Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

52 d. Data Sarana dan Prasarana Tabel 4. Sarana dan Prasarana No Jenis Fasilitas Jenis Barang Jumlah Ruangan 1 Ruang KelasTeori 6 2 Ruang KS 1 3 Ruang Guru 1 4 Ruang UKS 1 5 Perumahan Penjaga 1 6 Ruang Perpustakaan 1 7 WC Murid 4 8 WC guru 4 9 Masjid 1 10. Ruang Lab Komputer 1 11 Ruang Kesenian 1 12 Ruang Dapur 1 13 Ruang Guru 1 14 Ruang kapala sekolah 1 15 Ruang tata Usaha 1 16 Ruang Atfa 1 17 Ruang Lab. 1 18 Ruang aula 1 19 Gudang 2 Sumber: Tata Usaha SDN Suryodiningratan 2

B. Hasil Penelitian

Pada sub-bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian. Hasil penelitian ini berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, maupun observasi. Penelitian yang dilakukan adalah mengenai bagaimana internalisasi nilai nasionalisme dalam Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi “Al Latif” di SD Negeri Suryodiningratan 2 Yogyakarta 53

1. Pemahaman Guru Tentang Nasionalisme

Internalisasi nilai nasionalisme akan berhasil salah satunya dengan dukungan dari guru, sehingga pemahaman nasionalsime guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran khususnya dalam interaksi langsung dengan peserta didik. Berdasarkan dari hasil analisis wawancara yang telah dilaksanakan peneliti pada 9 Mei – 9 Agustus 2016 diketahui bahwa pemahaman guru tentang nasionalisme adalah rasa mencintai dan memiliki bangsa dan tanah air dengan berbagai ragam budaya dan suku bangsa. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Ms pada wawancara, menyatakan nasionalisme adalah rasa kita memiliki akan kondisi tanah air kita yang beraneka macam ragam suku bangsa dan budaya. Hal ini juga diperkuat dengan perrnyataan yang disampaikan oleh Bapak Am yang menyatatakan nasionalisme itu adalah mencintai bangsa dan negara, termasuk dengan semua isinya. Berdasarkan hasil analisis data wawancara yang peneliti peroleh dilapangan dapat diketahui bahwasannya pemahaman guru tentang nasionalisme adalah rasa memiliki dan mencintai bangsa dan tanah air dengan beraneka ragam suku bangsa dan budaya sehingga mencintai seluruh isi ranah air.

2. Pentingnya Internalisasi Nilai Nasionalisme dalam Madrasah

Diniyah Takmiliyah Terintegrasi “Al Latif” Berdasarkan analisis hasil wawancara yang telah peneliti lakukan menyebutkan nilai nasionalisme sangat penting untuk diterapkan sejak dini 54 kepada peserta didik, dikarenakan adanya krisis moral maka dengan memberikan pemahaman agama yang baik akan mewujudkan rasa saling menghormati serta mewujudkan akhlak yang baik pada peserta didik. Pemahaman agama diberikan agar peserta didik dapat memiliki akhlak yang baik, dengan akhlak yang baik maka peserta didik dapat memilah antara hal yang baik dan hal yang buruk. Pembiasaan melakukan perbuatan baik adalah salah satu upaya yang dapat menghindarkan diri peserta didik dari tindakan tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain baik serta dapat menghindari hal-hal yang dapat memunculkan permusuhan. Maka, kebersamaan dan rasa saling menghargai dapat mewujudkan perdamaian. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Am yang menyatakan bahwa “Sangat- sangat penting, yang paling penting itu memberikan pemahaman agama dan baca Alquran dan juga tentang pembelajaran lainnya bagaimana berkehidupan agama yang baik, karena apa karena setiap umat beragama itu saling menghormati antara satu dengan lainnya. Saat kerukunan terbangun maka nasionalisme akan terintenalisasi” WAm23 Mei 2016 Hal senada juga diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Ms selaku Kepala Madrasah Diniyah Takmilyah Terintegrasi di SD Negeri Suryodiningratan 2 Yogyakarta yaitu: “Jelas sangat penting, justru karena sekarang ini krisis moral, justru peranan akhlak akan sangat penting kalau akhlaknya kuat akidah nya kuat Insyaallah kita tidak akan main- main, kan basisinya ada disitu. Kalau lepas dari akidah dan akhlak apa yang akan terjadi? Nasionaisme akan hancur.” WMs11 Mei 2016 Berikut ini adalah pemaparan yang disampaikan oleh Ibu Im selaku wali kelas IV: 55 “Sangat penting jika madin meningkatkan akhlak guna menunjang nilai nasionalisme yang dimiliki anak, padahal yang namanya rasa nasionalisme itu salah satu dari implementasi akhlak itu menurut saya ya mbak, jadi akhlak dulu baru implementasi kecintaan, kalau kecintaan itu hanya teori ya. Waktu madin itu kan teori nya dulu walaupun dalam pelajaran agama, pkn, dan yang lainnya sudah terbesit disana cuma dikokohkan lagi dengan madin, mungkin tidak tersurat cuma tersirat dan itu anak anak juga belum bisa memahami secara total kalau kita tidak bisa memberi rambu- rambu atau penjelasan mungkin anak anak kalo ditanya juga kurang paham kecuali kalo kitanya selalu setiap ada peringatan pahlawan itu diselipkan jadi mereka ingat kembali arti maknanya itu apa terus perbuatan yang mengena untuk kemaknaan rasa cinta bangsa itu bagaimana kalo enggak anak- anak ya lupa lagi mba.” WIm 9 Mei 2016 Dari pemaparan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa pentingnya nilai Nasionalisme bagi peserta didik dikarenakan adanya krisis moral yang terjadi pada lapisan masyarakat yang dapat mempengaruhi perilaku anak. Nilai nasionalisme diterapkan dengan memberikan pemahaman agama dan pembelajaran seperti bagaimana berkehidupan agama yang baik karena setiap umat beragama saling menghormati sehingga dari situlah akan muncul kerukunan. Manfaat pemahaman agama dalam internalisasi nilai nasionalisme dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki pemahaman agama yang baik maka akidah dan akhlak akan menjadi baik, sebaliknya jika seseorang tidak memiliki akidah dan akhlak yang baik maka Nasionalisme akan hancur. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengen memberikan sebuah tindakan nyata sehingga saat anak melakukan itu akan jauh lebih berarti daripada anak hanya melihat atau mendengar saja, maka adengan akhlak ini anak akan mewujudkan dalam tindakan nyata tidak hanya secara teori. Arti penting dari implementasi terhadap internalisasi nilai-nilai nasionalisme 56 adalah menjaga tiap-tiap individu dari pengaruh luar yang semakin mudah seiring berkembangnya era globalisasi saat ini. Tidak semua kemajuan di era globalisasi sekarang ini membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang memiliki sikap nasionalisme, tentunya semua lapisan masyarakat tidak menginginkan pengaruh negatif. Berikut adalah jam pelaksanaan kegiatan Madrasah Diniyah Takmilyah Terintegrasi Al Latif: Tabel 5. Jam Kegiatan No Kelas Waktu Belajar Hari 01 1 2 10:30-12:00 WIB Selasa, Rabu, Kamis 02 3, 4, 5 6 12.30- 14.00 WIB Selasa, Rabu, Kamis Sumber: Arsip KUA Mantrijeron

3. Manfaat internalisasi Nilai Nasionalisme dalam Madrasah Diniyah

Takmiliyah Terintegrasi” Al Latif” Nilai nasionalisme dapat dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran, dapat dalam materi pelajaran dan juga dalam pembiasaan perilaku dan keteladanan. Berikut adalah pemaparan yang disampaikan oleh Bapak Am mengenai manfaat Internalisasi nilai nasionalisme pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi: “Manfaatnya sangat jelas ya dengan diinternaslisasikannya nilai nasionalisme maka anak akan tau berapa banyak ragam yang perbedaan yang ada di negara kita ini, untuk anak SD ya dengan mengetahui perbedaan maka anak harus dibiasakan dengan menghargai perbedaan tersebuat baik bahasa, agama, suku bangsa dan lain lainnya kan. saat dia ssekolah dijenjang lebih tinggi dia juga akan mendapat teman teman baru dengan macam asal usul kan, baik asal daerah yang beda, sikap yang beda maka nanti anak 57 dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan baik di sekolah maupun dimasyarakat ya” WAm23 Mei 2016 Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyatan yang disampaikan oleh Bapak Ms: “Manfaaat nya agar anak anak jangan inklusif, memiliki toleransi yang tinggi kesamaan di dalam menjaga keutuhan NKRI, sekarang ini kan terlihat terkotak- kotak kan, kalau nilai-nilai nasionalisme kita ditanamkan sedini mungkin nanti kan berkembang di pendidikan dijenjang berikutnya.” WMs11 Mei 2016 Hal yang senada pula disampaikan oleh Ibu En: “Manfaatnya anak anak itu kecintaanya terhadap negaranya sendiri itu dia punya rasa cinta sehingga kita sebenarnya rasa mencintai tanah air itu kalau ada teori teori untuk bisa latian peran atau apa. Tapi kan sekarang tidak” WEn23 Mei 2016 Pemaparan dari hasil wawancara diatas menunjukkan dengan internalisasi nilai nasionalisme pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi “Al Latif” adalah peserta didik dapat mengetahui aneka ragam perbedaan yang ada di negara Indonesia, sehingga anak dapat diajarkan bagaimana menghargai dan menghormati perbedaan, dan juga dengan diajarkan menghargai dan menghormati perbedaan maka akan muncul rasa toleransi kepada sesama yang akan memunculkan kebersamaan dan kerukunan, dengan menanamkan nilai-nilai nasionalisme sedini mungkin pada tingkat sekolah dasar makan akan membantu anak dalam belajar pada jenjang pendidikan berikutnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arif Rohman 2009: 42 mengemukakan ideologi Pancasila memiliki lima prinsip nilai yang bersifat dasar staat fundamental norms yang merupakan ajaran dasar 58 yang dipedomani oleh seluruh warga bangsa baik dalam tataran individu maupun kelompok, menghargai perbedaan dalam beragama merupakan wujud sikap pelaksanaan sila yang pertama. Pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan keyakinan pada Tuhan. Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari misalnya saling menghormati, memberi kesempatan dan kebebasan menjalankan ibadah, serta tidak memaksakan atau kepercayaan pada orang lain.

4. Membina Akhlak Peserta Didik dengan Internalisasi Nilai

Nasionalisme pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif Akhlak peserta didik dapat dikembangkan denga berbagai cara, dengan akhlak yang baik peserta didik dapat berperilaku sesuai dengan ajaran yang benar. Syauiqi Bei dalam Drs. H Kahar Masyur 1994: 3 menyatakan bahwa hanya saja bangsa itu kekal, selama berakhlak. Bila akhlak telah lenyap, maka lenyap pula bangsanya. Untuk itu sangat penting akhlak dimiliki oleh peserta didik. Berikut adalah analsisi hasil wawancara yang telah dilakukakn oleh peneliti mengenai membina aklhak peserta didik dengan menginternalisasikan nilai nasionalisme pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif. Bapak Am menjelaskan bagaimana keterkaitan nilai nasionalisme dalam membina akhlak anak sebagai berikut: “Kata kuncinya adalah menghargai menghormati perbedaan, karena ketika kita bisa menghargai dan menghormati tentu nanti ketika ada banyak perbedaaan di masyarakat dan negara ini itu bisa 59 saling memahami. Jadi akhlak yang baik itu dengan memberi contoh contoh yang baik ya menghormati orangtua dan sebagainya. Untuk nilai nasionalisme akan terinternalisasi dengan sendirinya tentunya ketika ada rasa hormat satu dengan yang lainnya, dan juga kan kadang ada guru yang memberikan cerita yang menarik tentang akhlak tentang budi pekerti, tentang bagaimana berakhlak baik. Maka muncul kerukunan dengan cara menghargai menghormati, kita diperuntukkan di SD Negeri mba, tentu sudah ada di sekolah itu beda agama tapi mereka tidak mungkin memisahkan perbedaan dan mereka tetap bermain bersama nah itu tanpa disadari itu muncul rasa menghormati menghargai toleransi rukun karena pada dasarnya menghargai dan menghormati adalah fondasi nasionalisme” WAm23 Mei 2016 Didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Ms: “Mata pelajaran nya adalah mendukung pendidikan agama yang ada di sekolah dasar diperkuat dengan adanya materi-materi tambahan misalnya akidah akhlak fiqih tauhid serta sejarah Islam. Dalam SKI ada tercover sehingga anak tidak merasa inklusif, jangan sampe terjadi pemecahan antar golongan, antar ras itu jangan sampe.” WMs11 Mei 2016 Mencermati dari hasil analisis data wawancara maka dapat disimpulkan bahwa internalisasi nilai nasionalisme dapat membantu membina akhlak peserta didik yang dilakukan dengan cara memberikan contoh- contoh baik kepada peserta didik atau dikatakan dengan membiasakan peserta didik berperilaku dengan baik seperti menghargai pendapat teman, menghormati orang yang lebih tua, menghargai dan menghormati adalah fondasi nasionalisme adanya rasa hormat maka nasionalisme akan muncul. Cara lain yang dilakukan adalah dengan menceritakan cerita kepahlawanan dan kenabian, dengan begitu peserta didik dapat memahami dan meneladani perjuangan para pendahulunya. Materi pelajaran pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif adalah mendukung 60 pendidikan agama yang ada di sekolah di mana didalamnya dimasukkan materi materi tambahan seperti akhlak, akidah, dan sejarah Islam, sehingga ada kesrasian dalam belajar adanya pemahaman agama yang baik dan disatukan dengan nilai nasionalisme maka tidak akan terjadi perpecahan antar golongan dan ras sehingga muncullah persatuan.

