commit to user 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Peternakan Sapi Perah di Indonesia
Bangsa sapi perah yang dipelihara di Indonesia antara lain adalah Friesian Holstein FH, Peranakan Friesian Holstein PFH, dan Sapi Grati.
Sapi Peranakan Friesian Holstein PFH merupakan hasil persilangan antara sapi Friesian Holstein FH dengan sapi setempat atau sapi lokal yang ada di
Indonesia. Tersebarnya sapi FH dibeberapa daerah di Indonesia khususnya pulau Jawa menyebabkan terjadinya perkawinan secara tidak terencana antara
sapi FH dengan sapi lokal dan menghasilkan keturunan yang disebut Peranakan Friesian Holstein PFH Soetarno, 2003.
Ciri-ciri sapi PFH yaitu memiliki kepala agak panjang, mulut lebar, lubang hidung terbuka luas, ukuran tubuh besar, pinggang sedang, dan telinga
sedang. Sapi PFH terkenal dengan produksi susu yang cukup tinggi tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan sapi FH Pane, 1993.
Kemampuan berproduksi susu sapi perah Friesian Holstein dapat mencapai lebih dari 6.000 kg perlaktasi dengan kadar lemak susu rata-rata
3,6. Standar bobot betina dewasa berkisar antara 570 - 730 kg, sedangkan produksi susu sapi PFH sebelum tahun 1979 sekitar 1.800 - 2.000 kglaktasi
dengan panjang laktasi rata-rata kurang dari 10 bulan Siregar, 1992. Pemusatan daerah pemeliharaan sapi-sapi PFH di Jawa dibagi menjadi
dua daerah, yaitu daerah rendah yang mempunyai ketinggian sampai 300 m diatas permukaan laut dpl dengan temperatur harian rata-rata 28
C - 35 C,
kelembaban relatif 75 dan curah hujan 1800 - 2000 mm. Daerah tinggi mempunyai ketinggian lebih dari 750 m di atas permukaan laut dengan
temperatur harian rata-rata 16 C - 23
C, kelembaban relatif 70 dan curah hujan 1.800 mm Paggi dan Suharsono, 1978 cit. Hardjosubroto, 1980.
Pola usaha peternakan di Indonesia secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori ditinjau dari pelakunya, yaitu: 1
dikelola oleh petani secara tradisional, 2 diusahakan secara komersial oleh perusahaan besar, dan 3 diusahakan oleh sistem inti-plasma. Peternakan di
4
commit to user 5
Indonesia didominasi oleh usaha rumah tangga yang dikelola secara tradisional sebesar 99,70 dan sisanya sebesar 0,30 diusahakan oleh
perusahaan berskala besar. Hal tersebut dapat dipertimbangkan dari peran ternak, tujuan pemeliharaan, produktivitas, efisiensi produksi, serta peran
modal dan investasi dalam usaha ternak Soedjana, 2005.
B. Peran Ternak Sapi Perah Dalam Usaha Tani