Alasan terpilihnya produk mocaf dan tapioka di dalam penelitian ini dikarenakan produk setengah jadi ini merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan produk-produk olahan seperti yang telah disebutkan. Akibat pentingnya proses pengolahan atau proses agroindustri di daerah ini, maka perlu
suatu kajian untuk mengetahui berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari produk tepung mocaf dan tepung tapioka.
Berdasarkan latar belakang ataupun alasan-alasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang perbandingan value added produk tepung
mocaf dan tepung tapioka dalam usaha pengolahan ubi kayu di daerah penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang didapat antara lain:
1. Bagaimana proses pengolahan Tepung Mocaf dan Tepung Tapioka di daerah
penelitian? 2.
Bagaimana pendapatan pelaku usaha pembuatan Tepung Mocaf dan Tepung Tapioka di daerah penelitian?
3. Bagaimana nilai tambah yang dihasilkan akibat pengolahan sampai menjadi
Tepung Mocaf dan Tepung Tapioka di daerah penelitian? 4.
Bagaimana perbandingan nilai tambah yang dihasilkan akibat pengolahan ubi kayu menjadi Tepung Mocaf dan hasil pengolahan ubi kayu menjadi Tepung
Tapioka di daerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1.
Untuk mengidentifikasi proses pengolahan Tepung Mocaf dan Tepung Tapioka di daerah penelitian.
2. Untuk menganalisis pendapatan pelaku usaha pembuatan Tepung Mocaf dan
Tepung Tapioka di daerah penelitian. 3.
Untuk menganalisis nilai tambah yang dihasilkan akibat pengolahan sampai menjadi Tepung Mocaf dan Tepung Tapioka di daerah penelitian.
4. Untuk membandingkan nilai tambah yang dihasilkan akibat pengolahan ubi
kayu menjadi Tepung Mocaf dan hasil pengolahan ubi kayu menjadi Tepung Tapioka di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Sebagai bahan informasi bagi para pengelola agroindustri mocaf dan tapioka dalam pengembangannya.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam
menetapkan kebijakan dan pengembangan komoditi ubi kayu mulai dari pasca panen hingga pemasaran.
3. Sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti serta referensi bagi
peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,
KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka Ubi Kayu
Singkong Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan, kemudian
dikembangkan di Brazil dan Paraguay. Singkong ditanam secara komersial di Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar 1810 setelah
sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara. Dalam sistematika tanaman, singkong termasuk kelas Dicotyledonae dan termasuk famili
Eupohorbiaceae, genus Manihot yang memiliki 7.200 spesies. Singkong secara taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut Salim, 2011.
Kerajaan : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Suku : Eupohorbiaceae
Subsuku : Crotonoideae
Tribe : Manihoteae
Marga : Mannihot
Spesies : M. esculenta
Singkong termasuk tanaman perdu beranting lunak atau getas mudah patah singkong berbatang bulat dan bergerigi yang terbentuk dari bekas pangkal tangkai
Universitas Sumatera Utara
daun. Bagian tengahnya bergabus. Tanaman singkong memiliki tinggi batang 1 hingga 4 meter. Daunnya memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya
menyerupai telapak tangan. Tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3 hingga 8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah. Singkong
merupakan tanaman yang pemeliharaannya mudah dan produktif. Jenis singkong yang digunakan untuk produksi tepung mocaf sebaiknya dipilih dari varietas
unggul, yaitu memiliki kadar pati yang tinggi, rendemen yang tinggi, kadar air rendah, kulit tipis dan mudah dikupas, warna putih dan ukurannya tidak terlalu
kecil. Pada dasarnya semua jenis singkong dapat diolah dan diproduksi menjadi tepung mocaf, tetapi jenis singkong akan berpengaruh pada mutu dan hasil
produksi tepung mocaf Salim, 2011.
Pengolahan Ubi Kayu
Pengolahan hasil pertanian merupakan komponen kedua dalam kegiatan agribisnis setelah komponen produksi pertanian. Banyak pula dijumpai petani yang tidak
melaksanakan pengolahan hasil yang disebabkan oleh berbagai sebab, padahal disadari bahwa kegiatan pengolahan ini dianggap penting karena dapat
meningkatkan nilai tambah. Salah satu aktivitas tersebut adalah dengan melakukan agroindustri.
