mereka dengan ketat untuk memastikan bahwa aturan-aturan dipatuhi. Orang tua yang kurang dalam pengendalikan atau menuntut sering disebut orang tua permisif
membuat tuntutan yang lebih sedikit dan memungkinkan anak-anak mereka memiliki banyak kebebasan dalam mengeksplorasi lingkungan, mengungkapkan pendapat
mereka dan emosi, dan membuat keputusan tentang kegiatan mereka sendiri.
2.2.3 Jenis-jenis Pola Asuh
1. Pola Asuh Demokratis
Gaya pengasuh dicirikan beberapa kondisi dimana orangtua senantiasa mengontrol perilaku anak, namaun control tersebut dilakukan dengan fleksibel atau
tidak kaku. Orang tua meminta anak untuk menunjukkan prestasi- prestasi tertentu. Permintaan tersebut di dasari pengetahuan bahwa prestasi tersebut sesuai dengan
tingkat perkembangan umurnya. Orangtua memperlakukan anak dengan hangat, membangun rasa percaya diri, dan anak diperlakukan secara unik. Orangtua
berkemunikasi dalam banyak hal dengan anak. Kemampuan orang tua dalam mengetahui kebutuhan anak serta kemampuan mendengarkan aspirasi anak menjadi
cirri gaya pengasuhan ini. Nilai kepatuhan anak terhadap otoritas orangtu tetap mendapat perhatian, walaupun bukan menuntut kepatuhan yang total.
Anak yang diasuh dengan gaya pengasuhan demokratis akan mengembangkan percaya diri, kontrl emosi yang baik, selalu ingin tahu, menggali hal- hal yang dapat
memperluas wawasan dan kematangan pribadinya. Anak mampu menemukan arah dan tujuan dari tugas- tugas perkembangannya. Anak mengembangkan sikap
bertanggung jawab dan percaya terhadap kemampuan diri sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Pola asuh Otoriter
Gaya pengasuhan ini menenpatkan orangtua sebagai pusat dan pengendali utama dan pemegang kendali. Orangtua melakukan control yang ketat terhadap anak
yang didasarkan kepada nilai- nilai yang dipercayai absolute kebenarannya. Sikap dan perilaku anak dikontrol dan dievaluasi dengan menggunakan nilai yang absolute juga.
Nili kepatuhan menjadi dominan dan sangat penting bagi orangtua, dan dijadikan sebagai indicator keberhasilan pengasuh yang dilaksanakan orang tua. Demikian
halnya dengan nilai otoritas orangtua. Orangtua sangat sensi jika anak dinilai tidak menghiraukan atau bahkan tidak menghormati orangtua lagi.
Anak yang dibesarkan dengan pengasuhan otoriter akan mengembangkan sikap sebagai pengekor, selalu tergantung pada orang lain dalam mengambil
keputusan, dan tidak memiliki kemandirian pribadi. Anak sulit untuk menangkap makna dan hakikat dari setiap fenomena hidup, kurang fokus terhadap aktifitas yang
dikerjakan, dan seringkali kehilangan arah yang dituju amless . Anak tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dipenuhi ketakutan berbuat salah, dan cenderung sulit
mempercayai orang- orang yang disekitarnya. Akumulasi dari karakteristik negative tersebut menyebabkan anak memiliki kecenderungan untuk agresif dan mempunyai
tingkah lau yang menyimpang. 3.
Pola Asuh Permisif Sesuai dengan namanya, gaya pengasuhan permisif serba membolehkan
dicirikan oleh perilaku orangrua yang senantiasa menyetuji keinginan anak. Orangtua bukan hanya senantiasa melibatkan anak dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan, tapi juga menjadikan pilihan anak sebagai kebijakan keluarga. Anak menjadi sumber pengambilan keputusan berbagai hal dalam keluarga. Hal tersebut
bahkan berlaku untuk hal- hal dimana anak belum waktunya untuk terlibat.orang tua
Universitas Sumatera Utara
kurang melakukan evaluasi dan control terhapa perilaku anak. Disisi lain orang tua tidak menuntut atau meminta anak untuk menunjukkan prestasi yang seharusnya
ditunjukkan sesuai usia perkembangannya. Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan permisif akan tumbuh
menjadi ank yang control dirinya rendah, kurang bertanggung jawab, tidak terampil dalam mengatasi masalah, dan tidak frustasi. Anak kurang mengembangkan
keinginantahuan apalagi memenuhi keinginantahuan yang ada. Anak cenderung impulsive dan agresif, sehingga bermasalah dalam pergaulan sosialnya. Rendahnya
keterampilan emosi sosial menyebabkan kepercayaan diri rendah. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif menunjukkan tidak matangnya mature
tingkat perkembangan sesuai usianya. Jika pengasuhan dimensi arahan dikombinasikan dengan gaya pengasuhan
dimenasi kehangatan The Warmth Dimension, Baumrind menambahkan satu lagi gaya pengasuhan yaitu gaya pengabaian dan penolakan. Kombinasi antara kontrol
orang tua dengan perlakuan hangat orang tua dapat digambarkan sebagai berikut : 1
Gaya pengasuhan demokratis : memiliki kontrol tinggi dan kehangatan tinggi. 2
Gaya pengasuhan permisif : memiliki kontrol rendah tapi kehangatan tinggi 3
Gaya pengasuhan otoriter : memiliki kontrol tinggi dan kehangatan renda 4
Gaya pengsuhan penolakan : baik kontrol maupun kehangatan rendah Sunarti, Euis, 2004: 117.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh .