1.7 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis data sekunder. Dimana metode analisis data sekunder sendiri merupakan analisis data
survei yang telah tersedia. Analisis ini mencakup interpretasi, kesimpulan atau tambahan pengetahuan dalam bentuk lain. Hal ini ditunjukkan melalui hasil
penelitian pertama secara menyeluruh. Analisis bentuk ini merupakan analisis ulang atau re-analyst dalam bentuk atau sudut pandang berbeda dari laporan
pertama Thomas 1996, hal 42 dalam A Safril 2012. Pemilihan metode analisis data sekunder dalam penelitian ini didasarkan pada tema kajian yang membahas
tentang kejadian yang telah berlalu. Hal tersebut dimaksudkan mengenai waktu kajian dalam penelitian ini merupakan waktu kajian yang telah berlalu yaitu di
bulan Oktober tahun 2014. Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan survei lapangan atau pengambilan sensus dalam metode penelitian ini karena hasil dari
penelitian ini berkaitan dengan waktu penelitian tersebut. Oleh sebab itulah dalam penelitian ini pengambilan jenis metode penelitian tersebut dirasa tepat sebagai
dasar analisis dalam penelitian ini mengingat kondisi waktu tema kajian penelitian tersebut. Alur dari metode penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:
1.7.1 Pemilihan Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Kawasan Hutan Taman Nasional Baluran dimana pemilihan lokasi tersebut berdasarkan record kebakaran
hutan yang sering terjadi disetiap tahun. Adanya fakta tersebut memberikan dorongan bagi peneliti untuk mengkaji arah kebakaran hutan yang mungkin
terjadi di daerah tersebut dengan menggunakan teknologi Penginderaan Jauh dan SIG. TN Baluran sendiri merupakan kawasan hutan yang memiliki luasan kurang
lebih 26.159 ha yang didominasi oleh penutup lahan seperti semak belukar dan savana TN Baluran 2007. Mengingat hal tersebut tidaklah mustahil sering
terjadi kebakaran hutan di kawasan konservasi ini. Selain itu, dengan jenis penutup lahan di kawasan hutan tersebut yang mudah terbakar serta diperparah
dengan tidak adanya dukungan untuk pemantauan atau pengawasan yang memadai menyebabkan pencegahan kebakaran hutan tidak dapat dilakukan
dengan maksimal. Kondisi yang demikian turut didukung dengan kondisi sosial masyarakatnya yang belum memiliki rasa kepedulian dengan lingkungan hutan
disekitar tempat tinggalnya. Kondisi inilah yang mampu memicu terjadinya kebakaran hutan akibat dari interaksi manusia dengan hutan baik disengaja
maupun tidak disengaja. Pemilihan lokasi penelitian di daerah ini juga berdasarkan kondisi angin yang cukup kencang mengingat letak TN Baluran yang
berada di pantai utara Pulau Jawa yang mampu mempengaruhi arah penyebaran kebakaran hutan di daerah tersebut. Luasan hutan yang cukup luas di TN Baluran
dapat dipantau secara efektik dengan teknologi Penginderaan Jauh dan dianalisis bagaimana kebakaran hutan terjadi dengan teknologi SIG. Adanya hal tersebut
diharapkan mampu menekan terjadinya kebakaran hutan di TN Baluran dengan melakukan usaha pencegahan yang efektif sejak awal.
1.7.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan beberapa metode seperti: download, interpretasi,
dan permohonan data ke instansi terkait. Metode download sendiri merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data sekunder yang meliputi data citra satelit
landsat 8 dan data curah hujan. Citra satelit landsat 8 didapatkan dari website milik pemerintah Amerika dari badan Geological Survey dengan link alamat
http:earthexplorer.usgs.gov. Selain citra landsat 8 yang didapatkan dengan cara download data curah hujan juga diperoleh dengan cara yang sama. Dimana data
curah hujan didapat dari website milik IRI atau International Research Institute yang merupakan badan studi milik Universitas Columbia dengan link alamat
http:iri.columbia.edumaproomfire. Metode lain yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode permohonan data ke instansi
terkait. Dimana teknis pelaksanaannya dilakukan dengan bantuan surat resmi dari fakultas yang ditujukan untuk instansi terkait sebagai syarat dalam permohonan
data. Instansi tersebut ialah Balai Pemantapan Kawasan Hutan. Data sekunder yang dikumpulkan dari metode tersebut meliputi data penggunaan lahan dan peta
dasar digital wilayah TN Baluran. Metode selanjutnya yaitu metode interpretasi
dimana metode tersebut digunakan untuk mendapatkan data penggunaan lahan yang up to date sesuai waktu penelitian dengan memanfaatkan citra landsat 8
serta mengacu pada data penggunaan lahan dari instansi terkait. Dimana secara teknisnya interpretasi digunakan untuk validasi data serta untuk memberikan up
date dari data penggunaan lahan yang ada. Hal tersebut dilakukan agar data penggunaan lahan dalam penelitian ini menjadi data yang terbaru dan berkualitas.
1.7.3 Metode Analisis Data