5. Materi Pelajaran yang menunjang nilai Nasionalisme dalam

Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif Nilai nasionalisme dapat diinternalisasikan dalam materi- materi yang diberikan di dalam kelas, baik diberikan dengan pembiasaan dan keteladanan, dengan media visual seperti pemutaran film pembacaan cerita dan lain- lain, dengan cara tersebut makan peserta didik akan melihat dan mendengar sehingga anak akan jauh lebih memahami. Berikut adalah hasil wawancara yang peneliti dapatkan saat wawancara, yang petama adalah pemaparan dari Ibu En: “Materi pelajaran ada kepahlawanan dan kenabian, kan di dalam agama Islam kan ada khalifah Umar bin Khatab , ali, itu kan mereka pemimpin pemimpin sosok pemimpin yang luar biasa kadang kita ambil dari situ kemudiaan kalo di Negara kita ini kan banyak ada RA Kartini Pangeran Diponegoro banyak sekali karena dengan cerita cerita itu anak jadi tumbuh semangat” WEn23 Mei 2016 Satu pernyataan diatas menunjukkan bahwa nilai nasionalisme diberikan dengan materi pelajaran di mana di dalamnya dimasukkan unsur kepahlawanan dan kenabian, dalam sejarah Islam dimasukkan cerita khalifah salah satunya adalah Umar Bin Khatab dan dalam sejarah bangsa 61 Indonesia adalah Pahlawan Nasional seperti RA. Kartini dan Pahlwan Diponegoro. Hal serupa juga dikatakan oleh pesertaa didik dalam wawancara: Guna memperkuat pernyataan yang disampaikan oleh Ibu En maka peneiliti akan memberikan pemaparan berikutnya yaitu yang disampaikan oleh Bapak Am: “Materinya ya seperti yang ada di profil ya mba keagamaan, tapi didalamnya juga ada akhlak, materi pokoknya ada Al quran, baca tulis Al Quranya mba ada hadist ada akidah ada fiqih, akhlak juga. Kalo akhlak tentu sering, pembelajaran menjadi anak yang baik bagaimana menghormati orangtua. Krisis kita sekarang saat ini kan yang paling besar adalah selain persoalan kenakalan dan pemahaman agama dan yang lain ada narkoba dan miras itu sebenarnya adalah degradasi moral. Kurikulumnya sementara ini masih kombinasi karena kurikulum bakunya kita kendala dibuku ajarnya kita masih ada beberapa buku yang kita pinjam dari Madrasah Ibtidaiyah” WAm23 Mei 2016 Menambahkan berkaitan materi pelajaran yang diberikan oleh Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif guna menunjang nilai nasionalisme adalah dengan materi keagamaan seperti Al Quran, hadist, aqidah dan fiqih, dalam akhlak adalah dengan memberikan ajaran dan contoh untuk menghormati orang tua. Kurikulum yang digunakan Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif adalah kombinasi dengan kurikulum baku, dikarenakan masih kurangnya literasi buku.

6. Nilai-nilai Nasionalisme yang diinternalisasikan dalam Madrasah

Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif Pelaksanaan Internalisasi nilai nasionalisme dalam Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi di SD Negeri Suryodiningratan 2 62 Yogyakarta dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah melalui kegiatan pembelajaran. Analisis hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dikatakan bahwasannya pelaksanaan internalisasi nilai nasionalisme pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif dilakukan dengan pembiasaan saling menghargai dan menghormati seperti menyayangi sesama, menghormati orang tua, disipilin dan berani. Karakter yang dikembangkan adalah pribadi peserta didik yang hubul wathon yaitu memiliki rasa cinta kepada negara. Pembinaan akhlak peserta didik adalah upaya yang dilakukan oleh Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif dalam memperbaiki sikap dan kepribadian peserta didik di mana salah satunya adalah dengan menginternalisasikan nilai nasionalsme. Saat berada dilapangan melakukan observasi peneliti masuk kedalam kelas, ustdadzah memberikan materi mengenai sepuluh akhlak baik pada manusia, diantaranya adalah taqwa, sabar, tawadhu, bersyukur, jujur, saling menyayangi, rajin belajar, disiplin pada tata tertib, cinta pada kebersihan, serta mencintai tanaman dan binatang. Internalisasi nilai nasionalisme melalui pembelajaran yang mendukung pendidikan agama di sekolah dan pembiasaan kepada anak untuk saling menghormati baik kepada guru, teman, orang tua dan menghormati pendapat teman, membiasakan tolong menolong dan peduli maka akan muncul kebersamaan dan kerukunan sehingga anak tidak merasa inklusif. 63 Hasil wawancara yang didapatkan dari beberapa peserta didik menunjukkan kebersamaan dan kerukunan sudah terwujud dalam pelaksanaan hali ini diperkuat dengan pernyataan Dv, Ds, dan Sf fimana mereka saling membantu teman jikan ada teman yang sedang kesusahan. Internalisasi nilai nasionalisme dalam Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi, sikap tolong menolong, sikap peduli kepada teman, menghormati orang tua dan menyanyangi sesama, dan juga menghargai perbedaan terlihat dari bagaimana peserta didik menghargai pendapat teman, ditambahkan lagi dengan meneladani kisah nabi dan pahlawan. Hal ini sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti saat berada dikelas peserta didik saling membantu saat teman yang sudah bias membaca Al Quran mengajarkan temannya mengaji yang masih Iqro, setelah peserta didik selesai mengerjakan tugas yang diberikan setelah mengaji maka peserta didik dapat berdoa dan pulang dengan bersalaman dengan ustad dan ustadzah yang mengajar dan juga bersalaman dengan peneliti saat peneliti melakukan observasi di dalam kelas. Ustad dan ustadzah tidak memberikan hukuman kepada peserta didik yang terlambat masuk kelas ataupun ramai di kelas, peringatan diberikan berupa nasihat agar anak tidak mengulangi kesalahannya lagi.

7. Faktor Pendukung Internalisasi Nilai Nasionalisme dalam

Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif di SD Negeri Suryodiningratan 2 Yogyakarta 64 Saat melakukan penelitian peneliti menemukan ada beberapa faktor pendukung yang menunjang berjalannya Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi, seperti yang disampaikan oleh Bapak Am: “Faktor pendukung proses pembelajaran itu tidak lepas dari dana, kemudian yang ukuran dari luasnya itu faktor pendukung nya regulasi itu lewat MOU tadi kita sudah punya payung hukum, saya mau bergerak sendiri langsung saya dimarahi orang sampean ini negara hukum sampean main ngajar ngajar aja ga bisa, ini negara hukum. Jadi faktor pendukung nya sudah ada MOU antara Pemerintah agama dan Pemerintah Kota, kemudian tadi sudah ada MOU dengan Pemerintah Kota dan DIKNAS. Dan juga sekolah, karena di sekolah itu ada kepala sekolah dan guru guru yang mendukung prosesnya, pendanaan kita bersyukur mulai Januari sampe Desember besok selama satu tahun secara operasional kita dibantu oleh Basnas RP 1.500.000,00” WAm23 Mei 2016 Faktor pendukung yang lain dapat disimpulkan pula dari pemamaparan yang disampaikan oleh Ibu Rn: “Madin ini kerjasama antar Departemen Agama dan Dinas Pendidikan ya terus itu memang program dari Kemenag yang terintegrasi di sekolah negeri kalau di sekolah swasta kan banyak misalnya di Muhammadiyah atau Ibtidaiyah tapi yang terintegrasi di SD Negeri itu baru ada di Yogyakarta, jelas saya setuju sekali karena memang juga sangat membantu proses pembelajaran siswa.” Melalui pemaparan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa hal-hal yang menjadi faktor pendukung dalam berjalannya Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi yang pertama adalah adanya pendanaan di mana pendanaan operasional dibantu oleh BASNAS selama satu tahun penuh sebesar Rp 1.500.000,00 setiap bulannya yang digunakan untuk uang konsumsi dan biaya transportasi pengajar atau ustad dan ustadzah kemudian adalah berdirinya dan berjalannya Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi di SD Negeri Suryodiningratan 2 Yogyakarta 65 memiliki landasan hukum dan MOU yang kuat, dan yang terakhir adalah adanya dukungan penuh dari pihak sekolah sehingga ada kerjasama yang baik pada kelas sekolah dan kelas saat Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi dilaksanakan, MOU Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi terlampir

