MARI MENGAMATI A. MARI MERENUNG

Tafsir-Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 121 121

B. MARI MENGAMATI A. MARI MERENUNG

Ananda sekalian, renungkan pemaparan berikut ini. Mempelajari tafsir al-Qur`an merupakan usaha yang mulia dan penting untuk mengetahui maksud Allah Swt. dengan batas kemampuan yang dimiliki manusia. Tujuannya adalah untuk memahami petunjuk Allah Swt., dalam hal akidah, ibadah, dan akhlak dan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mengingat bahwa ilmu-ilmu yang ada dalam al-Qur`an bagaikan lautan yang keajaiban- keajaibannya tidak pernah habis maka dapat dimaklumi jika terdapat banyak cara untuk memahaminya. Beraneka ragamnya metode kitab-kitab tafsir yang terkumpul hingga sekarang merupakan bukti kuat berbagai macamnya cara para ulama untuk menjelaskan ayat- ayat al-Qur`an. Berbagai macam cara tersebut ada yang hanya bergantung pada data ataupun informasi yang telah ada periwayatan Rasul Saw. dan Sahabat dan ada yang menggunakan cara sesuai kemampuan disiplin keilmuannya masing-masing. Perbedaan ini kemudian menjadi dasar bagi perbedaan bentuk penafsiran. Untuk mendalaminya marilah kita amati penjelasan berikut Pada abad pertama Islam, para ulama sangat berhati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat al- Qur`an. Sebagian ulama bahkan bila ditanya mengenai satu ayat, mereka tidak memberikan jawaban apapun. Keengganan mereka untuk menjelaskan ayat al-Qur`an bisa dimengerti mengingat masih ada Rasulullah yang ahli dalam menjelaskannya, selain karena mereka umumnya takut apabila salah dalam menjelaskan ayat-ayat al-Qur`an tersebut. Dari masa Rasulullah, Sahabat, Tābi’īn dan Atba’ Tābi’īn masalah-masalah umat semakin berkembang dan bertambah banyak. Hal ini seiring dengan perkembangan daerah dan bertambahnya pemeluk Islam. Sehingga sangat wajar jika terjadi pengembangan dari bentuk dan model penafsiran al-Qur`an dari masa Rasulullah Sahabat dan Tābi’īn. Tafsir yang pada masa Nabi dan Sahabat berbentuk bil ma’ṡūr berkembang menjadi bir Ra’yī pada masa-masa berikutnya. Walaupun tetap ada yang berbentuk bil ma’ ṡūr akan tetapi bentuk bir ra`yi juga semakin berkembang, hingga ada yang terlalu jauh dari aturan-aturan penafsiran. Buku Siswa Kelas X 122

C. MARI MENANYA