Pemeriksaan Penunjang Pencegahan Sekunder
normal normal = 250mm
3
. Pada Asma Bronkial tipe alergi, eosinofil dapat meningkat sampai 800-1000mm
3
. Bila peningkatan eosinofil ini melebihi 1000mm
3
, ada kemungkinan peningkatan ini disebabkan infeksi, bila eosinofil tetap tinggi setelah diberi kortekosteroid, maka Asma Bronkial tipe ini disebut
steroid resistant bronchial asthma.
10
Pemeriksaan analisis gas darah hanya dilakukan pada Asma Bronkial yang berat, saat penderita sudah tidak dapat lagi meniup spirometer, karena sudah
terlalu sesak. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan berat ringannya suatu serangan Asma Bronkial, yang di ukur adalah tekanan oksigen dan tekanan karbon dioksida
dan keasaman darah. Pada Asma Bronkial yang berat tekanan oksigen ini menurun, bila lebih berat lagi tekanan karbon dioksida meninggi dan darah
menjadi asam. 3. Uji Kulit
Tes ini bertujuan untuk menunjukkan adanya antibody IgE spesifik dalam tubuh. Uji ini hanya mendukung anamnesis, karena uji alergen yang positif tidak
selalu merupakan penyebab Asma Bronkial, demikian pula sebaliknya. 4. Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan rontgen hanya sedikit membantu dalam diagnosis Asma Bronkial, karena pemeriksaan ini tidak dapat menunjukkan adanya penyempitan
saluran napas. Tujuan pemeriksaan rontgen pada Asma Bronkial adalah untuk melihat adanya penyakit paru lain seperti empisema, tuberkulosis atau
komplikasi Asma Bronkial, seperti infeksi paru atau pecahnya alveoli.
5. Uji Provokasi Bronkus Pemeriksaan provokasi baru dilakukan bila dokter masih belum dapat
memastikan diagnosis Asma Bronkial meskipun sudah melakukan berbagai macam pemeriksaan. Untuk menunjukan adanya hipereaktivitas bronkus
dilakukan uji provokasi Bronkus. Ada beberapa cara melakukan uji provokasi bronkus seperti uji provokasi dengan histamine, metakolin, kegiatan jasmani,
udara dingin, larutan garam, hipertonik, dan bahkan dengan aqua destilata.
23
Provokasi dengan zat kimia penderita diminta untuk menghirup uap zat kimia. Sedangkan provokasi dengan kegiatan jasmani penderita diminta berlari cepat
selama 6 menit sehingga mencapai denyut jantung 80-90 dari maksimum. Dianggap bermakna bila menunjukkan penurunan APE Arus Puncak Ekspirasi
paling sedikit 10. Sama halnya uji provokasi dengan alergen, hanya dilakukan pada pasien yang alergi terhadap elergen yang di uji.
28