dan kemampuan ekonomi Indonesia dalam menghadapi gejolak keuangan. Kecenderungan menguatnya mata uang Dollar terhadap hampir seluruh
mata uang dunia, sehingga mendorong investor untuk mengalihkan dana mereka ke mata uang Dollar, mudah termakan isu. Faktor-faktor tersebut
bisa menjadi penyebab Perubahan Kurs berpengaruh negatif terhadap IHSG Subastine dan Syamsudin, 2010.
4. Pengaruh Standard Poor’s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Hasil analisis statistik untuk variabel Standard Poor’s 500
diketahui bahwa koefisien regresi bernilai positif sebesar 2,021. Hasil statistik uji-t untuk variabel
Standard Poor’s 500 diperoleh nilai signifikansi sebesar 3,575 dengan tingkat signifikansi lebih kecil
dibandingkan taraf signifikansi yang telah ditetapkan 0,001 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Standard Poor’s 500 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riantani dan Tambunan 2013 dalam penelitiannya yang berjudul
Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Indeks Global terhadap Return Saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Dow Jones
berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham dengan arah hubungan positif. Standard Poor’s 500 atau SP 500 adalah sebuah indeks yang terdiri
dari saham 500 perusahaan dengan modal-besar, kebanyakan berasal dari Amerika Serikat. Indeks ini merupakan indeks paling terkenal yang
dimiliki dan dirawat oleh Standard Poors, sebuah divisi dari McGraw- Hill
. Seluruh saham yang terdaftar dalam indeks ini adalah perusahaan
publik besar dan diperdagangkan di bursa saham utama di AS seperti Bursa saham New York dan Nasdaq. Setelah Dow Jones Industrial
Average, SP 500 adalah indeks yang paling banyak diperhatikan.
Dengan naiknya Standard Poor’s 500 ini berarti kinerja perekonomian
Amerika Serikat ikut membaik. Sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk baik bagi investasi langsung maupun melalui pasar modal
Sunariyah, 2006. Pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar modal dunia. Dengan demikian meningkatnya
Standard Poor’s 500 akan mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan juga mengalami
peningkatan.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, Perubahan Kurs dan
Standard Poor’s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, maka kesimpulan diperoleh sebagai
berikut: 1.
Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada BEI. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi yang
diperoleh yaitu sebesar -9782,955 dan t hitung sebesar -2,185 lihat Tabel 11 dengan probabilitas tingkat kesalahan sebesar 0,037 lebih kecil dari
dibandingkan tingkat signifikansi yang diharapkan yaitu kurang dari 0,05 H
a1
diterima. 2.
Suku Bunga SBI tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada BEI. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi yang
diperoleh yaitu sebesar 2948,165 dan t hitung sebesar 0,399 lihat Tabel 11 dengan probabilitas tingkat kesalahan sebesar 0,693 lebih besar dari
dibandingkan tingkat signifikansi yang diharapkan yaitu kurang dari 0,05 H
a2
ditolak. 3.
Perubahan Kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada BEI. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi
yang diperoleh yaitu sebesar -3418,786 dan t hitung sebesar -2,117 lihat Tabel 11 dengan probabilitas tingkat kesalahan sebesar 0,043 lebih kecil
dibandingkan tingkat signifikansi yang diharapkan yaitu kurang dari 0,05 H
a3
diterima. 4.
Standard Poor’s 500 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada BEI. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien
regresi yang diperoleh yaitu sebesar 2,021 dan t hitung sebesar 3,575 lihat Tabel 11 dengan probabilitas tingkat kesalahan sebesar 0,001 lebih kecil
dari dibandingkan tingkat signifikansi yang diharapkan yaitu kurang dari 0,05 H
a4
diterima.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan rentang waktu yang masih terlalu singkat,
yaitu selama tiga puluh enam bulan dimulai dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2013 dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yang dapat mencakup waktu sampai lebih dari enam tahun. 2.
Penelitian ini hanya menggunakan variabel Inflasi, Suku Bunga SBI, Perubahan Kurs dan
Standard Poor’s 500. Masih terdapat faktor lain yang dapat memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan.
3. Penelitian ini tidak memperhatikan faktor fundamental perusahaan seperti
laba, rugi, dan faktor internal, sehingga hanya melihat dari sudut makro ekonomi saja.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi calon investor yang ingin berinvestasi pada saham, hendaknya
mempertimbangkan faktor fundamental terutama Inflasi, Perubahan Kurs dan indeks luar negeri seperti
Standard Poor’s 500 karena faktor tersebut terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. 2.
