Perkembangan Ekonomi Makro Regional
20
Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu
juta rupiah kecuali dinyatakan lain
Q3-2008 Q4-2008
Q1-2009 Lapangan Usaha
Nilai Porsi
Nilai Porsi
Nilai Porsi
1. Pertanian 739.702
39,60 719.113
39,09 763.445
40,50 2. Pertambangan dan Penggalian
59.190 3,17
59.438 3,23
60.692 3,22
3. Industri Pengolahan 75.518
4,04 73.707
4,01 73.945
3,92 4. Listrik, Gas dan Air
8.379 0,45
8.551 0,47
8.624 0,46
5. Bangunan 55.469
2,97 56.094
3,05 53.972
2,86 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
376.636 20,16
367.928 20,00
369.227 19,59
7. Pengangkutan dan Komunikasi 154.463
8,27 153.296
8,33 151.671
8,05 8. Keuangan dan Persewaan
84.868 4,54
85.204 4,63
85.770 4,55
9. Jasa – jasa 313.655
16,80 316.126
17,19 317.619
16,85 PDRB
1.867.880 100,00
1.839.455 100,00
1.884.966 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara
1.2.1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian tumbuh melambat di triwulan ini, yakni sebesar 4,35 sementara triwulan sebelumnya tercatat sebesar 5,35. Relatif masih
baiknya pertumbuhan sektor ini kemungkinan didorong oleh musim panen yang jatuh di akhir triwulan serta harga jual yang mulai membaik untuk
komoditas perkebunan. Mulai membaiknya kondisi subsektor perkebunan tergambar melalui hasil liaison Bank Indonesia Bengkulu ke subsektor
tersebut lihat Boks.2 Perkembangan Sektor Perkebunan Bengkulu Tw.I- 2009.
Hal tersebut juga terlihat di sektor perbankan dimana laju pertumbuhan tahunan kredit pertanian terlihat meningkat cukup signifikan. Laju
pertumbuhan meningkat dari 5 di triwulan sebelumnya menjadi 61 di triwulan ini. Hal ini diduga karena adanya beberapa program revitalisasi
perkebunan yang sudah mulai dilaksanakan di triwulan ini dan dibiayai melalui dana perbankan.
Sementara persepsi pelaku usaha hasil SKDU menunjukkan kondisi yang stagnan, dimana sebagian besar responden menyatakan bahwa realisasi
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
21
usahanya di triwulan ini tetap. Hal ini dialami oleh 65 responden SKDU terutama responden dari subsektor peternakan dan perikanan.
Grafik 1.12. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu
Kredit Pertanian Rp Juta
30,000 80,000
130,000 180,000
230,000 280,000
330,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 2006
2007 2008
2009 -15
-5 5
15 25
35 45
55 65
gYOY
Realisasi Ekspor Perkebunan Ton
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000 40000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 2006
2007 2008
2009 -60
140 340
540 740
940 1140
1340 1540
1740 1940
gYOY
Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi, diolah
1.2.2. Sektor Listrik, Gas dan Air
Sektor listrik, gas dan air tercatat juga mengalami pertumbuhan tahunan yang melambat di triwulan ini dibanding triwulan sebelumnya yaitu
sebesar 5,98. Namun pertumbuhan tersebut terbilang masih cukup tinggi di antara sektor lainnya.
Grafik 1.13. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu
Konsumsi Listrik
200 205
210 215
220 225
230
12 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 1
2 3
2006 2007
2008 2009
22 23
24 25
26 27
28 29
30 Jml. Pelanggan ribu orang, axis kiri
Konsumsi juta KWh, axis kanan
Kredit Sektor Listrik, Gas, Air juta Rp
250 350
450 550
650 750
850 950
1,050 1,150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 2006
2007 2008
2009 -100
-50 50
100 150
gYOY
Sumber : Bank Indonesia dan PLN Bengkulu, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
22
Data konsumsi listrik memperlihatkan adanya penurunan konsumsi listrik di triwulan ini dibanding triwulan sebelumnya. Pada bulan Desember
konsumsi listrik sebesar 26.360 ribu Kwh sementara di bulan Maret sebesar 26.141 ribu Kwh atau menurun 0,83. Penurunan terutama terjadi untuk
konsumen rumah tangga. Sementara data kredit yang disalurkan perbankan ke sektor ini di Provinsi Bengkulu mengalami sedikit peningkatan dibanding
triwulan sebelumnya dari Rp302 juta menjadi Rp319 juta.
1.2.3. Sektor Jasa - Jasa