Anda punya ‘network’ ? Evaluasi

INOVASI Vol.4XVIIAgustus 2005 Persatuan Pelajar Indonesia PPI Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 71 ternyata Anda dipanggil, test apa yang diberikan dan bagaimana dengan interviewnya. Evaluasi kelebihannya, untuk Anda tingkatkan, dan pelajari kekurangannya untuk Anda perbaiki.

9. Susunan CV

CV atau ‘Curriculum Vitae’ adalah daftar riwayat hidup seseorang yang berisi pengalaman kerja, keahlian dan kualifikasi, pendidikan, serta data pribadi. Sebaiknya, Anda memulai daftar riwayat hidup dari yang terbaru, baru mundur ke belakang. Bila Anda belum pernah bekerja, CV dibatasi satu halaman saja. Ingat jangan sekali-kali menuliskan pada CV anda sesuatu pengalaman yang anda sendiri tidak mengalaminya. Memang seseorang terkadang merasa gengsi dengan pengalaman yang dia miliki karena merasa kalah pengalaman. Percayalah pada diri Anda sendiri bahwa Anda mempunyai kelebihan yang orang lain tidak punya INOVASI Vol.4XVIIAgustus 2005 Persatuan Pelajar Indonesia PPI Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 72 Lebih Dekat dengan Kang Hasan Pada Kolom Tokoh INOVASI edisi kali ini, INOVASI berhasil mewawancarai salah satu warga kita yang sudah sangat tidak asing lagi. Hasanudin. Namun dia lebih sering dipanggil dengan sebutan KANG Hasan walau asalnya dari Pontianak. Tokoh kita kali ini cukup dikenal di kalangan mahasiswa Indonesia di Jepang. Sebagai anggota PPI Jepang, dia banyak memberikan masukan-masukan terhadap situasi dan kondisi yang terjadi di tanah air di milis warga PPI Jepang. Kritikannya yang tajam kadang membuat warga milis tidak bisa melewatkan apa yang ditulisnya begitu saja. Humor yang ceplas ceplos pun kerap dilontarkannya. Untuk lebih dekat melihat siapa tokoh kita kali ini, simaklah wawancara berikut dengan Kang Hasan ditengah-tengah kesibukan beliau yang sedang meniliti sifat optik pada DNA. Terima kasih sebelumnya nih Kang Hasan, atas waktu yang telah diberikan. Kalau boleh tahu mohon ceritakan tentang latar belakan Kang Hasan. Saya lahir di sebuah pulau terpencil di pantai selatan Kalimantan Barat, dan tinggal di situ hingga saya tamat SD. Setelah itu saya melanjutkan pendidikan di madrasah tsanawiyah, di ibukota propinsi. Saya sangat menikmati pelajaran di madrasah yang porsi pelajaran agamanya sampai 40 persen, dan bahkan saya sempat bercita-cita untuk secara serius mendalami agama. Karenanya saya berniat melanjutkan ke Pesantren Gontor setelah tamat madrasah tsanawiyah. Sayang, cita-cita saya itu kandas. Orang tua saya keberatan mengirim saya ke Jawa, utamanya karena tidak mampu menanggung biayanya. Akhirnya saya masuk ke jalur pendidikan umum dengan melanjutkan ke SMA negeri. Sejak kelas 2 SMA saya mulai tertarik dengan Ilmu Fisika. Ini karena guru Fisika saya ketika itu sangat pandai dalam mengajar. Dia selalu mengajak kami melakukan eksperimen di lab sekolah kami yang sederhana, dengan peralatan yang terbatas. Saya kemudian termotivasi dan memilih untuk melanjutkan pendidikan saya ke Jurusan Fisika, FMIPA UGM tahun 1987. Sayang, setelah memilih untuk secara serius menekuni Ilmu Fisika, saya merasakan bawah Fisika tak lagi menarik. Mungkin karena bobot pelajarannya lebih sulit, jauh di atas kapasitas intelektual saya, sehingga saya jadi frustrasi. Tahun pertama kuliah saya malah sempat berfikir untuk berhenti dan ikut ujian masuk ke program studi lain pada tahun berikutnya. Karena berbagai alasan akhirnya niat itu saya batalkan. Pada saat yang sama saya mulai terlibat dalam aktivitas organisasi kampus. Aktivitas ini memberi saya kesempatan untuk bergaul luas dengan berbagai tokoh di dunia social science seperti Amien Rais, Syafiie Maarif, dan sebagainya. Dunia ini jauh lebih menarik dari studi saya, sehingga saya sempat kuliah secara asal-asalan selama beberapa semester. Akhirnya karena kesadaran bahwa saya harus lulus dan melepaskan diri dari tanggung jawab orang tua, saya paksakan diri untuk kembali menekuni kuliah, dan lulus pada awal tahun 1994. Tamat kuliah saya langsung mendapat pekerjaan sebagai Field Engineer di sebuah anak perusahaan Pertamina, di lapangan minyak Sumatera Selatan. Jenis pekerjaan yang menantang dan tidak membutuhkan Ilmu Fisika yang rumit-rumit serta gaji yang tinggi sebetulnya cukup menarik buat saya. Hanya saja suasana kerja di tengah hutan itu membuat saya yang biasa bergaul luas sebagai aktivis mahasiswa jadi tidak betah. TOKOH