Perilaku Anak Autis Autis .1 Pengertian Autis

2.5.4 Perilaku Anak Autis

Anak yang mengalami gangguan autis mempunyai perilaku yang berbeda dari perilaku normal. Anak autis ini bisa berperilaku yang berlebihan atau perilaku yang berkekurangan, sampai ke tingkat yang rendah atau tidak ada perilaku. Seorang anak bisa saja mengamuk tantrum karena frekuensi dan intesitasnya berlebihan. Perilaku mengamuk bisa saja terjadi karena hal-hal kecil, misalnya meminta anak berjalan atau duduk tenang, atau antri di loket. Biasanya ia menstimulus diri dengan menjerit, menendang, mencakar, menggigit, atau melukai dirinya sendiri, sehingga mengganggu orang lain juga mengganggu proses belajar. Anak autis yang memiliki perilaku yang berkekurangan biasanya cenderung memiliki gangguan bicara. Ada anak autis yang berbicara nonverbal, sedikit suara, sedikit kata-kata, dan ada pula yang membeo ekolalia cepat atau yang mengulangi perkataan setelah pembicaraan berlangsung sudah lama ekolalia lambat. Banyak perilaku-perilaku aneh lainnya yang tidak sebagaimana mestinya, ada yang anak yang saat diajak bicara tidak menanggapi sama sekali padahal dia tidak mempunyai gangguan pendengaran, karena suatu saat dia dapat merespon normal. Terkadang anak juga sering menunjukkan emosi yang tidak stabil, dan ada juga yang hampir tidak menunjukkan perilaku emosional., Perilaku autis digolongkan dalam dua jenis , yaitu : 1. perilaku yang eksesif berlebihan Yang termasuk perilaku eksesif adalah hiperaktif dan tantrum mengamuk, di sini sering terjadi anak menyakiti diri sendiri self abuse. 2. perilaku yang defisit berkekurangan. Sedangkan perilaku defisit ditandai dengan gangguan bicara, perilaku sosial kurang sesuai, defisit sensoris sehingga dikira tuli, bermain tidak benar dan emosi yang tidak tepat. Universitas Sumatera Utara Tata laksana perilaku diarahkan untuk menekan kelainan perilaku ini baik yang eksesif maupun yang defisit, dan sekaligus menggantikannya dengan perilaku yang dapat diterima masyarakat umum mainstream. Adapun indikator pada perilaku autis pada anak-anak adalah sebagai berikut : A. Bahasa komunikasi Selain ekspresi wajah yang datar, anak autis juga tidak menggunakan bahasaisyarat tubuh, jarang memulai komunikasi, tidak meniru aksi atau suara, bicara sedikit atau tak ada dan tidak mengerti arti kata dan berkomunikasi dengan intonasiritme vocal yang aneh. B. Hubungan dengan orang Biasanya anak autis kurang mempunyai motivasi, bukan hanya sering menarik diri dan asyik sendiri, tetapi memiliki kecenderungan tidak ingin memperluas lingkup perhatian mereka. Tak responsif, tak ada senyum sosial, tidak berkomunikasi dengan mata, tidak menggunakan permainan giliran. Mereka umumnya belajar paling efektif pada kondisi imbalan langsung, yang jenisnya sangat individual. Namun, respon ini berbeda untuk setiap anak autis. C. Hubungan dengan lingkungan Sangat selektif dalam menerima rangsangan, sehingga kemampuan menangkap isyarat yang berasal dari lingkungan sangat terbatas. Bermain repetitif diulang-ulang, marah-marah atau tak menghendaki perubahan, berkembangnya rutinitas yang kaku, memperhatikan ketertarikan dan tak fleksibel. Universitas Sumatera Utara D. Respon terhadap rangsangan indera sensoris Sering menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merangsang diri sendiri, misalnya bertepuk tangan, duduk memandangi langit, mengepak- ngepakkan tangan, atau memandangi jari jemari. Semua kegiatan ini tidak produktif, sehingga tidak menambah wawasan baru. E. Kesenjangan perkembangan perilaku Perkembangan perilaku yang dialami anak autis tidak seimbang, seperti kemampuan yang sangat baik atau sangat terlambat, ketrampilan di luar urutan normal, tapi tak mengerti ari, lancer membeo tapi sulit berbicara dari diri sendiri dan lain sebagainya. Handojo, Y, 2003 :24. Perilaku tidak wajar pada anak autis terdiri dari : a. Stimulasi Diri, terjadi bila anak terlalu banyak sendiri atau tidak berada dalam b. keadaan interaktif dengan orang lain. c. Mild Disruptive Behavior MDB, timbul bila anak mencoba menolak atau menawar instruksi. Selain itu MDB juga timbul akibat frustasi dan imbalan yang tidak efektif. d. Tantrum atau Mengamuk, timbul akibat MDB yang berlangsung terus pada anak. Anak bisa mengamuk pada orang lain agresif dan pada diri sendiri self- abuse.

2.5.5 Penanganan Pada Anak autis