53
2. Stereotipe terhadap Institusi Kepolisian Dalam Sampul Majalah
Tempo
Sampul majalah Tempo yang akan menjadi objek penelitian ini adalah kesembilan sampul majalah yang merepresentasikan tentang Institusi
Kepolisian yang terbit di tahun 2010. Pada dasarnya gambaran-gambaran Institusi Kepolisian oleh majalah Tempo hampir kesemuanya berupa
kritikan atau sindiran. Tentu saja gambar-gambar sampul Institusi Kepolisian dengan demikian akan membentuk citra negatif berupa
stereotipe tertentu di masyarakat. Stereotipe merupakan bentuk kontroversial pengelompokan karakterisasi. Stereotipe mendorong
pembacaan karakter dari sudut pandang nilai baku, yang ditentukan sebelumnya oleh konvensi sosial. Perepresentasian identitas sosial dari
sudut pandang stereotipe merupakan praktik yang sangat umum dalam media. Penstereotipean sebuah mediasi yang menerjemahkan kompleksitas
karakter individu kedalam sejumlah pengkhasan
distinctions
sederhana yang didefinisikan secara sosial Thwaites, Davis dan Mules, 2002: 227.
Menurut Jhonson 1986 mengemukakan, stereotipe adalah keyakinan seseorang untuk menggeneralisasi sifat-sifat tertentu yang cenderung
negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman. Keyakinan itu membuat orang untuk memperkirakan
perbedaan antarkelompok yang mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah sebagai ciri khas individu atau kelompok sasaran Liliweri, 2005: 208.
54
Menurut Sarlito W. Sarwono dan Eko A Meinarno 2009:226, stereotipe adalah dasar dari prasangka dan diskriminasi, sehingga
stereotipe merupakan faktor penyebab adanya prasangka dan diskriminasi. Prasangka sendiri adalah suatu penilaian terhadap suatu kelompok atau
individu yang terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok orang itu, pengamat menilai orang lain tidak berdasarkan kategori sosial atau
kategori rasial mereka dan tidak berdasarkan informasi atau fakta tentang diri mereka sebagai individu Sears, Freedman dan Peplau, 1994: 149.
Sedangkan menurut David O. Sears 1994: 148 stereotipe merupakan suatu keyakinan tentang sifat-sifat pribadi yang dimiliki orang dalam
kelompok atau kategori sosial tertentu. Stereotipe biasanya meliputi pemberian ciri negatif kepada orang yang berbeda dengannya.
Dalam melihat stereotipe Institusi Kepolisian yang direpresentasikan oleh majalah Tempo peneliti mengelompokkan sampul majalah kedalam
prasangka sosial dilihat dari karakteristik dan peran negatif polisi. Secara harfiah karakteristik dapat diartikan sebagai kualitas moral, kekuatan
moral, nama atau reputasi. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 1998, karakteristik adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Sedang berkarakter berarti mempunyai watak, mempunyai kepribadian Kamisa
1997:281. Dorland’s Pocket Medical Dictionary dalam M. Furqon
Hidayatullah 2008:11 menyatakan bahwa karakteristik adalah sifat nyata
55
yang menjadi pembeda yang ditunjukkan oleh individu; sejumlah atribut yang diamati pada individu.
Peran sendiri menurut Horton dan chester 1992:118, mengartikan peran sebagai perilaku yang dimainkan dari seseorang lembaga yang
mempunyai status tertentu. Institusi Kepolisian memegang peran yang sangat besar dalam menjaga keamanan, ketertiban dan mengayomi
masyarakat. Dari segi sosiologi, peran
role
selalu ditinjau dalam hubungan dengan kelompok. Sebagaimana manusia satu sama lain mengadakan
interaksi dan mengadakan pengaruh timbal balik, demikian pula kelompok dan lembaga-lembaga sosial mengadakan interaksi satu sama lain dan
mempengaruhi lingkunganya. Sebaliknya setiap lembaga sosial peka sekali terhadap perubahan lingkunganya, terhadap nilai-nilai kelompoknya
serta penilaian orang terhadap lembaga sosial tadi Susanto, 1999:231. Secara umum peran merupakan seperangkat patokan yang membatasi
apa prilaku yang mesti dilakukan seseorang yang menduduki suatu posisi Suhardono, 1994: 15.
Dengan menganalisis sampul majalah Tempo melalui gambaran karakteristik dan peran negatif maka akan mengetahui makna tersirat dari
simbol-simbol yang dibawa oleh gambar-gambar sampul majalah Tempo.
3. Semiotika Model Charles Sanders Peirce