Pengertian Konservasi Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

INOVASI Vol.4XVIIAgustus 2005 Persatuan Pelajar Indonesia PPI Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 34 dengan menggunakan formula tertentu seperti jumlah alel, persentase loci banyaknya jenis-jenis kode protein, variasi genetik, struktur genetik, arus gen gene flow , identitas genetik dan jarak genetik didalam populasi maupun antara populasi-populasi tersebut. Saat ini banyak program analisa kuantitas genetik yang tersedia gratis melaui internet. Faktor komputer sangat memegang peranan penting sehingga diperoleh hasil yang dapat dianalisa mengenai kondisi genetik suatu populasi tumbuhan. Begitu pula analisa dengan metode DNA yang memerlukan duplikat rantai DNA primer sehingga akan diketahui deret DNA suatu populasi tumbuhan dan ada tidaknya suatu perkawinan diantara tumbuhan pada populasi yang berbeda atau bahkan justru tidak adanya variasi genetik diantara populasi yang ada. Apabila terjadi pada kasus terakhir tadi dengan adanya homogenus pada kondisi genetiknya berimplikasi pada penyusutan populasi dan kecenderungan kearah kepunahan tumbuhan tersebut maka perlu adanya konservasi pada habitat populasi tersebut berada.

3. Interpretasi terhadap Analisa Data Genetik

Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Jepang mengadopsi Teknik Analisa Genetik Populasi untuk melindungi habitat suatu tumbuhan yang terancam punah. Contohnya pada tumbuhan Psychotria nervosa Rubiaceae di Florida Selatan Amerika Serikat. Pada tahun 1940 tumbuhan tersebut tidak diperhatikan dan habitatnya dijadikan sebagai usaha konsesi penebangan kayu dan pertanian. Setelah diserahkan ke Pemerintah Amerika maka lahan tersebut dihutankan kembali dan sejak tahun 1964 tumbuh lagi menjadi habitat namun setelah dianalisa struktur genetiknya ternyata tidak ada variasi genetiknya dan disimpulkan bahwa habitat jenis tumbuhan tersebut harus segera dilindungi [6]. Begitu juga kebijaksanaan Pemerintah Jepang dalam revisi mengenai Daftar Merah Jenis Tanaman di Jepang bekerjasama dengan Komite Spesies yang Terancam Kepunahan - Perhimpunan Taksonomi Tumbuhan TST-JSPT menilai terjadinya penurunan populasi pada spesies Magnolia Magnolia tomentosa dan Shimejitamuraso Salvia isensis [5]. Secara kebetulan untuk jenis Salvia isensis sedang kami teliti dan analisa melalui isozim hasilnya tidak ada variasi genetiknya sama sekali. Kesimpulan sementara bahwa terjadinya desakan populasi Salvia isensis sehingga hanya terdapat di puncak-puncak gunung oleh adanya isolasi iklim yang berkaitan dengan tidak adanya penyerbukan atau perkawinan antara populasi data tidak dipublikasikan, 2004. Meskipun potensi kelangkaan dapat diasosiasikan dengan tidak ada variasi genetik dan populasi yang kecil namun sebenarnya secara praktek masih belum jelas karena ukuran populasi efektif setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Hal ini seperti diungkapkan oleh [4] bahwa tanda-tanda suatu populasi mendekati kategori punah ditandai dengan pergantian faktor-faktor seperti ukuran populasi, derajat isolasi dan penyusutan. Ketika hal ini terjadi maka segera strategi manajemen untuk menanggulangi diterapkan. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran variasi genetik yaitu menurunnya variasi genetik didalam populasi itu sendiri. hal ini disebabkan karena hilangnya heterozygot variasi gen dan bahkan alelnya tetap atau terkunci. Faktor yang lain yaitu meningkatnya perbedaan genetik diantara populasi-populasi yang ada. Isolasi bisa saja sebagai faktor utama baik isolasi oleh jarak, geografi gunung, sungai, pulau, dll, ekologi kondisi tanah, reproduktif tidak bisa kawin, dll. Apabila hal ini terjadi maka akan muncul jenis baru spesiasi; berasal dari bahasa Latin: species dan dibahasa Inggriskan; speciation yang mampu beradaptasi pada lingkungannya secara alami dan jangka panjang.

4. Prospek dan Kendala Genetika Populasi di Indonesia di Masa Mendatang

Indonesia terletak di daerah tropis yang bersuhu rata-rata minimum 22 °C dan maksimum 34 °C [3] atau kondisi panas yang menguntungkan bagi perkembangan penyerbuk tumbuhan atau polinator. Beberapa penyerbuk yang mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkawinan antar tumbuhan yaitu lebah, kupu-kupu, burung, dan serangga kecil yang lain. Proses penyerbukan dari satu tumbuhan ke tumbuhan lain memang terjadi secara tidak langsung yaitu saat lebah, kupu-kupu atau burung menghisap nektar bunga, maka