1.4 Kegunaan Penelitian
1.
Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan wujud implementasi dari ilmu yang telah dipelajari selama proses belajar serta apabila dikaji lebih jauh dapat digunakan untuk
mengetahui prediksi luasan dari kebakaran hutan dan luasan area yang
terancam terkena kabut asap di Indonesia.
2.
Bagi Masyarakat
Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat agar mengetahui daerah yang berpotensi terjadi kebakaran
hutan sehingga dapat lebih berhati-hati ketika berada di kawasan hutan tersebut.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini khususnya pada bab kajian analisis arah penyebaran kebakaran hutan apabila dimonitoring setiap saat perubahan suhu
permukaan tanah di Kawasan Taman Nasional Baluran dapat dijadikan prediksi arah kebakaran hutan yang terjadi.
1.5 Telaah Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya
1.5.1 Curah Hujan
Curah hujan pada suatu wilayah berpengaruh pada tingkat kekeringan di suatu wilayah tersebut. Sehingga akan meningkatkan tingkat dari bahaya
kebakaran hutan di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan oleh peningkatan dari bahan bakar atau bahan yang mudah terbakar seperti dedaunan yang telah kering
serta penurunan dari kadar air yang berdampak pada penurunan dari kelembaban hutan. Minimnya kandungan kadar air di wilayah hutan baik pada bahan bakar
ataupun pada tegakannya membuat hutan sangat berisiko terbakar mudah terbakar. Dalam tingkatan susunan faktor pengaruh terjadinya kebakaran hutan
curah hujan berada pada tingkatan paling tinggi. Hal tersebut berarti curah hujan sangatlah berpengaruh pada potensi kebakaran hutan serta dapat diartikan juga
terjadinya kebakaran hutan sangat tergantung kondisi curah hujan diwilayah
tersebut Puspitasari 2011. Wilayah yang mempunyai kondisi rawan kebakaran tinggi yang ditinjau dari segala faktor penyebab kebakaran hutan apabila wilayah
tersebut memiliki kondisi curah hujan yang tinggi maka dapat dipastikan kebakaran hutan tidak akan terjadi semasa itu. Besarnya pengaruh dari kondisi
curah hujan di suatu wilayah terhadap kebakaran hutan menjadikan faktor tersebut sebagai tinjauan penting yang harus selalu di pantau. Mengingat curah hujan yang
cenderung tidak konstan setiap tahunnya di zaman sekarang akibat adanya anomali iklim dari berbagai dampak seperti pemanasan global membuat curah
hujan tidak lagi bisa dihitung dengan menggunakan sistem kalender melainkan pemantauan dan pengukuran tiap minggu, bulan, hingga tahun. Di Indonesia
anomali iklim merupakan imbas dari fenomena El Lino dan La Lina yang membuat musim penghujan menjadi semakin lama atau musim kemarau menjadi
semakin panjang. Perubahan musim inilah yang berdampak pada kondisi curah hujan di wilayah Indonesia yang selalu berubah-ubah Handajani 2005.
Mengingat hal tersebut maka pemantauan atau monitoring harus selalu dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi curah hujan untuk mengetahui kondisi
tingkat bahaya kebakaran hutan di wilayah tersebut.
1.5.2 Suhu Permukaan Tanah