Universitas Sumatera Utara 28 yang berisi 10 ml media nutrient broth NB steril, diinkubasikan pada suhu 35 ± 2 o C selama 2 - 3 jam sampai didapat kekeruhan dengan transmitan 25 menggunakan alat spektrofotometer visible pada panjang gelombang 580 nm Ditjen POM, 1995. 3.8.2 Pembuatan Inokulum Bakteri Escherichia coli Koloni bakteri Escherichia coli diambil dari stok kultur bakteri dengan menggunakan jarum ose steril, lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media nutrient broth NB steril, diinkubasikan pada suhu 35 ± 2 o C selama 2 - 3 jam sampai didapat kekeruhan dengan transmitan 25 menggunakan alat spektrofotometer visible pada panjang gelombang 580 nm Ditjen POM, 1995. 3.9 Pembuatan Larutan Sabun Dengan Berbagai Konsentrasi 3.9.1 Konsentrasi 5 bv Sabun madu transparan yang dihasilkan terlebih dahulu dipotong-potong hingga halus kemudian ditimbang 5 g potongan sabun lalu dilarutkan dengan 100 ml akuades steril.

3.9.2 Konsentrasi 10 bv

Sabun madu transparan yang dihasilkan terlebih dahulu dipotong-potong hingga halus kemudian ditimbang 10 g potongan sabun lalu dilarutkan dengan 100 ml akuades steril.

3.9.3 Konsentrasi 20 bv

Sabun madu tranaparan yang dihasilkan terlebih dahulu dipotong-potong hingga halus kemudian ditimbang 20 g potongan sabun lalu dilarutkan dengan 100 ml akuades steril. Universitas Sumatera Utara 29

3.10 Metode Pengujian Efek Aktivitas Antibakteri Secara In Vitro

Ke dalam cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum, kemudian ditambahkan 20 ml media nutrient agar steril yang telah dicairkan, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Cakram kertas diameter 6 mm direndam ke dalam larutan uji dengan berbagai konsentrasi dan diletakkan diatas permukaan media agar, kemudian diinkubasi pada suhu 35 ± 2°C selama 18 - 24 jam. Diameter daerah hambat di sekitar cakram kertas diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali. Perlakuan sama terhadap sabun madu transparan yang menggunakan VCO, minyak kelapa sawit palm oil dan minyak kedelai soybean oil. Data hasil pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 59 - 60. Universitas Sumatera Utara 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemerikasaan Sifat Fisik Sabun Madu Transparan

Pemeriksaan sifat fisik sabun seperti pH, tinggi busa dan tegangan permukaan dilakukan terhadap sabun madu transparan yang menggunakan minyak kelapa murni VCO, minyak kelapa sawit dan minyak kedelai, dengan maksud untuk mengetahui apakah ketiga sabun madu tansparan memiliki sifat fisik yang berbeda. Hasil sifat fisik ketiga sabun madu transparan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

4.1.1 Hasil Pengukuran pH Dari Ketiga Sabun Madu Transparan

Data hasil pengukuran pH dari ketiga sabun madu transparan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran pH Dari Ketiga Sabun Madu Transparan No. Konsentrasi sabun madu transparan bv pH Sabun VCO Sabun Minyak Kelapa Sawit Sabun Miyak Kedelai 1. 0,001 6,70 6,73 6,80 2. 0,005 6,73 6,76 6,86 3. 0,010 6,76 6,83 6,90 4. 0,020 6,80 6,90 6,96 5. 0,030 6,86 6,93 7,10 6. 0,040 7,03 7,13 7,23 7. 0,050 7,20 7,26 7,30 8. 0,060 7,33 7,36 7,46 9. 0,070 7,50 7,53 7,56 10. 0,080 7,53 7,60 7,66 11. 0,090 7,63 7,70 7,73 12 0,100 7,73 7,80 7,86 Universitas Sumatera Utara