Sumber Data Teknik Sampling Teknik Pengumpulan Data

commit to user 28 wawancara. Data yang diperoleh akan dideskripsikan atau diuraikan yang kemudian dianalisis.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong 1999: 112 sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data pada penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap siswa serta sumber tertulis. Sumber data tertulis diperoleh melalui tes uraian pada pokok bahasan bentuk aljabar.

D. Teknik Sampling

Sampling yang dimaksud dalam penelitian kualitatif adalah untuk menyaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya. Hal tersebut bertujuan untuk merinci kekhususan yang ada dalam konteks yang unik serta menggali informasi yang menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Oleh karenanya pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan purposive sample. Menurut Moleong 1999: 165, sampel bertujuan ditandai dengan sampel yang tidak dapat ditentukan terlebih dahulu dan jumlah sampel ditentukan oleh jumlah informasi-informasi yang diperlukan. Sesuai dengan uraian tersebut maka penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subyek dipilih dari hasil tes siswa, subyek yang dipilih adalah siswa yang pekerjaan tesnya ditulis secara terurut dan memenuhi langkah- langkah Polya. Subyek penelitian ini adalah beberapa siswa SMP Negeri 7 Surakarta kelas VII semester I tahun ajaran 20102011.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan data yang objektif yang berisi berbagai keterangan dan bahan yang sesuai dengan masalah yang akan diselidiki. Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri yang dipandu dengan instrumen tes, wawancara, dan observasi yaitu soal tes, lembar commit to user 29 wawancara, dan lembar observasi. Dalam hal ini peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Lebih jauh Moleong 1999:121 mengungkapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan peneliti sebagai instrumen yakni: 1. Responsif Manusia sebagai instrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan. Sebagai manusia ia bersifat interaktif terhadap orang dan lingkungannya. 2. Dapat menyesuaikan diri Manusia sebagai instrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data. 3. Menekankan keutuhan Manusia sebagai instrumen memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan. 4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan 5. Memproses data secepatnya 6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan Manusia sebagai instrumen memiliki kemampuan lainnya, yaitu untuk menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh subyek atau responden. Selain peneliti itu sendiri instrumen yang lain adalah lembar wawancara. M enurut Moleong 1999: 135, ”wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban”. Sedangkan menurut Budiyono 2003: 52, “wawancara atau interview adalah percakapan antara peneliti seseorang yang ditugasi dengan obyek penelitian atau responden atau sumber data”. Jadi wawancara adalah teknik untuk memperoleh data dari yang diwawancarai atau nara sumber. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada nara sumber untuk mendapatkan data mengenai permasalahan yang diteliti. Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu mempersiapkan pertanyaan yang commit to user 30 akan diajukan secara sistematis sehingga proses wawancara dapat mengarah ke pokok permasalahan. Selain peneliti dan lembar wawancara, penelitian ini juga menggunakan soal tes. Menurut Za inul dan Nasoetion 1995: 3, ”Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar”. Sedangkan menurut Budiyono 2003: 54, “metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subyek penelitian”. Metode tes digunakan untuk mengelompokkan dan menentukan sampel yang akan diwawancarai. Tes dilaksanakan secara tertulis dalam bentuk uraian. Pada penelitian ini tes yang digunakan berbentuk tes uraian. Menurut Za inul dan Nasoetion 1995: 3, “Tes uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes ”. Tes yang digunakan dalam penelitian ini akan berisi tentang soal-soal pemecahan masalah yang berhubungan dengan materi bentuk aljabar. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat tes adalah sebagai berikut: a. Membuat spesifikasi materi yang pernah diajarkan. b. Membuat kisi-kisi tes. c. Menyusun soal-soal tes. d. Melaksanakan penelaahan atau pengkajian butir-butir tes. e. Melaksanakan revisi soal-soal tes. f. Melaksanakan tes. Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, butir-butir soal tersebut diuji terlebih dahulu validitasnya dan reliabilitasnya. Validitas instrumen bergantung pada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut. Menurut Budiyono 2000: 40, “Instrumen disebut valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”. commit to user 31 Ada beberapa jenis validitas, diantaranya adalah validitas isi dan validitas kriteria. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Budiyono 2000: 41 menyatakan bahwa “validitas isi content validity adalah validitas yang dipandang dari segi isi instrumen. Suatu isi tes tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur”. Uji validitas dilakukan dengan penelaahan atau pengkajian butir-butir soal tes oleh validator yang telah ditentukan, yaitu orang yang dianggap ahli dan berkompeten terhadap matematika. Menurut Budiyono 2003:65, “Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang sama dan pada waktu yang berlainan”. Syarat reliabilitas yang dikenakan pada penelitian kuantitatif tidak mungkin diberlakukan bagi penelitian kualitatif Nasution, 1996: 108. Setiap situasi pada hakekatnya unik dan tidak dapat direkonstruksi sepenuhnya seperti semula. Demikian pula proses berpikir dalam menyelesaikan soal cerita yang dilakukan siswa tidak dapat diulangi seperti semula dan akan berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan lembar observasi. Menurut Budiyono 2003:53, Observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti atau orang yang ditugasi melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian hingga si subyek tidak tahu bahwa dia sedang diamati. Observasi dilakukan secara langsung di kelas dimana kegiatan belajar mengajar matematika pada pokok bahasan bentuk aljabar sedang berlangsung. Hal-hal yang dicatat selama obervasi adalah kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

F. Validitas Data

Dokumen yang terkait

PROSES BERPIKIR SISWA SMP NEGERI 4 PATI DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DENGAN LANGKAH POLYA.

0 0 6

Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Soal Persamaan Linier Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Ditinjau dari Adversity Quotient di MA Ma’arif Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 5

Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Soal Persamaan Linier Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Ditinjau dari Adversity Quotient di MA Ma’arif Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 31

Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Soal Persamaan Linier Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Ditinjau dari Adversity Quotient di MA Ma’arif Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 9

Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Soal Persamaan Linier Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Ditinjau dari Adversity Quotient di MA Ma’arif Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 34

Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Soal Persamaan Linier Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Ditinjau dari Adversity Quotient di MA Ma’arif Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 10

Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Soal Persamaan Linier Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Ditinjau dari Adversity Quotient di MA Ma’arif Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN BERDASARKAN LANGKAH- LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECEMASAN MATEMATIKA (Penelitian dilakukan di SMPN 16 Surakarta Tahun Ajaran 2015 2016) | Widaninggar | Jurnal Pendidikan Mate

0 3 14

PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM MENYELESAIKAN MASALAH SPLDV BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA

0 0 10

PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH- LANGKAH POLYA DITINJAU DARIADVERSITY QUOTIENT

0 1 11