1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita Asma Bronkial rawat inap di RSUD Langsa Tahun 2009-2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Asma Bronkial berdasarkan data sosiodemografi yaitu : Umur, Jenis Kelamin, Suku, Agama, Pekerjaan,
Status Perkawinan, Daerah Asal. b. Untuk mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata penderita Asma Bronkial.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Asma Bronkial berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Asma Bronkial berdasarkan sumber biaya.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan jenis kelamin f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu
pulang. g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya
h. Untuk mengetahui distribusi proporsi daerah asal berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
i. Untuk mengetahui distribusi proporsi sumber biaya berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Sebagai bahan masukan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penderita Asma Bronkial.
1.4.2 Memberikan tambahan informasi dan pengetahuan penulis terhadap masalah kesehatan terutama tentang penyakit Asma Bronkial dan sebagai bahan
masukan bagi peneliti lain yang membutuhkan data penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Asma Bronkial
Kata “Asthma” berasal dari bahasa yunani yang berarti “terengah-engah” atau sukar bernapas. Menurut “United States National Tuberculosis Association” 1967,
Asma Bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap reaksi yang meningkat dari trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan
manifestasi berupa kesukaran bernapas yang disebabkan oleh penyempitan yang menyeluruh dari saluran napas.
10
Gambar 2.1. Normal dan Asma Bronkial
11
Asma Bronkial adalah suatu kelainan berupa inflamasi peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk,
sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam atau dini hari yang umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan.
12
Asma Bronkial dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi. Gejala-gejala tersebut disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Penyempitan
tersebut disebabkan oleh mengkerutnya otot-otot yang melingkari saluran napas, membengkaknya dan meradangnya jaringan sekitar selaput lendir saluran dan
meningkatnya produksi lendir atau dahak yang ditumpahkan ke saluran napas. Akibatnya aliran udara yang masuk maupun keluar dari paru terganggu.
10
Asma Bronkial bersifat fluktuatif hilang timbul artinya dapat tenang tanpa gejala, tidak menganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan
sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian.
12
2.2 Anatomi Paru-Paru 2.2.1 Trakea
Trakea merupakan organ tabung antara laring sampai dengan puncak paru, panjangnya sekitar 10-12 cm dengan diameter 2,5 cm. Tersusun dari 16 sampai 20
cincin tulang rawan berbentuk huruf C yang terbuka pada bagian belakangnya. Terdapat silia yang memicu terjadinya reflek batukbersin. Pada ujung trakea
bercabang 2 kanan dan kiri disebut bronkus.
2.2.2 Bronkus
Trakea bercabang menjadi dua bronkus yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri yang menyalurkan udara kesetiap paru-parunya. Bronkus kemudian bercabang-
cabang sampai lebih kurang 25 kali sebelum mencampai percabangan terkecil yang