BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.
Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri
dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya Soekartawi, 2000.
Produksi ubi kayu terus mengalami peningkatan dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat serta untuk menyukseskan program diversifikasi pangan dari
sumber daya lokal. Apalagi kini telah tersedia industri hilir untuk memproduksi ubi kayu menjadi tepung mocaf, tepung tapioka, makanan ringan seperti tela-tela,
keripik ubi juga dikelola menjadi produk lainnya.
Usaha penganekaragaman pangan sangat penting, artinya sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan pokok saja. Misalnya
mengubah umbi-umbian seperti ubi kayu menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan. Hal ini sesuai dengan program
pemerintah khususnya dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan terutama non beras.
Universitas Sumatera Utara
Berikut data konsumsi umbi-umbian perkapita sehari menurut jenis makanan dan daerah perkotaanpedesaan kkal.
Tabel 1. Rata-rata konsumsi umbi-umbian perkapita sehari menurut jenis makanan dan daerah PerkotaanPedesaan kkal .
Perincian Perkotaan+pedesaanurban+Rural
2007 2008
2009 2010
Umbi-Umbian 47.1
37.66 30.86
28.72 Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2011.
Dari data yang diperoleh di atas dapat dilihat bahwa konsumsi umbi-umbian perkapita sehari di daerah perkotaanpedesaan mengalami penurunan tiap
tahunnya. Sementara itu produksi ubi kayu Sumatera Utara mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena banyaknya konsumsi akan produk olahan
dari ubi kayu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Berikut data produksi tanaman ubi kayu menurut Kabupaten Kota Propinsi Sumatera Utara.
Tabel 2. Produksi Tanaman Ubi kayu menurut Kabupaten Kota Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2010 ton.
Kabupaten Kota 2006
2007 2008
2009 2010
1 2
3 4
5 6
2827 3021
7963 51298
5969 Mandailing Natal
2988 2982
3238 1799
1942 Tapanuli Selatan
17622 13541
18269 8854
9831 Tapanuli Tengah
12500 14361
27986 33506
33594 Tapanuli Utara
7136 16000
26068 37451
38426 Toba Samosir
9629 7681
7949 10560
29548 Labuhan Batu
2580 3393
4451 2428
166 Asahan
15236 15384
10565 18536
18330 Simalungun
161504 144954
309303 373304
353930 Dairi
1936 2567
5808 6280
10848 Karo
25 -
2412 52
828 Deli Serdang
51865 78800
75497 167017
79551 Langkat
6237 6290
7974 9244
10885 Nias Selatan
5448 8665
15870 72585
51866 Humbang
Hasundutan 3276
4274 12883
12469 13650
Pakpak Barat 175
463 405
441 2485
Samosir 1639
2495 4985
16163 7352
Serdang Bedagai 133793
96726 155389
111066 149144
Batu Bara x
x 16205
22994 23155
Padang Lawas Utara x
x x
8925 7402
Padang Lawas x
x x
10482 7791
Labuhan Batu Selatan
x x
x X
1426 Labuhan Batu Utara
x x
x X
3391 Nias Utara
x x
x X
5369 Nias Barat
x x
x X
827 Sibolga
- Tanjung Balai
301 351
387 390
1052 Pematangsiantar
4563 4461
7106 9091
10119 Tebing Tinggi
4480 3273
6610 7148
8627 Medan
3601 4737
4616 7533
7239 Binjai
1665 2372
2863 3147
3680 Padangsidimpuan
1426 1780
1971 4521
4837 Gunung Sitoli
X x
x X
2313 Total
452450 438573
736771 1007284 905571
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2011.
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah potensial memproduksi ubi kayu. Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa Serdang Bedagai merupakan salah satu
Kabupaten penghasil ubi kayu terbesar kedua setelah Kabupaten Simalungun dalam memproduksi ubi kayu.
Kabupaten Serdang Bedagai adalah merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang dimekarkan dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Deli
Serdang pada tahun 2005, dan sektor ekonomi di Kabupaten Serdang Bedagai adalah sektor pertanian bersinergi dengan banyaknya potensi agroindustri yang
berkembang di Kabupaten Serdang Bedagai antara lain yaitu dodol, tikar pandan, kerajinan border, sapu ijuk, hasil olahan ubi kayu seperti makanan maupun berupa
pati yakni tepung mocaf dan tepung tapioka.
Universitas Sumatera Utara
Berikut data luas panen, produksi dan rata-rata produksi ubi kayu Kabupaten Serdang Bedagai.
Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi kayu. Kecamatan
Luas panen Produksi
Rata-Rata Produksi Ha
Ton KwHa
1 2
3 4
Kotarih 210
4587 218.42
Silinda 6
132 219.5
Bintang Bayu 104
2272 219.43
Dolok Masihul 1184
28658 242.14
Serba Jadi 385
8519 221.27
Sipispis 334
7514 224.97
Dolok Merawan 122
2691 220.59
Tebing Tinggi 515
11180 217.09
Tebing Syahbandar 720
16037 222.73
Bandar khalipah 46
1022 222.17
Tanjung Beringin 4
88 220
Sei rampah 741
17284 233.26
Sei Bamban 60
1333 222.17
Teluk Mengkudu 163
3665 224.83
Perbaungan 12
275 229.17
Pegajahan 780
17333 222.22
Pantai Cermin 35
789 225.49
dang Bedagai 5420
123380 227.663
2009 4811
113030 230.75
2008 7864
176187 224.04
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai 2011.
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa produksi ubi kayu di Kabupaten Serdang Bedagai mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang sempat turun drastis yaitu
176.187 ton 2008, 113.030 2009 dan 123.380 2010.
Desa Bajaronggi Kecamatan Dolok Masihul terdiri dari 4 empat kelompok tani. Desa ini merupakan tempat pengolahan tepung mocaf yang dilakukan oleh
kelompok tani yang bernama Sidodadi, sedangkan pengolahan tepung tapioka dilakukan di Kecamatan Sei Rampah.
Universitas Sumatera Utara
Alasan terpilihnya produk mocaf dan tapioka di dalam penelitian ini dikarenakan produk setengah jadi ini merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan produk-produk olahan seperti yang telah disebutkan. Akibat pentingnya proses pengolahan atau proses agroindustri di daerah ini, maka perlu
suatu kajian untuk mengetahui berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari produk tepung mocaf dan tepung tapioka.
Berdasarkan latar belakang ataupun alasan-alasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang perbandingan value added produk tepung
mocaf dan tepung tapioka dalam usaha pengolahan ubi kayu di daerah penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah