Mazhab Komunikasi Kajian Teori

17 Dari situ komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat Cangara, 2006:3. Jadi pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses yang tertanam dalam kehidupan kita sehari-hari yang menginformasikan cara kita dalam menerima, memahami, dan mengkonstruksi pandangan kita tentang realitas dan dunia.

2. Mazhab Komunikasi

Dalam studi komunikasi terdapat dua mazhab utama yang sering dijadikan landasan berpikir para ilmuwan komunikasi dalam meneliti berbagai fenomena komunikasi. Kedua mazdab itu adalah komunikasi sebagai proses transmisi pesan dan komunikasi sebagai pembangkitan makna. a. Komunikasi sebagai Proses Transmisi Pesan Menurut Onong Uchjana Efendy dalam Jamaludin 2010: 9, komunikasi sebagai proses adalah proses di mana seseorang individu komunikator mengoperkan perangsang biasanya berupa lambang bahasa untuk merubah tingkah laku individu-individu yang lain. Sedangkan menurut Cangara 2006: 49, suatu proses kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Menurut John Fiske 2010: 9, model kerja proses ini dititkberatkan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi 18 pesan encode dan menerjemahkannya decode , dan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi. Mazhab ini tertarik dengan dengan hal-hal seperti efisiensi dan akurasi. Cara pandang komunikasi sebagai suatu proses ini melihat seorang pribadi memengaruhi perilaku atau state of mind pribadi lain. Melihat dari sisi lain, kecenderungan komunikasi sebagai proses berbicara tentang kegagalan komunikasi. Dalam mazhab ini pula, melihat pesan sebagai sesuatu yang ditransmisikan melalui proses komunikasi. Jadi mazhab pertama ini mempercayai bahwa tujuan merupakan suatu faktor krusial dalam memutuskan apa yang membentuk pesan Fiske, 2010:9. Berikut adalah gambar dari komunikasi sebagai proses. Skema 1.1 Model Proses Komunikasi Shannon dan Weaver Sumber: Fiske, 2010:14 b. Komunikasi sebagai Pembangkitan Makna Menurut Fiske dalam model komunikasi sebagai pembangkitan makna, mencoba untuk mengakrabkan dengan sejumlah istilah baru. Seperti halnya tanda, pertandaan, ikon, indeks, denotasi, konotasi yang 19 semuanya mengacu pada berbagai cara menciptakan makna. Model ini tidak mengandung anak panah yang menunjukan arus pesan. Model ini adalah model struktural dan setiap anak panah menunjukan relasi di antara unsur-unsur dalam penciptaan makna. Model struktural ini tidak mengasumsikan adanya serangkaian tahapan atau langkah yang dilalui pesan. Melainkan, lebih memusatkan perhatiannya pada analisis serangkaian relasi terstruktur yang memungkinkan sebuah pesan menandai sesuatu. Dengan kata lain, model ini memusatkan perhatian pada apa yang membuat tulisan di atas kertas atau suara di udara menjadi pesan. Studi komunikasi dalam hal ini menekankan pada studi tentang teks dan kebudayaan. Di mana studi ini tidak memandang kesalahpahaman sebagai bukti yang penting dari kegagalan komunikasi. Hal itu, mungkin akibat dari perbedaan budaya antara pengirim dan penerima. Maka dari itu, pesan bukanlah sesuatu yang dikirim dari A ke B, melainkan suatu elemen dalam sebuah hubungan terstruktur yang elemen-elemen lainnya termasuk realitas eksternal dan produserpembaca. Untuk mengkaji hal ini, metode utamanya adalah semiotika Fiske, 2010:59-60. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti nantinya lebih memfokuskan pada model komunikasi sebagai pembangkitan makna the generation of meaning . Sebab penelitian ini menitikberatkan kepada makna yang dibuat oleh pembacanya. 20

3. Elemen Komunikasi

Dokumen yang terkait

Konstruksi Media Massa Dalam Sampul Depan Majalah(Analisis Semiotika Sampul Depan Majalah Time)

5 66 97

Analisis Semiotik Korupsi Terhadap Sampul Majalah Tempo pada Kasus Simulator Sim

1 12 113

SIMBOL SIMBOL SOSIAL KEBUDAYAAN JAWA, HINDU DAN ISLAM YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM ARTEFAK MASJID AGUNG SURAKARTA

0 15 110

STEREOTIPE TERHADAP INSTITUSI KEPOLISIAN DALAM MEDIA Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian Dalam Media (Analisis Semiotik Simbol-Simbol dan Pemaknaan Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian yang Direpresentasikan Oleh Sampul Depan Majalah Tempo Tahun

0 0 17

Daftar Pustaka Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian Dalam Media (Analisis Semiotik Simbol-Simbol dan Pemaknaan Stereotipe Terhadap Institusi Kepolisian yang Direpresentasikan Oleh Sampul Depan Majalah Tempo Tahun 2010).

1 3 10

Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI.

2 9 79

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

2 4 79

PEMAKNAAN ILUSTRASI SAMPUL DEPAN MAJALAH TEMPO (Analisis Semiotik Ilustrasi Sampul Depan Majalah Tempo Edisi 22 Maret Sampai 28 Maret 2010 Yang Berjudul Angkatan Baru Penebar Teror).

1 4 93

Revitalisasi Institusi Kepolisian

0 1 1

PEMAKNAAN ILUSTRASI SAMPUL DEPAN MAJALAH TEMPO (Analisis Semiotik Ilustrasi Sampul Depan Majalah Tempo Edisi 22 Maret Sampai 28 Maret 2010 Yang Berjudul Angkatan Baru Penebar Teror)

0 0 19