41
Lapisan kulit
bagian bawah
adalah dermis. Di lapisan dermis terdapat serabut saraf dan pembuluh
darah. Selain itu, di lapisan dermis terdapat struktur lain, seperti kelenjar
keringat, rambut, dan kelenjar minyak. Minyak yang dihasilkan oleh kelenjar di
sekitar folikel
rambut berfungsi
menjaga permukaan kulit agar tetap lembap.
Kelenjar keringat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
pangkal berbentuk gulungan anyaman yang terletak di dermis, dan bagian
saluran yang berujung di permukaan kulit epidermis. Bagian pangkal yang bergulung tersebut dikelilingi oleh kapiler darah.
Melalui kapiler darah tersebut kelenjar keringat menyerap cairan di jaringan. Cairan tersebut kemudian dikeluarkan sebagai keringat.
Ekskresi keringat berkaitan juga dengan upaya tubuh dalam menjaga kestabilan suhu tubuh. Ketika suhu tubuh naik, suhu darah akan meningkat dan merangsang kelenjar
hipotalamus di otak. Hormon yang disekresikan kelenjar ini masuk ke darah dan merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga kecepatan aliran darah menurun
dan kelenjar keringat memproduksi keringat. Dengan demikian, suhu tubuh akan menurun.
2. Paru-paru
Paru-paru berperan dalam proses ekskresi karena paru-paru mengeluarkan gas karbon dioksida dan air melalui proses respirasi. Dalam paru-paru, terdapat alveoli
tempat terjadinya pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida. Dinding alveoli dan kapiler sangat tipis dan basah sehingga memudahkan pertukaran gas Gambar alveolus.
Setelah udara masuk ke alveolus, oksigen masuk melalui dinding alveolus dan segera memasuki dinding kapiler darah. Sebaliknya, karbon dioksida dan air terlepas dari darah
dan masuk ke alveoli untuk selanjutnya dikeluarkan dari dalam tubuh.
Gambar struktur kulit manusia Sumber: http:rudyhartono.yu.tlfileskulit1
42
3. Hati hepar
Hati termasuk dalam sistem ekskresi karena hati mengeluarkan empedu Gambar hepar. Setiap hari, hati menyekresi sekitar 600
–1.000 mL cairan empedu. Cairan empedu terdiri atas kolesterol, lemak, hormon pelarut lemak, dan lesitin. Fungsi cairan empedu, di
antaranya mengemulsi lemak dalam usus halus. Cairan empedu tersebut disimpan dalam kantung empedu untuk disalurkan ke dalam usus halus.
Sebagai bagian dari sistem ekskresi, hati menghasilkan produk ekskretori, seperti zat
pewarna cairan empedu bile pigmen, yaitu bilirubin. Bilirubin berasal dari pemecahan
hemoglobin darah yang berlangsung dalam hati. Sel darah merah yang telah rusak dan
mati dirombak oleh hati melalui sel-sel khusus
yang disebut histiosit. Hemoglobin dalam sel
darah merah dipecah menjadi hemin, globin, dan zat besi. Globin dan zat besi disimpan
kembali di hati untuk selanjutnya dikembalikan ke limfa dan sumsum tulang belakang dan
digunakan dalam pembentukan hemoglobin baru. Hemin digunakan sebagai zat warna empedu yang disebut bilirubin. Bilirubin berwarna hijau biru. Zat tersebut selanjutnya
disalurkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning kecokelatan. Zat warna inilah yang memberi warna pada urine dan feses.
4. Ginjal