Pengujian Heteroskedastisitas Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

INFLASI = Variabel independen Inflasi SBI = Variabel independen Suku Bunga SBI KURS = Variabel independen Perubahan Kurs SP = Variabel independen Indeks Standard Poor’s 500 = standar error

5. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini harus dilakukan analisis statistik terlebih dahulu pada data yang telah diperoleh sebelumnya. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Uji regresi khususnya uji t dan uji F sangat dipengaruhi oleh nilai residual yang mengikuti distribusi normal, sehingga apabila asumsi ini menyimpang dari distribusi normal akan menyebabkan uji statistik menjadi tidak valid. Oleh karena itu, jika terdapat data yang menyimpang dari penyebarannya, maka data tersebut tidak disertakan dalam analisis. Hipotesis pertama, kedua, ketiga, dan keempat pada penelitian ini akan diuji menggunakan uji parsial Uji-t untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap variabel terikat.

a. Uji Parsial Uji-t

Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakan uji t pada derajat keyakinan sebesar 95 atau α = 5. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Inflasi, Suku Bunga SBI, Perubahan Kurs dan Standard Poor’s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Keputusan uji hipotesis secara parsial dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Apabila tingkat signifikansi ≤ 5, maka H ditolak dan H a diterima. 2 Apabila tingkat signifikansi 5, maka H diterima dan H a ditolak. Tabel 12. Hasil Uji Parsial Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig . B Std. Error Beta 1 Constant -.848 25.811 -.033 .974 INFLASI -9782.955 4476.550 -.299 -2.185 .037 SBI 2948.165 7392.720 .053 .399 .693 KURS -3418.786 1614.609 -.302 -2.117 .043 SP 2.021 .565 .516 3.575 .001 a. Dependent Variable: IHSG Sumber: lampiran 12, halaman 88 1 Variabel Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan H 01 : β 1 ≥ 0, artinya tidak ada pengaruh negatif antara Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. H a1 : β 1 0, artinya ada pengaruh negatif antara Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Berdasarkan Tabel 11 dalam model persamaan regresi linear dapat dilihat bahwa Inflasi memiliki nilai koefisien regresi sebesar -9782,955 dan t hitung sebesar -2,185 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi yang telah ditetapkan 0,037 0,05. Berdasarkan analisis ini maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan antara Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan diterima H a diterima dan H ditolak. 2 Variabel Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan H 02 : β 2 ≥ 0, artinya tidak ada pengaruh negatif antara Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. H a2 : β 2 0, artinya ada pengaruh negatif antara Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Berdasarkan Tabel 11 dalam model persamaan regresi linear dapat dilihat bahwa Suku Bunga SBI memiliki nilai koefisien regresi sebesar 2948,165 dan t hitung sebesar 0,399 dengan tingkat signifikansi lebih besar dibandingkan taraf signifikansi yang telah ditetapkan 0,693 0,05. Berdasarkan analisis ini maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan antara Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan ditolak H a ditolak dan H diterima. 3 Variabel Perubahan Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan H 03 : β 3 ≥ 0, artinya tidak ada pengaruh negatif antara Perubahan Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. H a3 : β 3 0, artinya ada pengaruh negatif antara Perubahan Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh uang yang beredar (m2), kurs, inflasi, dan tingkat suku bunga sbi terhadap beta saham syariah (JJI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

0 5 129

HUBUNGAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI), INFLASI, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

0 2 11

PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Periode Tahun 1993 – 2014).

0 3 14

PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Periode Tahun 1993 – 2014).

0 4 15

Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005 2009

1 5 62

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG).

0 2 20

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA 2003 – 2006.

0 0 8

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 85

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) - Perbanas Institutional Repository

0 0 15