Elemen Komunikasi Kajian Teori

20

3. Elemen Komunikasi

Sebagaimana diketahui bahwa semua interaksi dalam komunikasi mempunyai berbagai elemen untuk mendukung terjadinya proses komunikasi. Sebagaimana juga diutarakan oleh Onong Uchjana Effendy, seluruh interaksi dalam komunikasi mempunyai berbagai elemen di dalamnya. Di antaranya: a. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah kelompok. b. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang. c. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. d. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. e. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. f. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi atau efek pada komunikan setelah diterpa pesan. g. Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tercapaikannya pesan dari komunikator. h. Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya Uchjana, 2001: 18-19. 21 Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti nantinya akan lebih difokuskan pada sisi pesan atau message sebagai elemen komunikasi. Sebab kajian yang akan dilakukan adalah kajian tentang pesan. Menurut Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss 2009: 80 pesan adalah teks atau seperangkat tanda yang terorganisir dan memiliki makna dalam komunikasi. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Cangara 2006: 23, pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Menengok dari sisi lain, pesan dibangun lebih dari sekedar menyampaikan informasi, melainkan pesan memberitahukan kepada orang lain tentang diri sendiri, masa lalu, kebudayaan, dan harapan Litlejohn dan Foss, 2009:204. Littlejohn menguraikan bahwa teori pembuatan pesan message production dan penerimaan pesan message reception menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis, yaitu: a. Trait explanations Tipe ini lebih memfokuskan pada pada karakteristik individual yang relatif statis dan cara karakteristik berasosiasi dengan sifat-sifat variabel lain, memfokuskan pada hubungan antara tipe personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu. Teori-teori ini memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat personalitas tertentu, akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula dalam menyampaikan atau menerima pesan. 22 b. Behavioral Explanations Tipe ini lebih memfokuskan pada sisi perilaku. Bagaimana perilaku berkembang, bagaimana perilaku menentukan dalam berhubungan, merasakan, memikirkan dan mencirikan atau membedakan dengan yang lain. c. Cognitive Explanation Tipe ini lebih memfokuskan pada sisi pikiran, yang mana berusaha menangkap mekanisme-mekanisme yang ada dalam pikiran saat informasi diperoleh dan diorganisir. Mekanisme tersebut seperti bagaimana memori dipakai, bagaimana seseorang mencurahkan pikirannya dalam seni, bagaimana pesan didesain untuk menyempurnakan tujuan dan kepentingan yang sama Littlejohn, 1995:94. Berdasarkan penelitian data di atas penelitian yang akan dilakukan nantinya lebih berfokus pada penerimaan pesan message reception karena sifat dari komunikasi massa pada sisi komunikan sendiri yang heterogen, anonim dan tersebar. Ketepatan komunikasi menunjukkan kepada kemampuan orang untuk mereproduksi atau menciptakan suatu pesan dengan tepat. Dalam komunikasi, istilah ketepatan digunakan untuk menguraikan tingkat persesuaian diantara pesan yang diciptakan oleh komunikator dan reproduksi dari komunikan mengenai pesan tersebut, atau dengan kata lain tingkat penyesuaian arti pesan yang dimaksudkan oleh komunikator sama dengan arti yang diinterpretasi oleh komunikan. 23 Kekurangan ketepanan atau perbedaan arti diantara yang dimaksudkan oleh komunikator dengan interpretasi komunikan dinamakan distorsi. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa informasi dan arti pesan berubah dari apa yang di maksudkan, ketika pesan itu melewati individu-individu dalam jaringan komunikasi. Proses komunikasi kebawah, keatas, horizontal dan berbagai arah ada yang terjadi dengan cara yang simultan, secara seri atau berantai. Pesan yang didistribusikan dengan cara yang simultan mudah kena perubahan dan distorsikan bila dibandingkan dengan komunikasi interpersonal Muhammad, 2007: 206-207. Menurut Fiske, studi tentang teks dan kebudayaan mempunyai pemahaman atas apa yang membentuk pesan. Studi ini mempunyai pandangan bahwa pesan merupakan suatu konstruksi tanda yang melalui interaksinya dengan komunikan menghasilkan makna. Komunikator, yang didefinisikan sebagai transmiter pesan, menurun arti pentingnya. Penekanan bergeser pada teks dan bagaimana t eks itu “dibaca’. Membaca adalah proses menemukan makna yang terjadi ketika pembaca berinteraksi atau bernegoisasi dengan teks. Negoisasi ini terjadi karena komunikan membawa aspek-aspek pengalaman budayanya untuk berhubungan dengan kode dan tanda yang menyusun teks. Negoisasi juga melibatkan pemahaman yang agak sama tentang apa sebenarnya teks tersebut. Maka komunikan dengan pengalaman sosial yang berbeda atau dari budaya yang berbeda mungkin menemukan makna yang berbeda pada teks yang sama Fiske, 2010:10. 24

4. Level Komunikasi

Dokumen yang terkait

Konstruksi Media Massa Dalam Sampul Depan Majalah(Analisis Semiotika Sampul Depan Majalah Time)

5 66 97

Analisis Semiotik Korupsi Terhadap Sampul Majalah Tempo pada Kasus Simulator Sim

1 12 113

SIMBOL SIMBOL SOSIAL KEBUDAYAAN JAWA, HINDU DAN ISLAM YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM ARTEFAK MASJID AGUNG SURAKARTA

0 15 110

STEREOTIPE TERHADAP INSTITUSI KEPOLISIAN DALAM MEDIA Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian Dalam Media (Analisis Semiotik Simbol-Simbol dan Pemaknaan Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian yang Direpresentasikan Oleh Sampul Depan Majalah Tempo Tahun

0 0 17

Daftar Pustaka Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian Dalam Media (Analisis Semiotik Simbol-Simbol dan Pemaknaan Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian yang Direpresentasikan Oleh Sampul Depan Majalah Tempo Tahun 2010).

1 3 10

Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI.

2 9 79

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

2 4 79

PEMAKNAAN ILUSTRASI SAMPUL DEPAN MAJALAH TEMPO (Analisis Semiotik Ilustrasi Sampul Depan Majalah Tempo Edisi 22 Maret Sampai 28 Maret 2010 Yang Berjudul Angkatan Baru Penebar Teror).

1 4 93

Revitalisasi Institusi Kepolisian

0 1 1

PEMAKNAAN ILUSTRASI SAMPUL DEPAN MAJALAH TEMPO (Analisis Semiotik Ilustrasi Sampul Depan Majalah Tempo Edisi 22 Maret Sampai 28 Maret 2010 Yang Berjudul Angkatan Baru Penebar Teror)

0 0 19