Bagi peneliti dengan topik sejenis disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan memasukkan variabel bebas lainnya, seperti produk
domestik bruto, tingkat penggangguran, harga emas, cadangan devisa, dan faktor-faktor eksternal yang berasal dari luar negeri seperti pertumbuhan
ekonomi dunia, harga minyak dunia dan lain-lain. 3.
Penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode penelitian, sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih baik tentang kondisi pasar
modal di Indonesia.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia: Media Soft Indonesia. Amin, Muhammad Zuhdi. 2012. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI,
Nilai Kurs Dollar USDIDR, Dan Indeks Dow Jones DJIA Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia
BEI Periode 2008 – 2001. Jurnal Skripsi. Universitas Brawijiaya.
Anoraga, Pandji, dan Pakarti Piji. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. PT Asdi Mahasatya. Jakarta.
Astuti Ria, E. P, Apriatni dan Susanta, Heri. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Kurs Rupiah, Inflasi, Dan Indeks Bursa
Internasional Terhadap IHSG Studi Pada IHSG Di BEI Periode 2008 –
2012. Diponegoro Journal Of Social And Politic Of Science. Hal 1-8. Universitas Diponegoro.
Boediono. 2001. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE. Chiarella C. And Gao S. 2004. The Value of The SP 500
– A Macro View of The Stock Market Adjusment Process. Global Finance Journal. 15; 171-
196. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 Cetakan V. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hirt, Geoffery A. And Stanley B. Block. 1993. Fundamentals of Investment Mangement,
Edition , Richard D. Irwin. Inc, Boston, USA.
Hooker, Mark A. 2004. Macroeconomics Factors and Emerging Market Equity Returns: A Bayesian Model Selection Approach
. Emerging Market Review. 5: 379-387.
http:www.ekonomikelasx-blogspot.com201004mata-uang-asing-dan-kurs- valuta-asing.html?m=1 Diakses pada tanggal 28 Februari 2014 jam 19.30
____www.perpustakaancyber.blogspot.com201312faktor-yang-mempengaruhi- perubahan-kurs.html Diakses pada tanggal 29 Maret 2014 jam 11.50
____www.tempo interaktif.com Diakses pada tanggal 29 Maret 2014 jam 10.30 ____www.bi.go.id Diakses pada tanggal 28 Maret 2014 jam 14.13
____www.finance.yahoo.com Diakses pada tanggal 28 Maret 2014 jam 09.17
Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Jones, Charles, P. 1996. Invesment: Analysis and Management. Fifth Edition, John Wiley and Sons. Inc, New York.
Joze, Rizal Joesoef. 2007. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat.
Kandir, Serkam Yilmaz. 2008. Macroeconomics Variables, Firm Characteristics And Stock Returns: Evidence From Turkey. International research
Journal Of Finance And Economics . ISSN 1450-2887 Issue 16.
Kertonegoro, Sentanoe. 1998. Investasi, Analisa, dan Manajemen. Jakarta: Widya Press.
Kewal, Suramaya Suci. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal
Economica Vol 8. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Palembang.
Lee, Unro. 1997. Stock Market and Macroeconomics Policies: New Evidence from Pasific Basin Countries. Multinational Finance Journal. Vol. 1, No.
4, pp 273-289. Lee, SB. 1992. Causal Relation Among Stock Return, Interest Rate, Real,
Activity, and Inflation. Journal of Finance, 47: 1591-1603. Manurung, Adler. 1994. Rates of Return on Stock, inflation and Money Market
Returns: an Indonesian Case Study 1980 – 1992. The Indonesian Journal
of Accounting Business Society . Vol. 2, No. 2, December: pp 200-219.
Mohamad Samsul. 2006. Jakarta: Erlangga. Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio.
Mok, Henry MK. 1993. Causality of Interest Rate, Exchange Rate, and Stock Price at Stock Market Open and Close in Hongkong. Asia Pasific
Journal of Management. Vol.X. Hal 123-129.
Muharam, Harjum, dan Nurafni Zuraedah, MS. 2008. Analisis Pengaruh Nilai Tukar dan Indeks Saham Dow Jones Industrial Average terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEJ. Jurnal Maksi. Vol. 8 No. 1 Januari 2008: 24-42.
Octafia, Sri Mona. 2011. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Property
Dan Real Estate Dengan Pendekatan Error Correction Model. Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Prasetiono, Dwi Wahyu. 2010. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi Dan Harga Minyak Terhadap Saham LQ45 Dalam Jangka Pendek Dan