Dalam Soekartawi 1993, Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan sebagai berikut:
1. Meningkatnya Nilai Tambah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengolahan yang baik oleh produsen dapat meningkatan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses. Kegiatan
petani hanya dilakukan oleh petani yang mempunyai fasilitas pengolahan
Universitas Sumatera Utara
pengupasan, pengirisan, tempat penyimpanan, keterampilan pengolahan hasil dan lain-lain. Bagi pengusaha yang berskala besar kegiatan pengolahan hasil
dijadikan kegiatan utama dalam mata rantai bisnisnya. Hal ini disebabkan karena dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah barang pertanian meningkat
sehingga mampu menerobos pasar, pabrik pasar domestik maupun pasar luar negeri.
2. Kualitas Hasil
Meningkatkan kualitas merupakan salah satu tujuan dari pertanian. Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan
keinginan konsumen menjadi terpenuhi. Perbedaan kualitas bukan saja menyebabkan adanya perbedaan segmentasi pasar tetapi juga mempengaruhi
harga barang itu sendiri. Kualitas barang yang rendah akan menyebabkan harga yang rendah juga dan bahkan perbedaan harga karena perbedaan kualitas ini juga
relatif besar. 3.
Penyerapan Tenaga Kerja Apabila petani langsung menjual hasil pertaniannya dengan tanpa diolah terlebih
dahulu, maka tindakan ini akan menghilangkan kesempatan orang lain yang ingin bekerja pada kegiatan pengolahan yang semestinya dilakukan. Sebaliknya bila
pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap. Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga kerja yang relatif
besar pada kegiatan pengolahan ini.
Universitas Sumatera Utara
4. Meningkatkan Keterampilan
Peningkatan keterampilan secara kumulatif akan terjadi dengan adanya keterampilan mengolah hasil sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh hasil
penerimaan usahatani yang lebih besar. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa semakin terampil seorang petani semakin tinggi hasil yang diperoleh dan
pada akhirnya juga semakin tinggi total penerimaan.
5. Peningkatan Pendapatan
Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya
petani mengolah sendiri hasil pertaniannya ini untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik yang harganya tinggi dan juga akhirnya akan mendatangkan total
penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar.
Hasil olahan berupa produk jadi maupun produk setengah jadi berbahan baku ubi kayu di kabupaten Serdang Bedagai diantaranya Mie iris, Opak, Opak lidah,
Rengginang, Tepung mocaf, Tepung tapioka, dan lain sebagainya.
Tepung Mocaf
Tepung singkong yang telah dimodifikasi dengan perlakuan fermentasi memiliki karakteristik mirip terigu sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengganti
terigu atau campuran terigu. Tepung mocaf tidak memiliki kandungan gluten. Oleh karena itu, penggunaan tepung mocaf untuk mensubstitusi tepung terigu
hingga 100 akan menurunkan kualitas produk olahan baik cita rasa maupun tampilan. Namun demikian pada dasarnya tepung mocaf dapat menggantikan
tepung terigu 100 pada produk-produk tertentu meskipun kualitasnya sedikit
Universitas Sumatera Utara
berbeda dibandingkan 100 menggunakan tepung terigu. Tepung singkong yang dimodifikasi ini dikenal dengan nama Mocaf modified cassava flour dan
berbagai merek dagang telah beredar di pasaran. Inovasi produk tepung cassava merupakan terobosan baru yang memberikan banyak manfaat, khususnya kepada
konsumen rumah tangga dan industri-industri makanan yang tergantung pada bahan dasar tepung terigu. Produksi tepung mocaf juga telah banyak memberikan
manfaat bagi para petani singkong. Saat ini para produsen tepung mocaf telah bekerja sama dengan petani singkong dengan sistem kemitraan. Hal ini telah
banyak membantu para petani untuk meningkatkan kesejahteraan. Alur proses prduksi tepung mocaf modified cassava flour yaitu sortasi dan penimbangan,
pengupasan, pencucian, chiping pemotongan, fermentasi perendaman, pencucian, pengeringan penjemuran, penepungan, pengayakan, dan pengemasan
Salim, 2011.
