Penelitian Sebelumnya Telaah Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya

1.5.12 Penelitian Sebelumnya

Tabel 1.2 Daftar Penelitian Sebelumnya Peneliti Tahun Iin Arianti 2006 TESIS Rina Puspitasari 2011 MAKALAH Dydik Setyawan 2013 TUGAS AKHIR Judul Pemodelan Tingkat dan Zona Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan Menggunakan SIG di Sub Das Kapuas Tengah Provinsi Kalimantan Barat Pemetaan Potensi Kebakaran Hutan pada Kawasan Hutan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 Pemetaan Zonasi Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan Di Kawasan Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 Tujuan Mengetahui pola kebakaran hutan dan lahan di Sub Das Kapuas dengan menggunakan SIG Sebagai bahan pertimbangan dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan di Kabupaten Banyuwangi Mengetahui sebaran potensi kebakaran hutan di Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur tahun 2013 Lokasi Sub Das Kapuas Tengah Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Banyuwangi Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo Metode Penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode berjenjang dimana parameter penyusun memiliki skor sesui dengan klasifikasinya yang berfungsi untuk mengkaji tingkat dan zona kerawanan kebakaran hutan dan lahan Penelitian ini menggunakan metode berjenjang dalam analisis spasialnya dimana tiap parameter penyusun diberikan skor sesuai dengan kerentanannya yang mampu menyebabkan kebakaran hutan Penelitian ini menggunakan metode berjenjang tertimbang dimana dalam proses analisisnya dilakukan perpaduan antara teknologi PJ dan SIG untuk mendapatkan zonasi tingkat kerawanan kebakaran hutan Hasil Model Tingkat dan Zona Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sub Das Kapuas Tengah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2006 Peta Sebaran Rawan Kebakaran Kawasan Hutan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 Peta Zonasi Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan Kawasan Taman Nasional Baluran Di Kabupaten Situbondo Tahun 2013

1.6 Kerangka Penelitian

Model arah penyebaran kebakaran hutan dapat dianalisis dengan melakukan beberapa tahapan pemrosesan yang menggunakan teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi. Pada tahapan pemrosesan pertama dilakukan pembuatan peta rawan kebakaran hutan dimana konsep dari pembuatan peta tersebut yaitu penggabungan dari peta bahaya kebakaran hutan dengan peta pemicu kebakaran hutan. Peta bahaya kebakaran hutan sendiri tersusun dari parameter curah hujan, suhu permukaan tanah, dan penggunaan lahan. Dimana peta tersebut dapat memberikan informasi mengenai wilayah kawasan hutan yang mempunyai bakat secara alami untuk terjadi kebakaran hutan kebakaran hutan yang terjadi akibat dari gesekan ranting. Peta bahaya kebakaran tersebut pada tahap pemrosesan diberikan skor pada tiap parameter penyusunnya. Dimana tiap parameter tersebut diberikan bobot yang menunjukan tinggi rendahnya pengaruh parameter tersebut terhadap terjadinya kebakaran hutan. Peta penyusun selanjutnya untuk membuat peta rawan kebakaran hutan yaitu peta pemicu kebakaran hutan. Peta pemicu rawan kebakaran hutan dapat dikatakan peta yang menunjukan hubungan antara interaksi manusia sosial dengan hutan yang berdampak pada kebakaran hutan. Peta tersebut tersusun dari data jalan atau aksesibilitas menuju hutan yang diproses terlebih dahulu menggunakan buffer analysist. Data tersebut selanjutnya diberikan skoring serta bobot selanjutnya barulah dilakukan overlay antara peta bahaya kebakaran hutan dengan peta pemicu kebakaran hutan. Hasil overlay tersebutlah yang menjadi peta rawan kebakaran hutan. Analisis arah kebakaran hutan pada dasarnya dapat diketahui dengan melihat arah pergerakan angin di kawasan hutan tersebut. Agar arah pergerakan angin dapat dipetakan dengan baik maka dilakukan pendekatan melalui suhu permukaan tanah. Dimana konsep pemikirannya dapat melihat dari sifat angin yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Daerah bertekanan rendah cenderung memiliki suhu permukaan yang lebih panas dari daerah sekitarnya sedangkan daerah bertekanan tinggi cenderung memiliki suhu

Dokumen yang terkait

ANALISIS SPASIAL POPULASI Acacia nilotica (L.) Delile Di SAVANA ALAS MALANG, KARANGTEKOK, TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR

0 4 13

INVENTARISASI ORTHOPTERA DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR

4 19 53

Pemantauan Perubahan Penutupan Lahan Akibat Kebakaran Hutan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Satelit dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di wilayah Taman NasionalBerbak-Jambi dan Sekitarnya)

0 7 49

Kajian Daerah Penangkapan Ikan dan Budidaya Laut Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Wilayah Kabupaten Situbondo

0 9 163

PENDAHULUAN Analisis Spasial Penentuan Lokasi Jalan Tol Di Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis.

12 33 38

PEMODELAN SPASIAL ARAH PENYEBARAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Si

1 13 15

PEMODELAN SPASIAL ARAH PENYEBARAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Si

0 2 11

TINGKAT KERENTANAN BANJIR DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tingkat Kerentanan Banjir Dengan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Daerah Aliran Sungai Juwana Di Kabupaten Pati Jawa Tengah.

0 1 13

ESTIMASI DISTRIBUSI SPASIAL KEKERINGAN LAHAN DI KABUPATEN TUBAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 6

PEMODELAN SPASIAL BANJIR LUAPAN SUNGAI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN PENGINDERAAN JAUH DI DAS BODRI PROVINSI JAWA TENGAH Nugraha Saputro nggonzales9gmail.com Taufik Heri Purwanto taufik_hpyahoo.com Abstract - PEMODELAN SPASIAL BANJIR LUAPAN S

0 0 9