Interpretasi terhadap Analisa Data Genetik

INOVASI Vol.4XVIIAgustus 2005 Persatuan Pelajar Indonesia PPI Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 35 serbuk sari melekat pada dinding perut atau dada atau bagian lain yang akhirnya hinggap pada tumbuhan sejenis ditempat lain dan serbuk sari yang terbawa melekat pada kepala putik tumbuhan tersebut, hingga terjadi perkawinan atau pembuahan didalam kandungan benihnya ovul. Perkawinan silang tersebut menghasilkan variasi genetik dan dari variasi genetic ini akan berpengaruh terhadap morfologi atau bentuk fisik. Seperti misalnya terjadinya hybrid atau varitas atau spesies baru. Sebagai contoh adanya 37 varitas rambutan, beberapa spesies pisang hutan, durian, jambu-jambuan, dan lain-lain. Penelitian genetik populasi dengan menggunakan teknik Isozim menggunakan peralatan yang relatif lebih murah dibanding peralatan dengan teknik DNA. Alat-alat tersebut antara lain alat elektroforesis dengan ukuran 40x45 cm persegi dapat dengan mudah dibuat dari bahan fiberglas begitu juga plat cetakan gel serta saker pewarna staining shaker . Faktor yang menjadi kendala bagi perkembangan bidang genetik populasi yaitu terbatasnya peneliti yang mempunyai keahlian dibidang genetik populasi, belum adanya universitas yang mengkhususkan di bidang genetik populasi, keterbatasan dana untuk membeli bahan kimia yang masih impor dengan harga sangat mahal, fasilitas pendukung lain yang sangat kurang seperti sarana listrik yang belum memadai, fasilitas komputer yang belum lengkap, referensi pustaka masih sangat kurang, dan kerjasama antar lembaga masih belum terkoordinasi. Untuk itu perlu adanya korporasi dibidang keahlian antara lembaga yang bergerak dibidang pendidikan universitas dan perguruan tinggi dan penelitian LIPI, BPPT dan pusat-pusat penelitian Departemen Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Perindustrian. Sehingga kerjasama penelitian antara instansi dapat lebih maju dan sesuai penerapannya di masyarakat.

5. Kesimpulan

Sudah saatnya Indonesia yang kaya dengan keanekaragaman hayati memikirkan usaha konservasi hutan secara efektif. Perlindungan terhadap areal hutan tidak hanya wilayah sumber air atau hulu aliran sungai akan tetapi juga habitat alami dimana suatu populasi tumbuhan endemik atau tumbuhan yang terancam punah berada. Penggunaan teknik analisa genetik populasi dengan elektroforesis yaitu enzim atau protein elektroforesis dan analisa DNA mampu sebagai alternatif untuk memberi batasan konservasi tumbuhan yang terancam punah tersebut. Meskipun sedikit mahal akan tetapi apabila pelaksanaannya antar instansi atau pusat penelitian secara bersama-sama maka akan lebih efisien. Daftar Pustaka [1] Anonim. 1994. World Bank Development Report. World Bank, New York, AS. [2] Anonim. 1999. PP RI No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan satwa. ProFauna Indonesia Indonesia, Jakarta. [3] Badan Meteorologi dan Geofisika. 1997. Pusat Data BMG. Jakarta. [4] Ellstrand, N.C. dan D. R. Elam. 1993. Population Genetic Consequence of Small Population Size: Implications for Plant Conservation .Annu. Rev. Ecol. Syst . 24: 217-242. [5] Matsuda, H., et al , 2003. Assessing the Impact of the Japanese 2005 World Exposition Project on Vascular Plants` Risk of Extenction. Chemosphere Vol. 53 4 pp. 325-336. [6] Sarah dan Heywood, 1988. Spatial Genetic Structure in a Population of Psychotria nervosa . I. Distribution of Genotypes. Evolution 424. pp. 834-838