Persatuan Pelajar Indonesia PPI Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
8
Mungkinkah Pertanian Organik di Indonesia? Peluang dan Tantangan
Husnain
Faculty of Life and Environmental Science, Shimane University, Matsue, Japan. Email:
a049217matsu.shimane-u.ac.jp
Haris Syahbuddin
Graduate School of Science and Technology, Kobe University, Kobe, Japan Email:
harissyahbuddinyahoo.com
Diah Setyorini
Balai Penelitian Tanah. Puslitbangtanak. Deptan. Jl. Juanda 98. Bogor. Indonesia Email:
soil-fertilityindo.net.id
1. Pendahuluan
Akhir-akhir ini dikalangan praktisi, ilmuwan, dan petani marak digunakan istilah produk
organik, mulai dari makanan organik seperti sayur organik, beras organik, buahan organik,
bahkan sampai ayam atau sapi organik. Selain bidang pangan juga digunakan istilah
fashion organik dan mainan organik. Lebih jauh lagi mulai banyak dikenal pengobatan
secara organik yang tidak lain mensuplai pasien dengan makanan organik. Seiring
dengan peningkatan pendapatan, pendidikan serta wawasan beberapa kalangan
masyarakat Indonesia mulailah berkembang pangsa pasar produk organik di tanah air.
Trend pertanian organik di Indonesia, mulai diperkenalkan oleh beberapa petani yang
sudah mapan dan memahami keunggulan sistim pertanian organik tersebut. Beberapa
ekspatriat yang sudah lama hidup di Indonesia, memiliki lahan yang luas dan ikut
membantu mengembangkan aliran pertanian organik tersebut ke penduduk di sekitarnya.
Kemudian beberapa mantan perwira yang memiliki hoby bercocok tanam juga sekarang
beramai-ramai mulai membenahi lahan luas yang dimiliki mereka dan mempekerjakan
penduduk sekitarnya sekaligus alih teknologi. Disamping itu banyak lembaga non
pemerintah NGO yang bertujuan mengembangkan sistim pertanian organik di
Indonesia melalui pembinaan sumberdaya manusia ataupun bertujuan menggapai pasar
organik di luar negri. Meskipun beberapa petani sudah mulai
mengembangkan dan bertani secara organik sejak lama, sebagai contoh kebun pertanian
organik Agatho di Cisarua sudah lebih 10 tahun eksis dalam sistim pertanian organik,
namun perkembangan pertanian organik di Indonesia baru dimulai sejak 4-5 tahun yang
lalu. Jauh tertinggal dibandingkan dengan Jepang, Belanda, Perancis, Itali, Amerika, dll.
2. Pengertian Pertanian
Organik
Sebenarnya apa itu pertanian organik, dan mengapa produk organik tersebut bisa
menjadi tidak terjangkau oleh masyarakat kita sendiri apalagi oleh petani. Dan mungkinkah
sistim pertanian organik ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam rangka ketahanan
pangan dan sustainabilitas lahan pertanian di Indonesia.
Cikal bakal pertanian oganik sudah sejak lama kita kenal, sejak ilmu bercocok tanam
dikenal manusia. Pada saat itu semuanya dilakukan secara tradisonal dan
menggunakan bahan-bahan alamiah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian dan
ledakan populasi manusia maka kebutuhan pangan juga meningkat. Saat itu revolusi
hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan
pangan. Dimana penggunaan pupuk kimia sintetis, penanaman varietas unggul
berproduksi tinggi
high yield variety ,
penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami peningkatan. Namun
belakangan ditemukan berbagai permasalahan akibat kesalahan manajemen
di lahan pertanian. Pencemaran pupuk kimia, pestisida dan lainnya akibat kelebihan
pemakaian bahan-bahan tersebut, ini berdampak terhadap penurunan kualitas
lingkungan dan kesehatan manusia akibat selalu tercemar bahan-bahan sintetis tersebut.
Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai
UTAMA
Persatuan Pelajar Indonesia PPI Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
9
disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang
bebas dari cemaran bahan kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat.
Sejak itulah mulai dilirik kembali cara pertanian alamiah back to nature. Namun
pertanian organik modern sangat berbeda dengan pertanian alamiah di jaman dulu.
Dalam pertanian organik modern dibutuhkan teknologi bercocok tanam, penyediaan pupuk
organik, pengendalian hama dan penyakit menggunakan agen hayati atau mikroba serta
manajemen yang baik untuk kesuksesan pertanian organik tersebut.
Pertanian organik di definisikan sebagai” sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas,
dan berkelanjutan” [1]. Lebih lanjut IFOAM International Federation of Organik
Agriculture Movements menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian
yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan
aktivitas biologi tanah. Serifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan,
pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh
badan standardisasi. Dalam hal ini penggunaan GMOs
Genetically Modified Organisme
tidak diperbolehkan dalam setiap tahapan pertanian organik mulai produksi
hingga pasca panen [3]. Sejauh ini pertanian organik disambut oleh
banyak kalangan masyarakat, meskipun dengan pemahaman yang berbeda.
Berdasarkan survey ke lahan petani di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang
dilakukan Balai Penelitian Tanah, berbeda pemahaman tentang pertanian organik di
beberapa petani tergantung pengarahan yang sampai ke petani. Petani di Jawa Barat
umumnya lebih maju karena mereka umumnya adalah petani yang sudah mapan,
dan yang dikembangkan adalah sayuran serta buah-buahan seperti salak Pondoh.
Sedangkan di Jawa Tengah, selain buahan seperti Salak juga mulai dikembangkan padi
organik. Dalam hal ini Pemda Jateng mendukung sepenuhnya petani yang mau
menanam padi secara organik, antara lain dengan cara membeli produksi petani sampai
produksinya stabil dan petani bisa mandiri. Seperti contoh, kabupaten Sragen di Jawa
Tengah mencanangkan gerakan Sragen Organik. Sedangkan di Jawa Timur,
umumnya berkembang kebun buahan organik seperti apel organik. Terlepas dari
apakah itu benar-benar sudah merupakan produk organik ataukah belum, sebagaimana
akan dibahas nanti, perkembangan pertanian organik ini perlu mendapat arahan dan
perhatian serius pemerintah.
3. Komponen Pertanian Organik a. Lahan
Gambar 1. Areal pertanian organik di Asia
Source: SOEL-Survey, February 2004 [5]
Lahan yang dapat dijadikan lahan pertanian organik adalah lahan yang bebas cemaran
bahan agrokimia dari pupuk dan pestisida. Terdapat dua pilihan lahan: 1 lahan
pertanian yang baru dibuka, atau 2 lahan pertanian intensif yang dikonversi untuk lahan
pertanian organik. Lama masa konversi tergantung sejarah penggunaan lahan, pupuk,
pestisida dan jenis tanaman. Berdasarkan kesesuaian lahan di Indonesia hanya 10
yang layak dijadikan lahan pertanian Peta kesesuaian lahan, Puslitbangtanak.
Mengingat lahan yang bisa diandalkan mendukung pertanian organik adalah lahan
yang tergolong subur dan juga mempertimbangkan sumber air dan potensial
cemaran dari lahan non organik disekitarnya. Luasan lahan pertanian organik di dunia