Citra Landsat 8 Piranti Lunak Envi 4.5

mengamati karakteristik spektral obyek terhadap masing-masing panjang gelombang yang digunakan yang tergambar pada citra. d. Sensor Tenaga yang datang dari obyek di permukaan bumi diterima dan direkam oleh sensor. Tiap sensor mempunyai kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk menyajikan gambaran obyek terkecil disebut resolusi spasial yang menunjukkan kualitas sensor. e. Perolehan Data Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan interpretasi visual, dan dapat pula secara digital yaitu dengan menggunakan komputer. f. Pengguna Data Pengguna data merupakan komponen penting dalam penginderaan jauh. Kerincian dan kesesuaiannya terhadap kebutuhan pengguna sangat menentukan diterima tidaknya data penginderaan jauh oleh para penggunanya. Data penginderaan jauh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan citra Landsat 8 serta dalam pengolahannya menggunakan salah satu software atau piranti lunak untuk pengolahan citra yaitu Envi 4.5. Dimana citra satelit serta software pengolahan citra tersebut mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

1.5.10.1 Citra Landsat 8

Satelit Landsat-8 diluncurkan oleh NASA pada tanggal 11 Februari 2013 bertempat di Vandenberg Air Force Base, California. Satelit dengan resolusi radiometrik 16 bit ini terbang dengan ketinggian 705 km dari permukaan bumi yang mampu mengorbit bumi setiap 99 menit dan merekam daerah yang sama setiap 16 hari resolusi temporal. Landsat 8 memiliki area scan seluas 170 km x 183 km. Dibandingkan dengan versi-versi sebelumnya, landsat 8 memiliki beberapa keunggulan khususnya terkait spesifikasi band yang dimiliki maupun panjang rentang spektrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap. Sebagaimana telah diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar, yaitu Red, Green dan Blue RGB. Dengan makin banyaknya band sebagai penyusun RGB komposit, maka warna-warna obyek menjadi lebih bervariasi. Hal ini di karenakan Landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational Land Imager OLI dan Thermal Infrared Sensor TIRS dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah. Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal band 1-9 berada pada OLI dan 2 lainnya band 10 dan 11 pada TIRS United States Geological Survey 2015. Tabel 1.1 Spesifikasi Band pada Citra Landsat 8 Bands Wavelength micrometers Resolution meters Band 1 – Coastal aerosol 0,43 – 0,45 30 Band 2 – Blue 0,45 – 0,51 30 Band 3 – Green 0,53 – 0,59 30 Band 4 – Red 0,64 – 0,67 30 Band 5 – Near Infrared NIR 0,85 – 0,88 30 Band 6 – SWIR 1 1,57 – 1,65 30 Band 7 – SWIR 2 2,11 – 2,29 30 Band 8 – Panchromatic 0,50 – 0,68 15 Band 9 – Cirrus 1,36 – 1,38 30 Band 10 – Thermal Infrared TIRS 1 10,60 – 11,19 100 Band 11 – Thermal Infrared TIRS 2 11,50 – 12,51 100

1.5.10.2 Piranti Lunak Envi 4.5

ENVI The Environment For Visualizing Images merupakan suatu image processing system yang revolusioner yang dibuat oleh Research System Inc RSI. Dari permulaannya ENVI dirancang untuk kebutuhan yang banyak dan spesifik untuk mereka yang secara teratur menggunakan data penginderaan jauh dari satelit dan pesawat terbang. ENVI menyediakan data visualisasi yang menyuluruh dan analisis untuk citra dalam berbagai ukuran dan tipe, semuanya Sumber: United States Geological Survey 2015 dalam suatu lingkungan yang mudah dioperasikan dan inovatif untuk digunakan. ENVI menggunakan Graphical User Interface GUI. ENVI menggunakan format data raster dan Ascii text sebagai header file. Data raster disimpan sebagai binary stream of bytes berupa format Band Sequential BSQ, Band Interleaved by Pixel BIP dan Band Interleaved by Line BIL. ENVI juga mendukung berbagai tipe format lainnya seperti : byte, integer, long integer, floating-point, double-precision, complex dan double-precision complex. ENVI memiliki tiga jendela utama yaitu The Main Display Window yaitu untuk menampilkan semua tampilan citra dalarn full resolution yang dibatasi oleh kotak pada scroll, The Scroll Window yaitu untuk menampilkan seluruh citra pada file, dan The Zoom Window yaitu untuk menampilkan perbesaran dari main display window yang dibatasi oleh kotak pada window Fauzi 2005. 1.5.11 Sistem Informasi Geografis SIG ialah suatu sistem yang tersusun dari tahapan input, proses, dan output dimana dalam pengoprasiaannya menggunakan komputer serta seluruh datanya memiliki koordinat agar sesuai posisi realita di lapangan. Input dalam SIG merupakan data yang menjadi bahan untuk tahap pemrosesan. Dimana data dalam SIG berupa data vektor yang terbagi menjadi tiga macam yaitu: point, line, dan polygon. Data point berfungsi untuk menunjukkan lokasi atau objek dalam bentuk titik seperti objek pasar, sekolah, tempat wisata dan lain-lain. Selanjutnya untuk data line berfungsi untuk menggambarkan objek dalam bentuk garis seperti contoh: sungai, jalan, kontur, dan lain-lain. Sedangkan untuk data polygon berfungsi untuk menggambarkan objek dalam bentuk area yang memiliki informasi luasan dan keliling seperti contoh: permukiman, kawasan hutan, persawahan, dan lain-lain. Tahap pemrosesan pada SIG merupakan tahap pengolahan data untuk mencapai tujuan dari aplikasi SIG itu sendiri Hery Purwanto 2012. Dalam tahap ini data diolah menggunakan berbagai macam tool seperti: overlay, buffer, merge, dissolve, dan lainnya. Tahap terakhir dalam SIG ialah output yang merupakan tahap dalam penyajian peta. Dimana seluruh hasil pada tahap pemrosesan disajikan semenarik mungkin sesuai dengan ilmu kartografi untuk di jadikan sebuah peta yang memiliki informasi agar dapat mempermudah pembaca peta dalam mencari informasi. Dalam penelitian ini menggunakan salah satu software SIG dari ESRI yaitu Arcgis 10.1 untuk pengolahan data spasial agar menjadi sebuah peta. Dimana spesifikasi dari software atau piranti lunak tersebut tertera sebagai berikut:

1.5.11.1 Piranti Lunak Arcgis Dekstop

Dokumen yang terkait

ANALISIS SPASIAL POPULASI Acacia nilotica (L.) Delile Di SAVANA ALAS MALANG, KARANGTEKOK, TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR

0 4 13

INVENTARISASI ORTHOPTERA DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR

4 19 53

Pemantauan Perubahan Penutupan Lahan Akibat Kebakaran Hutan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Satelit dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di wilayah Taman NasionalBerbak-Jambi dan Sekitarnya)

0 7 49

Kajian Daerah Penangkapan Ikan dan Budidaya Laut Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Wilayah Kabupaten Situbondo

0 9 163

PENDAHULUAN Analisis Spasial Penentuan Lokasi Jalan Tol Di Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis.

12 33 38

PEMODELAN SPASIAL ARAH PENYEBARAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Si

1 13 15

PEMODELAN SPASIAL ARAH PENYEBARAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Si

0 2 11

TINGKAT KERENTANAN BANJIR DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tingkat Kerentanan Banjir Dengan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Daerah Aliran Sungai Juwana Di Kabupaten Pati Jawa Tengah.

0 1 13

ESTIMASI DISTRIBUSI SPASIAL KEKERINGAN LAHAN DI KABUPATEN TUBAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 6

PEMODELAN SPASIAL BANJIR LUAPAN SUNGAI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN PENGINDERAAN JAUH DI DAS BODRI PROVINSI JAWA TENGAH Nugraha Saputro nggonzales9gmail.com Taufik Heri Purwanto taufik_hpyahoo.com Abstract - PEMODELAN SPASIAL BANJIR LUAPAN S

0 0 9