Latar Belakang PENDAHULUAN Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur Bulan Oktober Tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan menurut Undang Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dalam Puspitasari 2011. Kebakaran hutan yaitu kebakaran yang terjadi di dalam kawasan hutan, dimana kebakaran hutan sendiri terjadi akibat dari faktor disengaja maupun tidak disengaja. Dengan kata lain terjadinya kebakaran hutan sebagian besar diakibatkan oleh kelalaian manusia seperti kegiatan buka lahan untuk berladang, berkebun, penyiapan lahan untuk ternak sapi, dan sebagainya dengan cara membakar hutan. Faktor kebakaran hutan karena kesengajaan ini merupakan faktor utama dan 90 kebakaran hutan yang terjadi saat ini banyak disebabkan karena faktor ini BNPB 2014. Kebakaran hutan juga bisa disebabkan oleh faktor tidak disengaja, yang disebabkan oleh faktor alami ataupun karena kelalaian manusia. Contoh kebakaran hutan karena ketidak sengajaan seperti akibat membuang puntung rokok sembarangan, pembakaran sampah atau sisa-sisa perkemahan dan pembakaran dari pembukaan lahan yang tidak terkendali. Sedangkan secara alami kebakaran hutan diakibatkan oleh gesekan ranting yang kering akibat dari rendahnya curah hujan yang menyebabkan kemarau berkepanjangan. Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering terjadi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global, dan asapnya mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Mengingat dampak kebakaran hutan tersebut, maka upaya perlindungan terhadap kawasan hutan dan tanah sangatlah penting. Hal tersebutlah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan-pendekatan atau parameter untuk penentuan daerah rawan kebakaran hutan. Hasil dari pendekatan paarameter tersebut selanjutnya dilakukan analisis arah penyebaran kebakaran hutan yang akan terjadi. Output dari penelitian ini yang berupa model penyebaran arah kebakaran hutan diharapkan nantinya dapat membantu dalam pengupayaan pencegahan terhadap terjadinya kebakaran hutan. Dipilihnya lokasi penelitian di Kawasan Taman Nasional Baluran dikarenakan kawasan hutan ini merupakan salah satu kawasan hutan konservasi di Pulau Jawa yang disetiap tahunnya dapat dipastikan terjadi kebakaran hutan TN Baluran 2012. Hal tersebut diakibatkan dari kerentanan kondisi hutannya dimana jenis penggunaan lahan yang sebagian besar merupakan padang savana serta curah hujan yang rendah di kawasan hutan konservasi ini. Selain itu, rendahnya pencegahan kebakaran hutan yang dapat dilihat dari kemudahan akses menuju hutan oleh warga setempat yang dikawatirkan menimbulkan kelalaian yang berdampak pada munculnya titik api. Mengingat penyebab kebakaran hutan yang terjadi di TN Baluran hingga saat ini murni dari dampak aktivitas manusia di dalam hutan baik yang bersifat disengaja hingga tidak disengaja. Di kawasan ini juga terdapat berbagai jenis satwa langka yang dikawatirkan apabila terjadi kebakaran hutan dapat mengganggu kelangsungan hidup dari satwa-satwa tersebut khususnya banteng jawa yang menjadi maskot atau ciri khas dari TN Baluran. Alasan inilah yang menjadikan peneliti mengambil lokasi penelitian ini di TN Baluran. Kebakaran hutan yang terjadi di TN Baluran merupakan kejadian bencana tahunan yang mampu merusak dan mempengaruhi ekosistem di kawasan hutan tersebut serta sangat mengganggu kesehatan dari masyarakat setempat dan aktivitas transportasi di jalur pantura. Sehingga pencegahan sejak awal perlu dilakukan dalam penangan kebakaran hutan di TN Baluran. Dimana dalam aplikasinya dapat menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG. Dengan teknologi ini kebakaran hutan dapat dicegah dengan pembuatan Peta Rawan Kebakara Hutan. Dimana untuk teknologi penginderaan jauh dapat dimanfaatkan dalam pemantauan perubahan penutup lahan di kawasan hutan yang menjadi sumber dari terbentuknya bahan bakar. Selain itu, dengan teknologi tersebut juga dapat membantu untuk pemantauan suhu permukaan yang menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya kebakaran hutan. Pemanfaatan teknologi SIG dalam pembuatan peta rawan kebakaran hutan merupakan hasil dari proses analisis spasial yang tersusun dari peta bahaya kebakaran hutan dan peta pemicu kebakaran hutan. Peta bahaya kebakaran didasarkan pada data cuaca, kondisi geografis, dan jenis vegetasi, sehingga lebih berhubungan dengan kondisi mudahnya terjadi kebakaran. Sedangkan peta pemicu kebakaran merupakan peta interaksi sosial dari budaya manusia terhadap alam lingkungannya yang berkemungkinan dapat menimbulkan api akibat dari interaksi manusia tersebut. Hasil dari pembuatan peta kerawanan kebakaran hutan tersebutlah yang menjadi acuan sebagai analisis arah kebakaran hutan di TN Baluran. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur Bulan Oktober Tahun 2014.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS SPASIAL POPULASI Acacia nilotica (L.) Delile Di SAVANA ALAS MALANG, KARANGTEKOK, TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR

0 4 13

INVENTARISASI ORTHOPTERA DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR

4 19 53

Pemantauan Perubahan Penutupan Lahan Akibat Kebakaran Hutan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Satelit dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di wilayah Taman NasionalBerbak-Jambi dan Sekitarnya)

0 7 49

Kajian Daerah Penangkapan Ikan dan Budidaya Laut Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Wilayah Kabupaten Situbondo

0 9 163

PENDAHULUAN Analisis Spasial Penentuan Lokasi Jalan Tol Di Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis.

12 33 38

PEMODELAN SPASIAL ARAH PENYEBARAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Si

1 13 15

PEMODELAN SPASIAL ARAH PENYEBARAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Si

0 2 11

TINGKAT KERENTANAN BANJIR DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tingkat Kerentanan Banjir Dengan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Daerah Aliran Sungai Juwana Di Kabupaten Pati Jawa Tengah.

0 1 13

ESTIMASI DISTRIBUSI SPASIAL KEKERINGAN LAHAN DI KABUPATEN TUBAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 6

PEMODELAN SPASIAL BANJIR LUAPAN SUNGAI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN PENGINDERAAN JAUH DI DAS BODRI PROVINSI JAWA TENGAH Nugraha Saputro nggonzales9gmail.com Taufik Heri Purwanto taufik_hpyahoo.com Abstract - PEMODELAN SPASIAL BANJIR LUAPAN S

0 0 9