Perkembangan Inflasi Faktor Pendorong Inflasi Inflasi Menurut Kelompok BarangJasa

Perkembangan Inflasi Daerah 25 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

2.1. Perkembangan Inflasi

Perkembangan inflasi Kota Bengkulu 1 pada triwulan I tahun 2009 masih dipengaruhi oleh efek penurunan harga BBM pada Januari 2009 dan kondisi perekonomian yang melemah akibat krisis global. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penurunan inflasi yakni dari 13,44yoy pada triwulan IV 2008 menjadi 10,03. Namun demikian, inflasi Bengkulu masih lebih tinggi dibanding inflasi di tingkat nasional yang sebesar 7,92yoy. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu 14.51 13.44 10.03 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Bengkulu y-o-y Nasional y-o-y Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

2.2. Faktor Pendorong Inflasi

Menurunnya inflasi di triwulan ini terutama masih didorong oleh efek turunnya harga BBM pada Januari lalu dan terjaganya pasokan bahan makanan 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan Perkembangan Inflasi Daerah 26 yang kerap menjadi penyebab tingginya inflasi Bengkulu. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, meskipun masih ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan IHK namun secara umum terjadi penurunan IHK yang signifikan pada triwulan ini. Penurunan laju inflasi ini terutama didorong oleh penurunan IHK dari kelompok komoditi transport-komunikasi-dan-jasa- keuangan. Secara triwulanan, kelompok komoditi rata-rata masih mengalami inflasi namun tidak terlalu signifikan. Melemahnya kondisi perekonomian akibat krisis global turut menyebabkan terjadinya kembali deflasi pada bulan Maret 2009 ini.

2.3. Inflasi Menurut Kelompok BarangJasa

Pada tabel 2.1 di bawah terlihat hampir seluruh kelompok barangjasa mengalami inflasi. Kelompok makanan jadi-minuman-rokok-tembakau dan perumahan-air-listrik-dan-gas terlihat mengalami inflasi tertinggi dibanding kelompok lainnya. Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok BarangJasa Kota Bengkulu Tahunan, y-o-y persen Trw IV-2008 Trw I-2009 Kelompok BarangJasa IHK Inflasi IHK Inflasi Bahan makanan 125,45 19,19 126,36 0,68 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 122,86 17,54 126,63 18,1 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 118,22 14,69 118,79 14,41 Sandang 112,98 8,44 116,62 7,26 Kesehatan 109,60 10,42 110,33 9,37 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 106,28 6,58 107,29 7,51 Pengangkutan, Komunikasi dan Jasa Keuangan 105,89 6,26 100,15 1,03 Inflasi Umum 116,64 13,44 116,74 10,03 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Kelompok makanan jadi-minuman-rokok-tembakau mengalami inflasi tahunan y-o-y sebesar 18,1. Inflasi atas kelompok ini terutama terjadi untuk subkelompok makanan jadi dan minuman yang tidak beralkohol yaitu masing- masing sebesar 24,15 dan 15,85. Sementara, inflasi tahunan yoy pada Perkembangan Inflasi Daerah 27 kelompok perumahan-air-listrik-dan-gas sebesar 14,41 didorong oleh subkelompok biaya tempat tinggal yang mengalami inflasi sebesar 16,25. Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi Bengkulu persen No. Komoditas Inflasi Sumb. Komoditas Deflasi Sumb. 1. Sewa rumah 3,52 0,08 Bayam -34,46 -0,13 2. Bawang Merah 14,96 0,06 Daging Ayam Ras -3,98 -0,08 3. Angkutan Udara 16,53 0,06 Kangkung -19,99 -0,07 4. Emas Perhiasan 2,75 0,05 Tomat Buah -19,09 -0,06 5. Gula Pasir 6,34 0,04 Udang Basah -10,00 -0,06 6. Ikan Dencis 8,65 0,03 Semen -4,19 -0,05 7. Jengkol 22,71 0,03 Ikan Tongkol -5,89 -0,05 8. Kakap Merah 6,36 0,01 Cabe Merah -2,66 -0,05 9. Obat dengan resep 2,31 0,01 Ikan Mas -9,04 -0,03 10. Ikan kembung 6,52 0,01 Sawi Hijau -25,17 -0,03 Total Sumbangan 0,38 Total Sumbangan 0,61 Komoditas lain -0,69 Komoditas lain 0,30 Inflasi Umum 0,31 Inflasi Umum 0,31 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah Dilihat sumbangan inflasi per komoditas sebagaimana terlihat di tabel 2.2 di atas, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah sewa rumah dan bawang merah. Peningkatan harga sewa rumah ditengarai karena mengikuti adanya kenaikan UMR di awal tahun. Sedangkan untuk bawang merah, kenaikan harganya lebih disebabkan karena faktor cuaca yang masih terus diwarnai oleh curah hujan Bengkulu yang masih berada pada tingkat menengah hingga tinggi, sehingga mengakibatkan gangguan pasokan. Meningkatnya inflasi untuk beberapa komoditas ikan segar karena kondisi cuaca yang kurang baik yakni berupa hujan dan gelombang tinggi di perairan Bengkulu sehingga menghambat nelayan untuk melaut. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi terbesar berasal adalah komoditas bayam dan daging ayam ras. Terjaganya pasokan kedua komoditas tersebut dan melemahnya daya beli masyarakat akibat krisis global mengambil andil dalam terjadinya deflasi pada komoditas tersebut. Perkembangan Inflasi Daerah 28 Sumbangan deflasi per kelompok secara bulanan mtm terbesar berasal dari kelompok bahan makanan yang menyumbang deflasi sebesar 0,49. Sedangkan kelompok transport-komunikasi-dan-jasa-keuangan ternyata kembali menyumbang inflasi terbesar yaitu 0,06. Grafik 2.2. Sumbangan Inflasi Per Kelompok BarangJasa persen Bahan Makanan 0.49 Makanan Jadi, Minuman, Rok ok, Tembakau 0.05 Perumahan, Air, Lis trik, Gas, Bahan Bakar 0.01 Sandang 0.05 Kesehatan 0.01 Pendidikan, Rekrea si, Olahraga 0.01 Transpor, Komunika si, Jasa Keuangan 0.06 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Grafik 2.3. Hasil Pantauan Harga Beberapa Komoditas di Kota Bengkulu Rupiah 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 5,500 6,000 Ma r Apr Me i Jun Jul Agt Se p t Ok t No v De s Jan Feb Ma r 2008 2009 - 5,000 10,000 15,000 Beras kiri Minyak Goreng Curah kanan Tepung Terigu Kiri Kacang Kedelai Kanan Sumber : Bulog Divre Bengkulu Bank Indonesia Bengkulu Perkembangan Inflasi Daerah 29 Dari grafik diatas terlihat bahwa harga-harga barang kebutuhan pokok seperti beras dan minyak goreng selama triwulan I 2009 cukup stabil meskipun masih terdapat kenaikan. Kenaikan harga beras ini ditengarai dipicu oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga pokok pembelian HPP beras oleh Bulog dari sebelumnya Rp4.300kg menjadi Rp4.600kg. Sementara itu, adanya kenaikan harga minyak goreng dipicu oleh membaiknya harga CPO ditingkat dunia.

2.4. Inflasi Periode Januari – Maret 2009