Tepung Tapioka
Tepung tapioka di pasaran sering dikenal dengan nama tepung kanji adalah tepung yang terbuat dari ubi kayusingkong. Pembuatan dilakukan dengan cara
diparut, diperas, dicuci, diendapkan, diambil sari patinya, lalu dijemurdikeringkan. Sifat tepung kanji, apabila dicampur dengan air panas akan
menjadi liat atau seperti lem. Tepung tapioka disebut juga tepung kanji atau tepung sagu sagu singkong. Karena sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh tapioka
serupa dengan tepung sagu maka penggunaan keduanya dapat dipertukarkan. Tepung ini sering digunakan untuk membuat makanan dan bahan perekat
Anonimous, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan Bahan Baku
Pengolahan tepung mocaf di daerah penelitian menggunakan bahan baku ubi kayu dengan menggunakan varietas unggul, yaitu memiliki kadar pati yang tinggi,
rendemen yang tinggi, kadar air rendah, kulit tipis dan mudah dikupas, warna putih dan ukurannya tidak terlalu kecil. Pada dasarnya semua jenis ubi kayu dapat
diolah dan diproduksi menjadi tepung mocaf dan tepung tapioka. Bahan baku ubi kayu di peroleh dari petani melalui pedagang pengumpul ubi kayu
secara berlangganan dan diantar ke industri. Ubi kayu yang dibutuhkan adalah ubi kayu yang dipanen pada umur 9-10 bulan, karena kandungan patinya banyak dan
umbinya tidak berkayu. Rata-rata kebutuhan ubi kayu yang digunakan untuk memproduksi tepung mocaf
di daerah penelitian adalah 50 kg. sedangkan untuk memproduksi tepung tapioka rata-rata kebutuhan ubi kayu yang digunakan di daerah penelitian adalah 7667 kg
dengan rentang antara 2.000 kg sampai 15.000 kg. Berikut rincian penggunaan bahan baku ubi kayu untuk memproduksi tepung mocaf dan tepung tapioka di
daerah penelitian.
Ketersediaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam industri pembuatan tepung mocaf maupun tepung tapioka di daerah penelitian diperlukan untuk mengerjakan berbagai kegiatan produksi.
Tenaga kerja dalam proses produksi usaha pembuatan tepung mocaf secara keseluruhan masih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga TKDK seperti,
pencucian, fermentasi, pencucian II, penepungan, pengayakan serta pengemasan.
Universitas Sumatera Utara
Namun, dalam proses sortasi, penimbangan, pengupasan kulit ubi kayu, penchipingan, penjemuran serta penepungan membutuhkan bantuan tenaga kerja
luar keluarga TKLK. Sedangkan Tenaga kerja dalam proses produksi usaha pembuatan tepung tapioka secara keseluruhan menggunakan tenaga kerja luar
keluarga TKLK seperti, pengupasan, pencucian, pemarutan-penyaringan, penirisan, penjemuran, penepungan, serta pengemasan. Hal tersebut disebabkan
banyaknya bahan baku ubi kayu dalam sekali produksi tepung tapioka. Namun dalam proses pengawasan dan pembukuan membutuhkan bantuan tenaga kerja
dalam keluarga TKDK.
Skala Usaha
Badan Pusat Statistik 2001 dalam menggolongkan perusahaan atau usaha pengolahan industri di Indonesia ke dalam kategori berdasarkan jumlah pekerja
yang dimiliki oleh suatu perusahaan usaha tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanam ataupun kekuatan mesin yang digunakan. Kategori tersebut adalah:
1. Industri kerajinan rumah tangga mempunyai tenaga kerja 1 – 4 orang.
2. Industri kecil mempunyai tenaga kerja 5 – 19 orang.
3. Industri sedang mempunyai tenaga kerja 20 – 99 orang.
4. Industri besar mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih.
Nilai Tambah
Menurut Hayami et al, 1987 Nilai tambah Value Added adalah pertambahan suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun
penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefinisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku
Universitas Sumatera Utara
dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan margin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam margin ini tercakup
komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan balas jasa pengusaha pengolahan.
2.2 Landasan Teori