Buku Siswa Kelas X
22
istilah lain, terjemah ini dikenal dengan terjemah bebas. Walau demikian terjemah Tafsīriyah berbeda dengan tafsir.
Untuk memperjelas perbedaan antara terjemah ḥariyah dan terjemah Tafsīriyah,
contoh berikut:
اًرو ُسْ َم اًموُلَم َدُعْقَتَف ِط ْسَب ْ
لا َ ُك اَه ْط ُسْبَت اَو َكِقُنُع َ
لِإ ًة َلوُلْغَم َكَدَي ْلَعْ َت َاَو
Artinya: “ Dan janganlah kalian jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah pula kalian terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.”
QS. al-Isrā` [17]: 29 Terjemah di atas adalah tarjemah
ḥariyah. Secara terjemah ḥariyah artinya larangan Allah Swt. mengikatkan tangan ke leher atau membukanya lebar-lebar, sesuai
dengan teks aslinya dan itulah yang dikehendaki ayat. Pada terjemah ḥariyah yang
dipentingkan adalah ketepatan segi bahasa. Pada terjemah tafsīriyah yang diperhatikan
adalah ketepatan dari segi makna, sehingga maksudnya adalah larangan untuk pelit dan larangan untuk boros.
Pada umumnya, kedua cara ini digabungkan agar sasaran penerjemahan yaitu ketepatan bahasa dan makna dapat tercapai. Jadi, ayat-ayat diterjemahkan secara
ḥariyah dahulu baru kemudian di-terjemah tafsīriyahkan bila ada. Pada sistem terjemah al-Qur`an terbitan Kementerian Agama terjemah
tafsīriyah ditempatkan pada catatan kaki.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menerjemah adalah: a. Penerjemah harus benar-benar mengetahui dan menghayati kedudukan dan aspek-
aspek dari kedua bahasa yaitu bahasa asal dan bahasa terjemah. b. Penerjemah harus mengetahui pola kalimat dan ciri khas kedua bahasa.
c. Bahasa terjemah harus memenuhi semua makna dan maksud yang ada pada bahasa asal
d. Bahasa asal tidak boleh melekat pada bahasa terjemah lagi. Maksudnya, terjemahan harus benar-benar memindah makna bahasa asal ke dalam bahasa terjemah.
4. Ilmu Tafsir
Menurut TM. Hasbi Ash-Shiddiqi Ilmu tafsir adalah ilmu yang menerangkan tentang hal
nuzūlul āyāt, keadaan-keadaannya, kisah-kisahnya, sebab-sebab turunnya, tertib makiyyah dan madaniyyah-nya,
muḥkam dan mutasyabih-nya, mujmal dan mufạ̣al-nya, ḥalal dan ḥaramnya, wa’d dan wa’īd-nya dan amr dan nahi-nya serta i’tibār dan amṡal-
nya”. Pengajaran Ilmu tafsir adalah sebuah proses belajar mengajar yang berisi bahan-bahan
untuk menafsirkan al-Qur`an. Dibahas sejumlah teori atau ilmu yang berhubungan dengan berbagai petunjuk dan ketentuan dalam menafsirkan al-Qur`an. Dengan memahami ilmu
Tafsir-Ilmu Tafsir Kurikulum 2013
23 23
ini, seseorang dapat menafsirkan al-Qur`an atau minimal mengerti langkah-langkah atau cara-cara mufassir dalam menafsirkan al-Qur`an.
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari Ilmu tafsir adalah: • Mengetahui makna kata-kata dalam al-Qur`an.
• Menjelaskan maksud setiap ayat. • Menyingkap hukum dan hikmah yang dikandung al-Qur`an.
• Menyampaikan pembaca kepada maksud yang diinginkan Allah Swt, agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
5. Perbedaan Tafsir Dengan Terjemah
Tafsir dengan terjemah baik terjemah ḥariyah dan terjemah tafsīriyah tidak sama.
Antara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan, antara lain sebagai berikut:
NO TERJEMAH
TAFSIR
1 Terjadi perpindahan bahasa dari
bahasa pertama ke bahasa terjemah kedua, bahasa pertama tidak
melekat pada bahasa terjemah Selalu ada keterkaitan dengan bahasa
asalnya dan tidak mesti adanya pemindahan bahasa
2 Tidak boleh penguraian melebihi dari
sekedar pemindahan bahasa Harus dilakukan apabila usaha
menerangkan makna ayat baru dapat dicapai dengan penguraian secara meluas
3 Dituntut terpenuhinya semua makna
dan maksud yang ada dalam bahasa yang diterjemahkan
Adanya usaha menerangkan masalah, baik keterangan itu secara
ijmālī garis besarnya maupun secara
tafsīlī terperinci
4 Penerjemah diakui sudah melakukan
penerjemahan apabila ia telah berhasil memindahkan makna bahasa
yang pertama ke bahasa terjemah Pengakuan didapatkan dari orang yang
sepaham dengan yang membaca hasil penafsiran
6. Perbedaan Tafsir Dengan Takwil