Perkembangan Ekonomi Makro Regional
22
Data konsumsi listrik memperlihatkan adanya penurunan konsumsi listrik di triwulan ini dibanding triwulan sebelumnya. Pada bulan Desember
konsumsi listrik sebesar 26.360 ribu Kwh sementara di bulan Maret sebesar 26.141 ribu Kwh atau menurun 0,83. Penurunan terutama terjadi untuk
konsumen rumah tangga. Sementara data kredit yang disalurkan perbankan ke sektor ini di Provinsi Bengkulu mengalami sedikit peningkatan dibanding
triwulan sebelumnya dari Rp302 juta menjadi Rp319 juta.
1.2.3. Sektor Jasa - Jasa
Sektor jasa-jasa secara tahunan juga mengalami pertumbuhan yang mulai melambat dimana pertumbuhan triwulan ini sebesar 6,05,
sementara triwulan sebelumnya mencapai 8,07. Porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah juga cukup besar yaitu mencapai 16,85, sehingga sektor
ini tetap menjadi pendukung tumbuhnya ekonomi daerah. Dilihat dari pembiayaan perbankan, maka terlihat adanya penurunan
kredit di triwulan ini untuk sektor jasa-jasa. Kredit yang disalurkan perbankan daerah ke sektor ini pada bulan Maret 2009 mencapai Rp261 miliar, turun
sebesar 21 dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan terutama dialami untuk kredit kepada jasa sosial yaitu
sebesar 48.
Grafik 1.14. Indikator Sektor Jasa-jasa di Provinsi Bengkulu
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
400,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I 2006
2007 2008
2009 Kredit Sektor Jasa juta Rp
PDRB Sektor Jasa juta Rp
Realisasi Sektor Jasa Hasil SKDU
0.60 0.40
0.20 -
0.20 0.40
0.60 0.80
1.00
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I 2006
2007 2008
2009
Sumber : Bank Indonesia dan BPS Prov. Bengkulu, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
23
Sementara hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha di triwulan I tahun 2009 menunjukkan kondisi yang stagnan dimana hasil saldo bersih tertimbang
SBT di triwulan ini sama dengan triwulan sebelumnya yang sebesar -0,40. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan realisasi
usahanya di triwulan ini relatif menurun.
1.2.4. Sektor Bangunan
Laju pertumbuhan sektor bangunan secara tahunan mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya yaitu tumbuh sebesar 2,92
dengan porsi terhadap ekonomi daerah sebesar 2,86. Dengan porsi yang relatif kecil tersebut belum memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi
Bengkulu. Kondisi ini tergambar pula pada penyaluran kredit konstruksi. Dimana laju pertumbuhan secara tahunan meningkat 13 dari Rp117 miliar
di triwulan I tahun 2008 menjadi Rp132 miliar di triwulan ini. Kredit perumahan di triwulan ini juga terlihat terus meningkat. Hal ini terlihat pada
grafik 11 di bawah. Data konsumsi semen daerah di triwulan ini juga menunjukkan adanya
peningkatan. Pada triwulan I tahun 2008 konsumsi semen daerah sebanyak 89 ribu ton sementara di triwulan ini mencapai 107 ribu ton atau meningkat
hingga 20. Meski begitu jika dilihat pertumbuhannya maka terlihat adanya kecenderungan penurunan konsumsi semen daerah.
Grafik 1.15. Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu
Kons. Semen ton
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000 45,000
50,000 55,000
60,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 2008
2009 -20.00
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
gYOY
Penyaluran Kredit miliar Rp
- 50
100 150
200 250
300 350
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 2006
2007 2008
2009 Konstruksi
Perumahan
Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
24
1.3. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan