Semiotika Model Charles Sanders Peirce

55 yang menjadi pembeda yang ditunjukkan oleh individu; sejumlah atribut yang diamati pada individu. Peran sendiri menurut Horton dan chester 1992:118, mengartikan peran sebagai perilaku yang dimainkan dari seseorang lembaga yang mempunyai status tertentu. Institusi Kepolisian memegang peran yang sangat besar dalam menjaga keamanan, ketertiban dan mengayomi masyarakat. Dari segi sosiologi, peran role selalu ditinjau dalam hubungan dengan kelompok. Sebagaimana manusia satu sama lain mengadakan interaksi dan mengadakan pengaruh timbal balik, demikian pula kelompok dan lembaga-lembaga sosial mengadakan interaksi satu sama lain dan mempengaruhi lingkunganya. Sebaliknya setiap lembaga sosial peka sekali terhadap perubahan lingkunganya, terhadap nilai-nilai kelompoknya serta penilaian orang terhadap lembaga sosial tadi Susanto, 1999:231. Secara umum peran merupakan seperangkat patokan yang membatasi apa prilaku yang mesti dilakukan seseorang yang menduduki suatu posisi Suhardono, 1994: 15. Dengan menganalisis sampul majalah Tempo melalui gambaran karakteristik dan peran negatif maka akan mengetahui makna tersirat dari simbol-simbol yang dibawa oleh gambar-gambar sampul majalah Tempo.

3. Semiotika Model Charles Sanders Peirce

Berkenaan dengan gambar yang berada dalam sampul majalah Tempo yang berupa delapan gambar karikatur dan satu gambar foto, untuk 56 mengkaji semua gambar tersebut dalam perspektif semiotika, dapat membedahnya lewat sistem tanda. Gambar-gambar tersebut menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik verbal maupun yang berupa ikon. Sobur berpendapat bahwa pada dasarnya lambang yang digunakan terdiri atas dua jenis, yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang dikenal. Sedangkan lambang non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan, yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk realitas. Ikon adalah bentuk dan warna yang serupa atau mirip dengan keadaan sebenarnya seperti gambar benda, orang, atau binatang. Ikon di sini digunakan sebagai lambang ataupun simbol Sobur, 2005:116. “Secara etimologis, lambang ataupun simbol sendiri berasal dari kata Yunani “ symballein ” yang berarti melemparkan bersama suatu benda, perbuatan dikaitkan dengan suatu ide” Sobur, 2004:155. Selain itu, ada pula yang menyebutkan “ symbolos ”, yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang Herusatoto, 2001:10. Melalui simbol, manusia dapat berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya dalam suatu proses komunikasi. Kemampuan manusia dalam berkomunikasi dan bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia sangatlah ditunjang dengan simbol-simbol yang mereka gunakan, karena melalui simbol manusia dapat mengungkapkan suatu pendapat berupa pesan-pesan sosial. Konsep dari pesan-pesan sosial itu sendiri yakni tidak dapat dipisahkan dengan budaya. Hubungan antara manusia dengan kebudayaan sangatlah erat dan tidak dapat terpisahkan, 57 bahkan disebut sebagai makhluk budaya. Kebudayaan terdiri atas gagasan- gagasan, simbol-simbol, dan nilai-nilai sebagai hasil karya dari tindakan manusia, sehingga terdapat ungkapan, “Begitu eratnya kebudayaan manusia dengan simbol-simbol, sampai manusia pun disebut makhluk dengan simbol-simbol; manusia berpikir, berperasaan dan bersikap dengan ungkapan- ungkapan yang simbolis” Sobur, 2004:177. Dalam konsep Charles Sanders Peirce, simbol diartikan sebagai “tanda yang megacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri” Sobur, 2004:156. Hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang ditandakan petanda sifatnya konvensional. Berdasarkan konvesi itu, maka masyarakat pemakainya dapat menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek yang diacu serta dapat menafsirkan maknanya. Dalam arti demikian, kata misalnya, merupakan suatu bentuk simbol karena hubungan kata dengan dunia acuannya ditentukan berdasarkan kaidah bahasanya. Dimana kaidah kebahasaan itu secara artifisial ditentukan berdasarkan konvensi masyarakat pemakainya. Simbol memiliki kesatuan bentuk dan makna. Simbol merupakan “kata atau sesuatu yang bisa dianalogikan sebagai kata yang telah terkait dengan penafsiran pemakai, kaidah pemakaian sesuai dengan jenis wacananya, dan kreasi pemberian makna sesuai dengan intensi pemakainya” Sobur, 2004:156. Dari situ, untuk melihat dan menemukan makna dalam sampul majalah Tempo maka peneliti mengunakan semiotika model Charles 58 Sanders Peirce yang lebih memfokuskan perhatiannya pada tanda yang dikaitkan dengan objeknya. “Peirce melihat tanda representamen sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari objek referensinya serta pemahaman subjek atas tanda interpretant ” Piliang, 2003:266. Tanda, menurut pandangan Peirce adalah “.... something which stands to somebody for something in some respect or capacity ” dari definisi Peirce ini tampak peran subjek somebody sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pertandaan, yang menjadi landasan bagi semiotika Piliang, 2003:266. Untuk menjelaskan cara dalam menyampaikan makna dalam gambar, Peirce membuat tiga kategori yaitu ikon, indeks dan simbol Tinarbuko, 2009:16-17. Dengan analisis semiotika model Charles Sanders Peirce penulis akan mengungkap simbol-simbol pemaknaan stereotipe terhadap Institusi Kepolisian yang direpresentasikan oleh sampul depan majalah tempo selama tahun 2010. 59

G. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Konstruksi Media Massa Dalam Sampul Depan Majalah(Analisis Semiotika Sampul Depan Majalah Time)

5 66 97

Analisis Semiotik Korupsi Terhadap Sampul Majalah Tempo pada Kasus Simulator Sim

1 12 113

SIMBOL SIMBOL SOSIAL KEBUDAYAAN JAWA, HINDU DAN ISLAM YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM ARTEFAK MASJID AGUNG SURAKARTA

0 15 110

STEREOTIPE TERHADAP INSTITUSI KEPOLISIAN DALAM MEDIA Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian Dalam Media (Analisis Semiotik Simbol-Simbol dan Pemaknaan Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian yang Direpresentasikan Oleh Sampul Depan Majalah Tempo Tahun

0 0 17

Daftar Pustaka Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian Dalam Media (Analisis Semiotik Simbol-Simbol dan Pemaknaan Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian yang Direpresentasikan Oleh Sampul Depan Majalah Tempo Tahun 2010).

1 3 10

Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI.

2 9 79

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

2 4 79

PEMAKNAAN ILUSTRASI SAMPUL DEPAN MAJALAH TEMPO (Analisis Semiotik Ilustrasi Sampul Depan Majalah Tempo Edisi 22 Maret Sampai 28 Maret 2010 Yang Berjudul Angkatan Baru Penebar Teror).

1 4 93

Revitalisasi Institusi Kepolisian

0 1 1

PEMAKNAAN ILUSTRASI SAMPUL DEPAN MAJALAH TEMPO (Analisis Semiotik Ilustrasi Sampul Depan Majalah Tempo Edisi 22 Maret Sampai 28 Maret 2010 Yang Berjudul Angkatan Baru Penebar Teror)

0 0 19