Definisi Operasional Metode Analisis Data

commit to user 16

G. Definisi Operasional

1. Pendapatan adalah total semua pemasukan dikurangi semua biaya yang dikeluarkan. 2. Sapi perah adalah ternak sapi yang mempunyai tujuan utama memproduksi susu. 3. Model regresi linier berganda adalah model regresi yang digunakan untuk membuat hubungan antara satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas. 4. Analisis pendapatan berguna untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh dalam satu periode tertentu. 5. Investasi merupakan nilai kandang, peralatan, dan nilai ternak. 6. Total penerimaan pada usaha sapi perah meliputi penerimaan dari penjualan susu, penjualan pedet, dan penjualan pupuk kandang. 7. Total biaya produksi meliputi biaya tetap yaitu biaya penyusutan kandang dan peralatan, dan biaya variabel meliputi biaya pakan konsentrat, biaya pakan hijauan, biaya upah tenaga kerja, biaya obat-obatan, dan biaya Inseminasi Buatan IB dihitung pertahun. 8. Pendapatan bersih usaha ternak sapi merupakan selisih antara penerimaan usaha ternak pertahun dengan biaya produksi pertahun Siregar, 2009.

H. Metode Analisis Data

1. Analisis data hipotesis pertama Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis pendapatan. Pendapatan dapat dihitung dengan rumus: Keterangan : π = Pendapatan TR = Total penerimaan TC = Total biaya Soekartawi, 2003. 2. Analisis hipotesis kedua Faktor produksi dianalisis dengan model Pendekatan Teknik Ekonometri menggunakan analisis regresi linier berganda model fungsi π = TR – TC commit to user 17 produksi Cobb Douglas alat bantu Software Eviews 7, dengan model penduga sebagai berikut: ln Y = β + β 1 lnX 1 + β 2 lnX 2 + β 3 lnX 3 + β 4 lnX 4 + β 5 lnX 5 + β 6 lnX 6 + u Keterangan : Ln Y = Tingkat pendapatan peternak Y dipengaruhi berbagai faktor produksi dalam memelihara sapi perah. β = Koefisien intercept konstanta X 1 = Biaya pakan konsentrat rupiah X 2 = Biaya pakan hijauanrupiah X 3 = Biaya obat-obatan rupiah X 4 = Biaya IB rupiah X 5 = Biaya tenaga kerja rupiah X 6 = Biaya sapi laktasi rupiah u = Kesalahan disturbance term β 1, β 2, β 3, β 4, β 5, β 6 = Koefisien regresi Widarjono, 2007. Koefisien didapatkan dari masing-masing variabel, selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji apakah model penelitian ini dapat digunakan atau tidak sehingga akan menghasilkan koefisien regresi yang tidak bias, dan uji statistik yang menentukan tingkat signifikannya. a. Uji asumsi klasik Menurut Gujarati 1999, uji asumsi klasik untuk mencari koefisien regresi dengan metode kuadrat terkecil OLS = Ordinary least Square yang bertujuan untuk melihat apakah regresi bermasalah atau tidak sehingga akan menghasilkan koefisien regresi yang tidak bias. Perolehan koefisien regresi linier yang terbaik tidak bias harus dipenuhi beberapa asumsi klasik. Pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik tersebut dapat diketahui melalui pengujian terhadap gejala multikolinieritas dan heteroskedastisitas. 1 Uji asumsi klasik multikolinieritas Multilinieritas tidak terjadi jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,85. Nilai r 2 R 2 berarti tidak ada commit to user 18 gejala multilinieritas, tetapi jika r 2 R 2 maka model tersebut mengandung masalah multilinieritas Widarjono, 2007. 2 Uji asumsi klasik heterokedastisitas Persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Residual yang mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas. Homoskedastisitas terjadi pada scatterplot titik–titik hasil pengolahan data menyebar dibawah atau diatas titik origin angka 0 pada sumbu Y tidak mempunyai pola yang teratur. Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik – titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang–gelombang Sunyoto, 2009. b. Uji Statistik 1 Uji F Fisher test Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh independent variable secara bersama-sama terhadap dependent variable secara signifikan atau tidak. Prosedurnya sebagai berikut Gujarati, 1999. a Tingkat keyakinan level of signifinance a = 0.05 b Kriteria Pengujian F tabel = Fa; n-k;k-1 Ho diterima apabila F tabel ≤ Fa;K-1;K n-1 Ho ditolak apabila F tabel Fa;K-1;K n-1 c Menentukan F hitung F hitung = K N R - 1 1 - K R 2 2 2 R 2 Koefisien determinasi Koefisien Determinasi R 2 digunakan untuk menunjukkan sampai seberapa besar variansi independent variable yang dapat dijelaskan oleh variansi. Rumus R 2 sebagai berikut: commit to user 19 R 2 Adjusment = K - N 1 - N R - 1 1 2 Keterangan : K = Banyaknya parameter dalam model, termasuk unsurintersep N = Banyaknya observasi Gujarati, 1999. 3 Uji t Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing– masing variabel independen. Langkah-langkah uji t sebagai berbagai berikut: a Ho : bI = 0 tidak signifikan Ha : bi 0 signifikan b Nilai t tabel = ta N – K 2 a = Derajat signifikan N = Jumlah data diobservasi K = Jumlah parameter dalam model termasuk intersep c Kesimpulan t hitung t tabel maka Ho ditolak atau menerima Ha yang berarti signifikan. t hitung t tabel, maka Ho diterima berarti tidak signifikan Gujarati, 1999. commit to user 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN