Uji Penghambatan dan Pengendalian Serangan R. microporus Secara in vivo Pengamatan Intensitas Serangan dan Luas Serangan JAP pada Bibit Tanaman Karet

Gambar 3.5.1 Metode pengukuran zona hambat bakteri terhadap koloni jamur patogen; A. koloni jamur, B. zona hambat bakteri terhadap koloni jamur, C. Titik tengah jamur diletakkan, D. Koloni bakteri, X. diameter koloni jamur yang terhambat, Y Diameter koloni jamur normal Suryanto 2006.

3.6 Pengamatan Abnormalitas Hifa R. microporus

Pengamatan abnormalitas hifa R. microporus dilakukan dengan dua cara yaitu secara makroskopis dengan melihat kenampakan koloni dan mikroskopis. Pengamatan secara makroskopis dilakukan dengan cara melihat zonaluas pertumbuhan hifa jamur patogen. Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan cara mengamati ujung hifa pada daerah zona hambat R. microporus Suryanto et al. 2012. Ujung hifa R. microporus pada media MGMK dipotong berbentuk kotak block square, kemudian diletakkan pada gelas objek. Abnormalitas pertumbuhan hifa fungi patogen diamati, berupa pembengkokan ujung hifa, hifa pecah, hifa berbelah, hifa bercabang, hifa lisis dan hifa tumbuh kerdil Lorito et al. 1992.

3.6 Uji Penghambatan dan Pengendalian Serangan R. microporus Secara in vivo

Biakan bakteri ditumbuhkan pada media MGMK dan diinkubasi selama ± 2 hari pada suhu ruang ± 28-30° C. Selanjutnya biakan bakteri diambil menggunakan jarum ose dan diinokulasikan ke dalam tabung reaksi berisi 10 ml akuades steril. Suspensi dihomogenkan dengan vortex dan diukur kerapatan sel sampai mencapai ≈ 10 8 selml. Universitas Sumatera Utara Bibit karet yang digunakan ialah bibit yang berumur 3-4 bulan. Bibit karet dipindahkan ke dalam polybag yang berukuran 17 x 35 cm. Pengujian in vivo dilakukan dengan 2 cara yaitu aplikasi isolat bakteri kitinolitik satu hari setelah pemberian inokulum patogen dan 30 hari setelah pemberian inokulum patogen. Potongan akar tanaman karet yang sudah terserang JAP dan sudah dipenuhi hifa R. microporus diletakkan pada media tanam dengan jarak tanam ± 5 cm dari bibit tanaman karet. Sebanyak 10 ml suspensi bakteri kitinolitik dengan kerapatan ≈ 10 8 selml disiram pada permukaan tanah hingga merata. Pengamatan Dilakukan setiap 7 hari sekali selama 60 hari dimulai dari hari ketujuh setelah inokulasi jamur patogen.

3.7 Pengamatan Intensitas Serangan dan Luas Serangan JAP pada Bibit Tanaman Karet

Parameter yang diamati yaitu intensitas serangan dan luas serangan R. microporus . Pengamatan intensitas serangan dilakukan dengan mengamati gejala di atas permukaan tanah dengan mengamati kondisi leher akar. Pengamatan intensitas serangan di bawah tanah dilakukan sekali yaitu pada akhir penelitian 60 hari setelah aplikasi. Pengamatan dilakukan dengan cara membongkar tanah pada tanaman karet, intensitas serangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Townsend Heuberger 1963 sebagai berikut: I = x Z N n x v  x 100 Keterangan: I = intensitas serangan n = jumlah tanaman dari berbagai kategori serangan skala 1, 2, 3 dan 4 N = jumlah akar tanaman yang diamati Z = nilai skoring tertinggi v = nilai skoring serangan penyakit tiap individu tanaman Nilai kategori serangan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara = tanaman sehat, akar tanaman bebas patogen 1 = permukaan akar tanaman telah ditumbuhi hifa jamur 2 = kulit akar tanaman telah terinfeksi, dan terjadi perubahan warna pada kulit akar 3 = bagian kulit dan akar tanaman telah terinfeksi oleh patogen 4 = tanaman hampir mati atau mati karena jaringan akar tanaman telah membusuk. Luas serangan jamur ditentukan dengan rumus: A = N n x 100 Keterangan: A = luas serangan n = jumlah tanaman yang terserang spesies patogen N = jumlah seluruh tanaman yang diamati

3.8 Reisolasi Jamur Patogen dan Bakteri Kitinolitik