Perkembangan Sistem Pembayaran
50
Kebutuhan uang kartal di masyarakat baru meningkat di akhir triwulan atau di bulan Maret dimana terjadi kondisi net cash outflow. Hal ini terlihat dari grafik
5.1 dibawah dimana signifikansi kebutuhan uang kartal meningkat karena adanya dorongan dimulainya beberapa program pemerintah seperti pencairan dana
Bantuan Langsung Tunai BLT dan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Selain itu peningkatan penggunaan uang kartal juga dipengaruhi oleh adanya
pelaksanaan pemilihan umum pemilu yang berlangsung di bulan April 2009.
Grafik 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu
juta rupiah
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
400,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
3 2008
2009 Inflow
Outflow
Sumber : Bank Indonesia Bengkulu
5.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar
Dalam upaya menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, Bank Indonesia Bengkulu melakukan kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak Edar
UTLE. UTLE selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses peracikan atau Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB dengan menggunakan mesin racik. Rasio
jumlah PTTB terhadap inflow pada triwulan laporan mencapai 10,37, menurun dibanding triwulan sebelumnya 35,39. Hal ini menggambarkan masih cukup
baiknya kualitas uang yang diterima oleh kasir Bank Indonesia yang berasal dari
Perkembangan Sistem Pembayaran
51
setoran bank dan penukaran uang kecil. Sehingga uang yang diterima tersebut dapat kembali diedarkan di masyarakat.
Adanya penurunan rasio tersebut juga menggambarkan semakin baiknya peran masyarakat dalam memperlakukan uang dengan baik agar tidak cepat lusuh
dan tetap layak edar. Untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menjaga uang kertas, Bank Indonesia mengeluarkan tagline 3 D yang merupakan
kepanjangan dari Didapat, Disimpan, Disayang. Dengan tagline ini diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan memperlakukan uang kertas yang
dimilikinya dengan lebih baik.
Grafik 5.2. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu
persen
62.61 39.95
0.00 34.81
10.37 35.39
52.18 88.58
39.17 20
40 60
80 100
120
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 2007
2008 2009
Sumber : Bank Indonesia Bengkulu
5.3. Penemuan Uang Palsu
Uang palsu yang dilaporkan oleh masyarakat dan bank kepada Bank Indonesia Bengkulu pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding
triwulan sebelumnya, baik secara nilai rupiah maupun per lembarnya. Bahkan, jumlah uang palsu ini merupakan yang tertinggi dalam satu tahun terakhir. Uang
palsu yang dilaporkan berjumlah 27 lembar dengan nominal Rp1.870.000,00. Jenis pecahan uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan selama periode laporan yang
Perkembangan Sistem Pembayaran
52
terbanyak adalah pecahan Rp50.000,00 dan pecahan Rp100.000,00. Upaya yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu untuk mengurangi peredaran uang palsu
adalah melalui sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah dimana frekuensi sosialisasi di tahun ini akan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Grafik 5.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Provinsi Bengkulu
46
25 23
30 21
26 20
11 27
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000 3,000,000
3,500,000
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 2007
2008 2009
- 10
20 30
40 50
60 70
Rupiah Lembar
Sumber : Bank Indonesia Bengkulu
5.4. Perkembangan Kliring Lokal