8. Faktor Penghambat Internalisasi Nilai Nasionalisme dalam

Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif di SD Negeri Suryodiningratan 2 Yogyakarta Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif terbilang sabagai lembaga yang masih baru, program unggulan Kemenag bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan direstui oleh Bapak Walikota Yogyakarta ini adalah yang pertama kali menjadi sasaran objek pelaksanaan yang diresmikan pada 9 Oktober 2015 sehingga dalam pelaksanaannya memiliki faktor penghambat. Ibu En menyatakan sebagai berikut: “Hambatannya kalo kita mengajar karena MDTT ini kan klasikal ya pada mungkin pengajarnya karena di MDTT itu membaca al quran kan nyimak satu persatu kaya privat gitu ya jika itu hanya diajarkan dengan satu guru dengan jumlah anak rata rata 23 24 itu kan sangat kurang sedangkan kita kalo mau mencari pengajar atau ustad nya banyak kan terbentur pada dana.” WEn23 Mei 2016 Senada dengan pernyataan di atas, berikut adalah pemaparan yang diberikan oleh Bapak Ms pada 11 Mei 2016 hambatan pada kegiatan MadrasahDiniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif adalah kurangnya ustad dan ustadzah. 66 Ditambahkan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Am: “Faktor penghambat bisa jadi pemicu, sebagai lembaga yang masih baru tentu salah satunya bukan faktor penghambat yang butuh hal yang kurang itu adalah buku-buku karena memang lembaga ini jalurnya tidak lewat kementrian agama meskipun kerjasamanya dengan kementrian agama, kalau madrasah diniyah takmiliyah yang dikelola masyarakat memang ada bantuan- bantuan buku” WAm23 Mei 2016 Maka dengan menyatukan pemaparan yang disampaikan tersebut maka ditemukan hal-hal yang menajdi faktor penghambat daiantaranya adalah kurangnya literasi buku-buku materi dan yang kedua adalah jumlah ustad dan ustadzah pengajar yang sedikit di mana apabila akan menambahkan tenaga pengajar maka akan terbentur pada pendanaan. Berkaitan dengan jumlah ustad dan ustadzah berikut adalah tabel daftar nama pengajar serta anggaran kegiatan Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif: Daftar Tenaga Pengajar Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif SD Negeri Suryodiningratan 2 Yogyakarta: 67 Tabel 6. Nama Pengajar Madrasah Diniyah Takmilyah Terintergrasi No Nama Pengampu kelas 1 Siti Jumroh Wali kelas I 2 Yuristanto Saputro Pendamping kelas I 3 Umi Astuti, S. Pd.I Wali kelas II 4 Dwi Atiqoh, S.Sos Pendamping kelas II 5 Siti Zaimah Munizar, S.Pd.I Wali kelas III 6 Rahmayani Nashihatun Aminah Pendamping kelas III 7 R. Hisbana Rokhman, S. Ag Wali kelas IV 8 Arvan Zufri, S. Pd.I Pendamping kelas IV 9 Sumiran, S. Pd.I Wali kelasV 10 Ahmad Zuhdi, SE Pendamping kelas 11 Tri Sartika Dewi Puspitasai, S. Pd.I Wali kelas VI 12 Suharyanto, SE Pendamping kelas VI Sumber: Arsip KUA Mantrijeron Biaya anggaran pengeluaran pelaksanaan Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif SD N Suryodiningratan 2 Yogyakarta. Pengeluaran diantaranya untuk keperluan alat tulis kantor dan baiaya transport pengajar. Berikut adalah rekap dana kegiatan per bulan. a. Spidol Board Marker dan stopmap plastik Rp 75.000,00 b. Transport Tenaga Pengajar 68 Tabel 7. Admistrasi MDTT Al Latif No Nama Jumlah Kehadiran Jumlah 1. Siti Jumroh, SE 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 2. Yuristanto Saputro - - 3. Umi Astuti, S. Pd.I 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 4. Dwi Atiqoh, S.Sos 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 5. Siti Zaimah Munizar, S.Pd.I 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 6. Rahmayani Nashihatun Aminah 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 7. R. Hisbana Rokhman, S. Ag 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 8. Arvan Zufri, S. Pd.I 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 9. Sumiran, S. Pd.I 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 10. Ahmad Zuhdi, SE 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 11. Tri Sartika Dewi Puspitasari, S. Pd.I 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 12. Suharyanto, SE 12x Rp 10.000,00 Rp 120.000,00 Sumber: Arsip KUA Mantrijeron

