commit to user 31
Tabel 9. Rata-rata biaya produksi usaha sapi perah pertahun di Kecamatan Musuk
Kriteria Biaya Jumlah Rp
a. Biaya tetap
1. Penyusutan kandang 2. Penyusutan peralatan
b. Biaya tidak tetap
1. Biaya pakan konsentrat 2. Biaya pakan hijauan
3. Biaya tenaga kerja 4. Biaya obat
5. Biaya IB 6. Biaya air
156.759,55 134.254,14
9.817.891,67 1.321.223,96
3.535.937,50
60.200,00 75.750,00
464.200,00
Total biaya a + b 15.275.203,13
Sumber : Data primer terolah, 2010 Biaya penyusutan kandang dihitung berdasarkan nilai kandang
ternak sapi perah bervariasi tergantung pada bahan yang digunakan dan ukuran kandangnya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan
kandang sapi pada usaha ternak sapi perah adalah beton, papan kayu atau bambu dan tembok untuk bagian dinding, seng dan genting untuk
bagian atap, dan pada lantai ada yang menggunakan semen dan ada juga langsung ketanah. Peternak lebih banyak mendapatkan bahan–
bahan dari alam sekitar. Ini mengakibatkan biaya kandang dapat ditekan lebih murah. Biaya penyusutan kandang sapi per unit yang
dimiliki peternak dengan rata–rata sebesar Rp. 156.759,55. Biaya penyusutan kandang yang dikeluarkan ditentukan oleh luas kandang
yang dimiliki peternak dan juga umur teknis atau masa pakai kandang tersebut.
Peralatan yang digunakan pada usaha ternak sapi responden meliputi ember, serok dan milkcan. Harga ember antara Rp. 5.000,00
sampai Rp. 7.500,00 sedangkan harga serok antara Rp. 5.000 sampai Rp. 8.000,00 dan harga milkcan rata-rata Rp. 135.000,00. Biaya
penyusutan peralatan yang dikeluarkan ditentukan oleh banyaknya peralatan yang dimiliki peternak sapi dan juga umur teknis atau masa
commit to user 32
tahan pakai peralatan tersebut. Total biaya penyusutan per responden pertahun dengan rata-rata sebesar Rp. 134.254,14.
Usaha ternak sapi perah pada daerah penelitian mengunakan bahan pakan berupa hijauan yang diambil sendiri dengan cara
merumput diarit. Biaya pakan hijauan diasumsikan berdasarkan besarnya biaya tenaga kerja yang digunakan untuk mengambil pakan
hijauan dari ladang. Pakan konsentrat dibeli di pasar atau poultry yaitu jenis bekatul, bren dan singkong sebagai pakan tambahan.
Tenaga kerja yang digunakan peternak sapi perah ini ada tenaga kerja keluarga dan diluar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga tidak
diupah namun diasumsikan berdasarkan jam kerja yang mereka gunakan untuk merawat sapi perah, kemudian dihitung biaya upah
tenaga kerjanya. Biaya tenaga kerja disamakan dengan biaya tenaga kerja luar keluarga yaitu Rp 3125, 00 jamhr.
Obat-obatan digunakan hanya saat ternak mengalami sakit dan obat yang digunakan tergolong sederhana biasanya peternak
melakukannya dengan pengobatan tradisional saja. Biaya IB dikeluarkan karena kebanyakan responden di daerah penelitian tidak
memiliki sapi pejantan sendiri untuk mengawinkan ternaknya. Guna menghasilkan keturunan yang baik mereka menggunakan sistem
perkawinan buatan atau inseminasi buatan. Perkawinan dengan IB ini peternak dapat memilih semen yang digunakan, dengan biaya sekali
IB berkisar Rp. 25.000,00 sampai Rp. 30.000,00. c. Penerimaan pada usaha ternak sapi perah
Penerimaan pada usaha ternak sapi perah meliputi penerimaan dari penjualan kotoran atau pupuk kandang, penjualan susu, dan
penjualan pedet. Besarnya rata-rata penerimaan peternak dapat dilihat pada Tabel 10.
commit to user 33
Tabel 10. Rata-rata penerimaan peternak usaha sapi perah pertahun Rpth dengan kepemilikan tiga ekor sapi perah laktasi.
Jenis Penerimaan Rata-rata Penerimaan
Rpth 1. Penjualan pedet
2. Penjualan susu 3. Penjualan pupuk
Total
4.758.333,33 11.673.725,00
8.960.750,00 25.329.808,33
Sumber :Data primer terolah, 2010 Usaha ternak sapi perah di daerah penelitian diperoleh rata-rata
total penerimaan per peternak sebesar Rp. 25.329.808,33 pertahun. Nilai paling besar yaitu dari hasil penjualan susu sebesar Rp.
11.673.725,00. Penjualan susu memberikan kontribusi terhadap pendapatan terbesar karena dari usaha ternak sapi perah produk yang
dihasilkan paling utama adalah susu. Hasil penjualan pedet rata-rata Rp. 4.758.333,33 yaitu perolehan dua ekor pedet dalam satu tahun
dengan kepemilikan induk tiga ekor laktasi. Penjualan pupuk merupakan penghasilan tambahan dari usaha ternak sapi perah yang
memberikan kontribusi rata–rata sebesar Rp. 8.960.750,00. d. Pendapatan pada usaha ternak sapi perah
Pendapatan bersih merupakan selisih antara penerimaan usaha ternak pertahun dengan total biaya produksi pertahun. Pendapatan
usaha sapi perah di Kecamatan Musuk dengan rata-rata skala pemilikan tiga ekor sapi laktasi dapat dilihat pada Tabel 11.
commit to user 34
Tabel 11. Analisis usaha sapi perah di Kecamatan Musuk dengan rata- rata skala pemilikan tiga ekor sapi laktasi.
Kriteria Biaya Jumlah Rp
a. Biaya tetap