Sakus vitelinus kantong kuning telur Amnion Korion Alantois

58 pertumbuhan dinding uterus. Dinding uterus menjadi tebal, lunak, dan lembut, serta mengeluarkan sekret seperti air susu uterinmilk sebagai makanan embrio. Selanjutnya, dinding rahim atau endometrium akan membuat hormone progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi.Setelah menjadi blastosit, zigot berkembang menjadi trofoblas, kemudian embrio dan akhirnya menjadijanin. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya denganperantaraan plasenta ari-ari atau tembuni. Selaput pembungkus embrio terdiri atas sakus vitelinus, amnion, korion, dan alantois.

a. Sakus vitelinus kantong kuning telur

Sakus vitelinus terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan tempat pemunculan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah yang pertama. Selaput- selaputtersebut berfungsi untuk melindungi embrio terhadap kekeringan da goncangan-goncangan dan membantuproses pernapasan, eksresi dan fungsi-fungsi pentinglainnya selama kehidupannya didalam rahim.

b. Amnion

Amnion merupakan selaput yang menghasilkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga embriotetap basah dan tahan goncangan.

c. Korion

Korion merupakan selaput yang terdapat di sebelah luaramnion. Korion mengandung banyak pembuluh pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya dengan perantaraan plasenta tembuni.

d. Alantois

Alantois terletak di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilang dan yang menetap adalah pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta. Bila pertumbuhan dan perkembangan janin telah sempurna, janin akan keluar melalui vagina.Selubung janin akan pecah, diikuti keluarnya plasenta. Pada saat proses kehamilan, progesterone dan estrogen merangsang pertumbuhan kelenjarair susu, tetapi setelah kelahiran hormon prolactin yang dihasilkan kelenjar hipofisis yang merangsang produksi air susu. 59

G. SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA

Seperti telah Anda ketahui, di dalam tubuh manusia terdapat beberapa sistem organ. Agar seluruh sistem organ itu dapat bekerja dengan baik dan saling mendukung satu sama lain, tentunya harus ada sistem lain yang berfungsi untuk mengatur seluruh proses kerjasistem organ tersebut. Sistem yang dimaksud adalah sistem koordinasi. Sesuai dengan namanya, sistem ini berfungsi untuk mengatur sistem organ tubuh yang lain agar dapat menjalankan fungsinya dan bekerja sama secara serasi dan efisien. Dalam tubuh kita, dibedakan menjadi dua sistem koordinasi berdasarkan sifat kerjanya, yaitu sistem koordinasi yang dilakukan oleh sistem saraf dan yang dilakukan oleh sistem endokrin hormonal. Di antara keduanya terdapat perbedaan. Koordinasi oleh sistem saraf berlangsung cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang memerlukan tanggapan segera, sedangkan pengaturan oleh sistem hormon berlangsung jauh lebih lambat, namun lebih teratur. Sebagai contoh, cara kerja sistem koordinasi, ketika seseorang melakukan aktivitas lari, otak akan memantau perubahan kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Apabila telah diketahui apa yang terdeteksi, otak melalui sistem saraf akan mengirimkan impuls-impuls saraf ke diafragma, otot, jantung, dan paru-paruuntuk memberikan tanggapan terhadap impuls- Gambar Pembungkus embrio Sumber: http:2.bp.blogspot.com.