Uji Simultan Uji F Koefisien Determinasi Adjusted R
kuat terhadap perekonomian negara berkembang. Negara-negara maju umumnya bertindak sebagai pemberi pinjaman kepada negara-negara
berkembang, sehingga bila kurs antar negara maju berubah maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap kurs negara berkembang
sebagai penerima pinjaman. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dkemukakan oleh
Tandelilin 2001: 214 yang menyatakan bahwa menguatnya Kurs Rupiah merupakan sinyal positif bagi investor. Kurs yang signifikan disebabkan
karena pada kenyataannya apabila Kurs Dollar mengalami peningkatan artinya kondisi perekonomian sedang dalam keadaan kurang baik,
sehingga para investor takut berinvestasi pada saham. Ketika Kurs Rupiah mengalami penurunan, maka keuntungan dari perusahaan akan turun
sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor tidak sesuai yang mereka harapkan. Berkurangnya para investor melakukan transaksi
dalam bentuk saham, akan mengakibatkan harga saham turun. Sebaliknya, apabila Kurs Dollar terhadap Rupiah melemah maka investor akan
berinvestasi dalam bentuk saham karena pada saat itu kondisi perekonomian dalam keadaan bagus.
Meningkatnya permintaan Dollar berkaitan dengan besarnya kewajiban luar negeri pihak swasta yang jatuh tempo dan juga didorong
untuk melakukan hedging pinjaman swasta luar negeri, maraknya spekulasi pasar dalam negeri dan di luar negeri yang dilakukan dengan
relatif mudah, berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap prospek
dan kemampuan ekonomi Indonesia dalam menghadapi gejolak keuangan. Kecenderungan menguatnya mata uang Dollar terhadap hampir seluruh
mata uang dunia, sehingga mendorong investor untuk mengalihkan dana mereka ke mata uang Dollar, mudah termakan isu. Faktor-faktor tersebut
bisa menjadi penyebab Perubahan Kurs berpengaruh negatif terhadap IHSG Subastine dan Syamsudin, 2010.
4. Pengaruh Standard Poor’s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Hasil analisis statistik untuk variabel Standard Poor’s 500
diketahui bahwa koefisien regresi bernilai positif sebesar 2,021. Hasil statistik uji-t untuk variabel
Standard Poor’s 500 diperoleh nilai signifikansi sebesar 3,575 dengan tingkat signifikansi lebih kecil
dibandingkan taraf signifikansi yang telah ditetapkan 0,001 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Standard Poor’s 500 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riantani dan Tambunan 2013 dalam penelitiannya yang berjudul
Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Indeks Global terhadap Return Saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Dow Jones
berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham dengan arah hubungan positif. Standard Poor’s 500 atau SP 500 adalah sebuah indeks yang terdiri
dari saham 500 perusahaan dengan modal-besar, kebanyakan berasal dari Amerika Serikat. Indeks ini merupakan indeks paling terkenal yang