10
Tabel 1. Perbedaan otot rangka, polos dan jantung
b. Sifat Kerja Otot
Gerak pada bagian tubuh terjadi karena kontraksi satu macam otot atau lebih. Otot-otot yang bekerja bersama untuk suatu gerakan disebut sinergis.Apabila gerak
yang ditimbulkan berlawanan, gerak itu disebut antagonis. Contoh gerak antagonis adalah sebagai berikut.
1 Ekstensor meluruskan dan Fleksor membengkok, seperti gerak tangan melipat ke atas.
2 Abduktor menjauh dan Adduktor mendekati seperti gerak tangan sejajar bahu.
11
3 Supinator menengadah dan Pronator menelungkup seperti gerakpada telapak tangan.
4 Depresor ke bawah dan Elevator ke atas seperti menaikkan dan menurunkan dagu. 5 Protraksi gerakan mendorong mandibula ke luar dan Rektraksi gerakan mendorong
mandibula ke dalam, seperti gerakan mandibula rahang.
Contoh gerak sinergis adalah sebagai berikut.
12
1 Pronator teres dan Pronator kuadratus. Rotasi gerakan berputar, seperti gerak pada tulang atlas sewaktu memutarkan kepala.
2 Sirkumduksi, gerakan ujung distal satu tulang membentuk satu lingkaran, sedangkan ujung proksimalnya tetap, seperti gerakan memutar satulingkaran mengitari sendi
bahu.
c. Mekanisme dan Energi Kontraksi Otot
Zat penyusun otot terdiri atas senyawa protein rangkap, yaitu miogen yang berupa larutan serta aktin dan miosin yang sukar larut. Dengan bantuan energi dari ATP, aktin
dan miosin dapat bereaksi membentuk aktomiosin yang mengakibatkan memendeknya sarkomer pada miofibril yang disebut kontraksi secara singkat. Proses
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. 1 Mekanisme Kontraksi Otot
Mekanisme kontraksi otot berlangsung dengan urutan sebagai berikut. a Pusat motorik di otak mengirimkan impulsrangsang menuju otot melalui saraf motorik
saraf kranial dan saraf spinal. b Sesampainya di ujung akson saraf motorik, rangsang dilanjutkan oleh neurohumor
hormon saraf berupa asetilkolin atau epinefrin adrenalin menuju ke otot reseptor pada otot yang mempunyaiaktin.
13
c Setelah rangsang sampai di reseptor, energi dilepaskan, maka aktin akan bergeser, zona H mengecil bahkan menghilang dan sarkomer memendek. Garis saling mendekat dan
otot berkontraksi berkerut. Jarak antara garis Z satu dan garis Z yang lainnya disebut sarkomer.
d Setelah kontraksi, ujung saraf motorik mengeluarkan suatu zat yang dapat menetralisasimenghambat kerja neurohumor yang dihasilkan sebelumnya, serta
kolinesterasi untuk menghambat asetil kolin dan Mono Amina Oksida MAO serta menghambat epinefrinadrenalin, sehingga aktin miofilamen tipis dan miosin
miofilamen tebal merenggang, zona H terbuka, garis Z satu dan garis Z yang lainnya saling menjauh, otot kembali relaksasi.
2 Energi Konstraksi Otot Energi awal yang diperlukan untuk kontraksi berasal dari ATP yang tersedia di otot.
ATP ADP + P + Energi
14
Akan tetapi, ATP yang tersedia hanya cukup untuk kegiatan otot selama 5 detik. Dalam otot selain ATP tersedia pula kreatin fosfat yang berenergi yang dimanfaatkan pada
waktu kontraksi otot. Selanjutnya kreatin melepaskan energinya.
Energi yang berasal dari ATP dan kreatin fosfat di dalam otot dapat dimanfaatkan untuk kegiatan otot selama 15 detik. Jika aktivitas otot berlanjut dan persediaan
kreatin P habis, energi diperoleh dari penguraian glukogen yang ada di otot. Selain dari penguraian glukogen, glukosa darah juga dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk
kontraksi otot.
Jika energi untuk kegiatan otot secara aerob tidak mencukupi, proses glukolisis dipercepat dan terjadi pembentukan asam laktat.
Asam laktat yang terbentuk dalam otot akan diuraikan menjadi karbondioksida dan air. Setelah kegiatan otot berlangsung selesai, penguraian asam laktat memerlukan oksigen.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa energi kontraksi otot diperoleh dari: a Sistem fosfagen, yaitu diperoleh dari persediaan kreatin fosfat dan ATP,cukup untuk
kegiatan otot selama 15 detik, misalnya, lari 100 m. b Sistem glikogen, asam laktat yang menyuplai ATP cukup untuk kegiatan otot selama 30
- 40 detik, misalnya, lari 400 m. c Sistem aerobik. Energi yang dihasilkan semuanya diperoleh dari respirasi aerob,
misalnya joging.
15
5. Hubungan antara Sendi dan Otot