Pengertian Nasionalisme KAJIAN PUSTAKA

16 apabila hal tersebut menjadi perantara untuk mencapai hal lain. Contoh dari nilai insintrik adalah kepemilikan pengetahuan karena diartikan sebagai kebaikannya sendiri. Sedangkan contoh nilai eksintrik adalah kedisiplinan belajar, kelengkapan sarana yaitu nilai yang menjadi perantara tercapainya pemilikan pengetahuan seseorang. 3. Nilai personal dan nilai sosial, nilai-nilai yang bersifat personal terjadi dan terkait secara pribadi atas dasar dorongan-dorongan yang lahir secara psikologis dalam diri seseorang, sedangkan nilai-nilai yang besifat sosial lahir karena adanya kontak psikologis maupun sosial dengan dunia yang disikapi. 4. Nilai subyektif dan nilai objektif, nilai subjektifitas mencerminkan tingkat kedekatan subyek dengan nilai yang diputuskan oleh dirinya: sentimental, emosi, suka dan tidak suka memainkan peran dalam menimbang dan memutuskan nilai. Berbeda dengan nilai subjektifitas, nilai objektif mencerminkan tingkat kedekatan nilai dengan obyek yang disifatinya.

C. Pengertian Nasionalisme

Sunarso, dkk 2002, 10 menyatakan nasionalisme adalah formalisasi dan rasionalisasidari kesadaran nasional. Sedangkan menurut Rukiyati, dkk nasionalisme adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Karena kuatnya rasa yang dimiliki maka timbullah rasa cinta bangsa dan tanah air. 17 Pendapat lain mengenai nasionalisme adalah pendapat dari Anderson 2008: 13 memahami nasionalisme sebagai komunitas khayalan imagined community yang disatukan oleh persahabatan yang mendalam yang di mana anggota- anggotanya diyakini menciptakan sebuah kesatuan yang utuh dan kuat. Dalam konteks nasionalisme Indonesia Anderson 2008: 14 mengatakan bahwa nasionalisme dalam pengertian tradisional masih sangat dibutuhkan. Toto Permanto 2012: 86 mendefenisikan nasionalisme sebagai suatu paham yang berisi kesadaran bahwa tiap-tiap warga negara merupakan bagian dari suatu bangsa Indonesia yang berkewajiban mencintai dan membela negaranya. Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dijabarkan di atas, dalam penelitian ini peneliti merujuk kepada pendapat yang dikemukakan oleh Toto Permanto bahwa nasionalisme merupakan kesadaran setiap warga negara bahwa tiap-tiap warga negara merupakan bagian dari suatu bangsa Indonesia sehingga berkewajiban mencintai dan membela negara. Nasionalisme dapat juga digunakan sebagai rasa ungkapan cinta pada tanah air, ras, bahasa, yaitu bentuk dari makna Bhineka Tunggal Ika di mana Indonesia terdiri dari banyak pulau dengan banyak budaya dan suku bangsa namun Indonesia tetap satu. Di Indonesia nasionalisme juga tercermin dari ideologi bangsa yang dimiliki yakni Pancasila. Arif Rohman 2009: 42 mengemukakan ideologi Pancasila memiliki lima prinsip nilai yang bersifat dasar staat fundamental norms yang merupakan ajaran dasar yang dipedomani oleh seluruh warga bangsa baik 18 dalam tataran individu maupun kelompok. Kelima nilai dasar itu adalah sebagai berikut. a. Ketuhanan Yang Maha Esa Pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan keyakinan pada Tuhan. Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari misalnya saling menghormati, memberi kesempatan dan kebebasan menjalankan ibadah, serta tidak memaksakan atau kepercayaan pada orang lain. b. Kemanusiaan yang adil dan beradab Pada sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bangsa Indonesia mengakui, menghargai dan memberikan hak dan kebebasannya yang sama pada tiap warganya, akan tetapi dalam pelaksanaannya harus tetap menghormati hak- hak orang lain untuk menjaga toleransi. c. Persatuan Indonesia Pada sila Persatuan Indonesia bangsa Indonesia lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Pelaksanaannya dalam kehidupan dengan cara mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan golongan, suku, atau individu. Sila yang ketiga ini menegaskan komitmen dan pendirian warga negara untuk mengutamakan, memperhatikan dan menjaga keutuhan bangsa dan negara. 19 d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Pada sila yang keempat bangsa Indonesia mengakui untuk mengambil keputusan yang menyangkut orang banyak dilaksanakan dengan cara musyawarah mufakat. Pelaksanaan musyawarah mufakat ini untuk menghargai perbedaan pendapat. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Pada sila yang kelima bangsa Indonesia mengakui dan menghargai warganya untuk mencapai kesejahteraan sesuai dengan hasil usahanya, tetapi dalam pelaksanaannya tidak boleh merugikan orang lain. Sehingga keadilan akan terwujud diseluruh masyarakat.

D. Nilai-Nilai Nasionalisme