9. Evaluasi

Evaluasi merupakan hal yang wajib dilakukan saat di mana sebuah program maupun kegiatan dilaksanakan, termasuk dalam Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif ini. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kegiatan berjalan bagaimana hasilnya dan hal apa aja yang harus diperbaiki maupun dirubah, untuk itu peneliti akan memaparkan data hasil analisi wawancara berkenaan bagaimana evaluasi yang dilakukan oleh pihak Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif. Tentu harus sdengan adanya struktur organisasi yang baik. 69 Sebuah organisasi maupun lembaga harus memiliki susunan pengurus demi memudahkan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab, hal yang sama juga dimiliki oleh Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif, berikut adalah susunan pengurus dalam kegiatan Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif: Tabel 8. Susunan organisasi Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif Pembina Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Yogyakarta Kepala KUA Kecamatan Kota Yogyakarta Kepala SD Suryodiningratan 2 Kota Yogyakarta Kepala Madrasah Masykuri, S.Pd.I Bidang Kurikulum H Nunuk Rijojo Adi, M.Ag Bidang Kesiswaan Aminuddin, S.Ag.,M.Si Bendahara Nanik Lira Agustin, SH Tata Usaha Rudi Yuliantoro, S.Kom Staf Tata Usaha Endah Sri Umaryani, S. Ag Humas, Publikasi dan Dana Ahmad Zuhdi, SE Staf Humas, Publikasi dan Dana Arvan Zufri, S.Pd.I Sarana dan Perlengkapan Agus Sunu Widardi Staf Sarana dan Perlengkapan Ngadiono Sumber: Arsip KUA Mantrijeron Evaluasi dilakukan dengan menyatukan beberapa pihak, pihak Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi Al Latif, sekolah, dan wali murid, dilaksanakan dengan mengadakan rapat tertutup maupun rapat terbuka, di mana didalamnya membahas hal apa saja yang harus diperbaiki 70 dan ditambahkan guna memperbaiki system kerja para ustad dan ustadzah. Berikut pemaparan yang disampaikan oleh Ibu En: “Alhamdulillah untuk evaluasi pihak sekolah menanggapi dengan bagus dan memang mendorong karena kan kemudian menjadi seperti suatu unggulan karena tidak semua sekolah itu ada MDTT nya, jadi saya kira sekolah malah bersyukur malah senang” WEn23 Mei 2016 Ditambahkan dengan pemaparan yang disampaikan oleh Bapak Am: “Sementara kita adakan pertemuan dengan wali murid ini antusuias sekali, daripada anaknya bermain di luar, lebih baik diopeni di sekolah. Untuk jadwal beda beda mbak, kelas satu dan dua itu jam 10.30 untuk kelas 3 sampai 6 jam 12..30 sampe jam 14.00.” Evaluasi yang dilaksanakan belum mengikutsertakan guru dan evaluasi dilaksanakan dengan mengundang wali murid. Wali murid menangggapi kegiatan Madrasah Diniyah Takmiliyah Terintegrasi sebagai kegiatan yang sangat positif.

C. Pembahasan