Persatuan Pelajar Indonesia PPI Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
13
organik yang dihasilkan [4]. SNI sistim pangan organik ini merupakan dasar bagi
lembaga sertifikasi yang nantinya juga harus di akreditasi oleh Deptan melalui PSA Pusat
Standarisasi dan Akreditasi.
SNI Sistem pangan organik
disusun dengan mengadopsi seluruh materi dalam dokumen standar
CACGL 32 – 1999, Guidelines for the
production, processing, labeling and marketing of organikally produced foods
dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi Indonesia.
Bila dilihat kondisi petani di Indonesia, hampir tidak mungkin mereka mendapatkan label
sertifikasi dari suatu lembaga sertifikasi asing maupun dalam negri. Luasan lahan yang
dimiliki serta biaya sertifikasi yang tidak terjangkau, menyebabkan mereka tidak
mampu mensertifikasi lahannya. Satu-satunya jalan adalah membentuk suatu
kelompok petani organik dalam suatu kawasan yang luas yang memenuhi syarat
sertifikasi, dengan demikian mereka dapat pembiayaan sertifikasi usaha tani mereka
secara gotong royong. Namun ini pun masih sangat tergantung pada kontinuitas produksi
mereka.
5. Tantangan Pertanian Organik, di bidang Riset, Ekonomi dan Lingkungan
Berbagai permasalahan seputar pertanian organik dapat diatasi dengan kesungguhan
petani dengan bantuan pemerintah dalam memfasilitasinya, dengan demikian
diharapkan sistem pertanian organik dimasa yang akan datang dapat berkembang menjadi
salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri. Untuk itu diperlukan
penelitian mendalam terhadap sistim pertanian organik ini. Banyak bidang
penelitian yang terkait dalam mendukung perkembangan pertanian organik. Dimulai
dari kajian tentang penyediaan mikroba yang dapat mendekomposisi bahan organik dalam
waktu singkat, sehingga penyediaan pupuk organik dapat terpenuhi Kemudian
pengetahuan tentang kesesuaian tanaman yang ditanam secara multikultur, dan
pemutusan siklus hama dengan rotasi tanaman. Hingga saat ini belum ada hasil
penelitian yang dapat menjelaskan hal tersebut, petani hanya mencoba-coba dari
beberapa kali pengalaman mereka bercocok tanam tersebut.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara alami merupakan hal terberat dalam
sistim pertanian. Kegagalan panen merupakan ancaman besar buat petani,
sehingga sangat dibutuhkan riset tentang bahan alami yang mengandung bahan
insektisida dan penerapannya dalam pertanian. Pengetahuan akan perbaikan
lahan dengan sistim pertanian organik sudah diketahui, namun sejauh mana sistim ini
menjaga keberlangsungan lahan pertanian perlu diketahui melalui penelitian neraca hara
dalam jangka waktu panjang. Kajian di segi pemasaran dan ekonomi juga akan
sangat berperan dalam menembus pasar internasional produk organik Indonesia.
6. Kesimpulan
Perkembangan pertanian organik di Indonesia dapat menjadi suatu alternatif
pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia dalam jangka panjang. Sasaran jangka
pendek dari sistim pertanian organik ini adalah kesadaran masyarakat dan petani
akan perlunya melestarikan lahan dan menjaga lingkungan dengan mengurangi
penggunaan bahan kimia sintetis seperti pupuk kimia dan pestisida dan berusaha
semampunya memanfaatkan bahan-bahan alami disekitar mereka. Dan untuk jangka
panjang, potensi pasar produk organik di dunia terbuka lebar bagi Indonesia. Namun
demikian potensi lahan yang dapat dijadikan lahan pertanian organik sangat kecil.
Sehingga lahan pertanian non organik masih menjadi andalan produksi pangan di
Indonesia, namun setidaknya kebutuhan pasar akan produk organik dapat terpenuhi
oleh petani.
Daftar Pustaka
[1] BP2HP Deptan. 2000. Leaflet. Go Organik 2010.
[2] Balai Penelitian Tanah. 2004. Leaflet.
Pengelolaan Lahan Budidaya Sayuran Organik.
[3] IFOAM 2005. http:www.ifoam.org
. [4]
SNI 01-6729-2002. Standar Nasional Indonesia. Sistem pangan organik. Badan
Standarisasi Nasional. [5] Statistics Organik.2004. The World of