36
terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian paling bawah adalah sel-sel darah merah, lapisan di atasnya adalah lapisan berwarna kuning yang berisi sel-sel darah putih.
Sedangkan, lapisan paling atas adalah plasma darah. 1
Plasma Darah Plasma darah merupakan komponen darah yang paling banyak, yaitu sekitar 55-60
bagian dari darah. Plasma darah terdiri atas 90 air dan 10 sisanya berupa zat-zat yang terlarut di dalamnya yang harus diangkut ke seluruh tubuh. Zat-zat terlarut
tersebut terdiri atas protein, hormon, nutrisi glukosa, vitamin, asam amino, lemak, gas oksigen dan karbon dioksida, garam-garam sodium, kalsium, potasium,
magnesium, serta zat buangan seperti urea. Protein dalam plasma darah merupakan zat terlarut yang paling banyak. Terdapat tiga
bagian utama protein plasma darah, yaitu: a
albumin, berperan dalam mengatur tekanan osmotik darah mengontrol aliran air
yang masuk ke dalam membran plasma; b
globulin, mengangkut nutrisi makanan dan berperan dalam system kekebalan
tubuh; c
fibrinogen, berperan dalam proses pembekuan darah.
2. Sel-Sel Darah
Hampir 45 dari volume darah manusia merupakan sel-sel darah. Darah mengandung beberapa tipe sel darah yang memiliki fungsi yang berbedabeda. Terdapat tiga macam sel
darah, yaitu sel darah merah eritrosit, sel darah putih leukosit, dan keping darah trombosit.
a. Sel darah merah
Eritosit erythro = merah, cyto = sel tidak memiliki inti sel dan berbentuk bikonkaf
sehingga memiliki luas permukaan yang besar.
Gambar eritrosit Sumber:
http:www.drzpost.com
37
Pria rata-rata mempunyai eritrosit ± 5 juta per mm darahnya, sedangkan wanita mempunyai eritrosit ± 4,5 juta per mm 33 darahnya.
Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin, yaitu sebuah molekul
kompleks dari protein dan molekul besi Fe. Setiap molekul hemoglobin dapat berikatan
dengan empat molekul oksigen Gambar hemoglobin. Oksigen diperoleh ketika sel darah
melewati kapiler-kapiler alveolus di paru-paru. Hemoglobin kurang reaktif terhadap molekul karbon dioksida. Oleh karena itu, karbon dioksida yang diperoleh dari sel lebih
banyak larut dalam plasma darah.
Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen akan berwarna merah cerah Adapun hemoglobin yang tidak berikatan dengan oksigen, berwarna merah gelap atau kebiru-
biruan. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang. Misalnya, di tulang dada, tulang lengan atas, tulang kaki atas, dan tulang pinggul.
Sel darah merah tidak mempunyai inti sel sehingga sel darah merah tidak dapat hidup lama. Sel darah merah hanya dapat hidup sekitar 120 hari. Setiap detik lebih kurang 2 juta
sel darah merah dalam tubuh kita mati dan digantikan oleh yang baru. Sel darah yang mati atau rusak dikeluarkan dari sistem peredaran darah. Kemudian,
masuk ke hati atau limfa untuk dipecah. Zat besi yang dikandung sel darah tersebut kemudian diangkut darah menuju sumsum tulang untuk dirakit kembali menjadi molekul
hemoglobin yang baru hingga akhirnya terbentuk sel darah yang baru. Walaupun proses daur ulang tersebut memiliki nilai efisiensi yang tinggi, ada sebagian kecil zat besi yang
dibuang dan harus digantikan melalui makanan. Pendarahan akibat kecelakaan atau menstruasi mengurangi zat besi yang disimpan.
b. Sel Darah Putih
38
Sel darah putih tidak memiliki hemoglobin sehingga tidak berwarna merah, serta ukuran dan jumlah sel darah putih berbeda dengan sel darah merah. Perbandingan
jumlah sel darah putih dan sel darah merah mencapai 1:500 hingga 1:1000. Artinya, terdapat 500 hingga 1000 sel darah merah untuk setiap satu sel darah putih. Ukuran sel
darah putih lebih besar daripada sel darah merah. Sel darah putih memiliki inti sel sehingga dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Sel darah putih berdasarkan karakteristik sitoplasmanya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit merupakan kelompok sel darah putih yang
sitoplasmanya bergranula.
Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil, dan basofil. Neutrofil adalah sel darah
putih yang granulanya menyerap zat warna yang bersifat netral. Sementara itu, eosinofil granulanya menyerap zat warna yang bersifat asam, sedangkan basofil granulanya
menyerap zat warna yang bersifat basa. Sementara itu, agranulosit merupakan kelompok sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula, terdiri atas limfosit dan monosit.
Limfosit dinamai demikian karena sel ini terdapat juga pada cairan limfa. Adapun monosit merupakan sel darah putih yang berukuran besar.
Sel darah putih dibentuk di limfa dan sumsum tulang. Secara umum, sel darah
putih berperan dalam pertahanan tubuh. Sel darah putih akan mematikan organisme atau
zat asing berbahaya yang masuk ke dalam tubuh,
terutama yang masuk melalui jaringan darah.
Eosinofil dan monosit dapat bersifat fagositik terhadap sel asing, seperti sel bakteri dan sel kanker. Dalam melaksanakan
fungsinya, monosit dapat membesar menjadi makrofag.
Limfosit juga dapat menonaktifkan mikroorganisme asing yang memasuki tubuh. Berbeda dengan eosinofil dan monosit, limfosit bekerja spesifik dengan mengenali jenis
mikroorganisme tertentu yang akan dinonaktifkan. Limfosit terdiri atas limfosit T yang dimatangkan di kelenjar timus, sedangkan limfosit B dimatangkan di sumsum tulang.
Gambar eritrosit Sumber: http:fungsi.web.id
39
Penjelasan fungsi sel-sel ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab Sistem Pertahanan Tubuh.
c. Keping Darah