Paparan Data Teknik Analisis Data 1. Reduksi Data

kategori kemudian mengorganisasikannya sehingga diperoleh informasi yang bermakna.

3.7.2. Paparan Data

Data-data yang telah diklasifikasikan tesebut kemudian dipaparkan menurut masalah penelitian. Pemaparan dapat dilakukan dengan menampilkan satuan-satuan informasi secara sistematis. Dengan adanya pemaparan informasi itu, peneliti akan dapat menarik kesimpulan dengan mudah atau menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pemaparan data ini dapat dilakukan dengan menuangkan ke format tabel atau dipaparkan secara naratif.

I. Hasil Observasi Kegiatan Peneliti

Dari hasil observasi kegiatan guru mengajar yang dilakukan peneliti dilakukan penganalisaan dengan menggunakan rumus: P i = ℎ ℎ � � � � � di mana: P i = hasil pengamatan pada pertemuan ke-i Adapun kriteria rata-rata penilaian observasi menurut Soegito dalam Sidabariba, 2009: 32 1,0 – 1,5 : kurang 1,6 – 2,5 : sedang 2,6 – 3,5 : baik 3,6 – 4,0 : sangat baik

II. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Secara rinci akan dinilai kemampuan siswa pada setiap langkah pemecahan masalah dengan menggunakan standar mutlak. Artinya, pemberian nilai kepada siswa dilakukan dengan membandingkan antara skor mentah hasil tes yang dimiliki oleh masing-masing individu dengan skor maksimum ideal yang mungkin didapat oleh siswa kalau saja seluruh soal tes dapat dijawab. Rumus yang digunakan untuk mengubah skor mentah menjadi nilai standar mutlak menurut Sudijono 2008 : 318 : Nilai = ℎ × 100 Menurut Nurkancana dalam Sidabariba, 2010:32, kriteria penguasaan siswa adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah TKPM Tingkat Penguasaan Keterangan 90 – 100 TKPM Sangat Tinggi 80 – 89 TKPM Tinggi 65 – 79 TKPM Sedang 55 – 64 TKPM Rendah – 54 TKPM Sangat Rendah Kemampuan pemecahan masalah siswa secara klasikal telah tercapai atau belum dilihat dari persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar. Menurut Djamarah 2006 : 108 suatu kelas dikatakan telah tuntas belajar jika dalam kelas tersebut terdapat minimal 75 yang telah mencapai persentase hasil belajar 65. Adapun persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan: Persentase Ketuntasan Klasikal = ℎ � � � ℎ ℎ ℎ � × 100

3.7.3. Menarik Kesimpulan

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PATRIA GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 10 73

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT

2 41 326

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING Fitriati

0 1 14

PENGEMBANGAN PROTOTYPE PERTAMA LKS BERBASIS TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP Mulia Putra

0 0 10

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 1 CIRUAS Yayah Umayah

0 0 11

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP PLUS AL-AMANAH BOJONEGORO

0 0 8

PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGERJAKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

0 0 12

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

0 2 8